Era Bank Digital Mulai Matang, Superbank Klaim Catat Laba Rp 80,9 Miliar pada Kuartal III 2025
- Di tengah persaingan ketat bank digital dan fintech di Indonesia, Superbank mengklaim bahwa bisnis bank digital tak lagi sebatas 'bakar uang' untuk akuisisi pengguna.
PT Super Bank Indonesia, yang didukung Grab, Emtek, Singtel, dan KakaoBank dalam laporan keuangan terbarunya menyebut kalau mereka berhasil mencatatkan laba sebelum pajak Rp 80,9 miliar pada Kuartal III 2025.
Capaian ini diyakini menjadi bukti bahwa model digital-first banking mulai matang dan bertransformasi menjadi bisnis yang berkelanjutan di tengah gempuran layanan keuangan digital lainnya seperti OVO, DANA, dan Bank Jago.
Dalam beberapa tahun terakhir, peta persaingan perbankan digital di Indonesia kian dinamis. Sejumlah pemain besar berupaya menyeimbangkan antara ekspansi agresif dan profitabilitas, sementara sebagian lainnya masih berjuang menekan biaya akuisisi nasabah.
Di tengah tren itu, Superbank tampil menonjol berkat strategi integrasi ekosistem digital yang kuat, terutama dengan Grab dan OVO, yang memungkinkan bank ini memanfaatkan basis pengguna besar secara efisien tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Sepanjang Januari–September 2025, Superbank mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih 176 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 1,1 triliun. Sejak meluncurkan aplikasi digital pada Juni 2024, bank ini telah mengantongi lebih dari 5 juta nasabah aktif, memperlihatkan tingkat adopsi dan kepercayaan publik yang terus meningkat terhadap layanan keuangan berbasis teknologi.
"Kinerja kuat hingga kuartal ketiga menunjukkan fundamental bisnis digital Superbank yang semakin kokoh," ujar Tigor M. Siahaan, Presiden Direktur Superbank melalui keterangannya, Senin (27/10).
"Didukung oleh integrasi dengan Grab dan OVO, kami membuktikan bahwa pendekatan digital-first mampu menghadirkan pertumbuhan sehat sekaligus layanan yang aman dan mudah diakses," lanjutnya.
Momentum pertumbuhan Superbank didorong oleh ekspansi kredit dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bank digital. Hingga Kuartal III 2025, penyaluran kredit mencapai Rp9,04 triliun, tumbuh 84 persen YoY, terutama dari pembiayaan ritel dan produktif.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 203 persen YoY menjadi Rp 9,8 triliun, menandakan bahwa masyarakat semakin nyaman menabung dan bertransaksi di platform digital. Total aset pun naik 70 persen YoY menjadi Rp 16,5 triliun, menegaskan kemampuan Superbank memperluas pembiayaan secara sehat dan bertanggung jawab.
Kolaborasi dengan ekosistem besar seperti Grab dan OVO menjadi katalis utama dalam memperluas akses keuangan digital, terutama untuk segmen underbanked seperti pekerja informal dan pelaku UMKM yang selama ini sulit menjangkau layanan perbankan konvensional.
Superbank juga berhasil menjaga efisiensi dan manajemen risiko secara disiplin. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 92 persen, menunjukkan keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan pendanaan.
Efisiensi meningkat tajam dengan Cost to Income Ratio (CIR) turun dari 149,65 persen menjadi 70,14 persen sementara Net Interest Margin (NIM) menguat menjadi 10,64 persen. Kualitas aset tetap terjaga dengan NPL Gross 2,83 persen dan NPL Net 1,21 persen, mencerminkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit.
Tag: #bank #digital #mulai #matang #superbank #klaim #catat #laba #miliar #pada #kuartal #2025