RI Keseringan Ekspor Barang Murah, Menperin: Harus Ubah Jadi Produk Bernilai Tinggi
- Indonesia dinilai terlalu lama bergantung pada ekspor barang mentah dengan nilai tambah yang rendah. Kondisi ini membuat kekayaan sumber daya alam (SDA) belum memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, saat rapat kerja (raker) Kementerian Perindustrian, Senin (27/10/2025).
Untuk mengubahnya, Agus mencatat industrialisasi menjadi jalan utama untuk keluar dari jebakan ekspor komoditas mentah dan membangun ekonomi bernilai tambah tinggi.
“Selama ini kita ketahui sudah terlalu lama kita menjadi eksportir barang rendah dengan nilai tambahan yang rendah. Bahkan tidak ada nilai atas sama sekali, maka industrialisasi adalah jalan untuk mengubah kekayaan alam menjadi produk-produk bernilai tinggi yang akan memberi manfaat besar bagi rakyat,” ujar Agus.
Untuk mewujudkan transformasi tersebut, Kementerian Perindustrian tengah mendorong penerapan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN). Strategi ini bertumpu pada empat pola pikir utama yang menjadi fondasi bagi arah pembangunan industri Indonesia menuju 2045.
Pertama, industrialisasi Indonesia harus berbasis pada sumber daya alam yang menjadi keunggulan komparatif nasional. Menurut Agus, Indonesia memiliki potensi besar pada sektor agro, mineral, dan gas yang bisa dikembangkan menjadi produk hilir bernilai tinggi.
Contohnya, industrialisasi nikel menjadi baterai, kelapa sawit menjadi oleokimia dan biodiesel, serta batu bara menjadi gasifikasi.
“Ini merupakan contoh nyata bagaimana industrialisasi bisa mengubah wajah perekonomian suatu bangsa,” paparnya.
Kedua, pentingnya membangun ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Industrialisasi tidak boleh berjalan secara parsial. Pemerintah perlu membangun klaster industri dan wilayah pusat pertumbuhan yang dapat menghubungkan potensi desa sebagai penghasil bahan baku dengan pusat-pusat industri.
Dengan demikian, kegiatan industri dapat memberikan dampak ekonomi yang inklusif hingga ke masyarakat akar rumput.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sebagai bagian dari ekosistem industri. Tanpa tenaga kerja terampil, industri tidak akan mampu berkembang, apalagi bersaing secara global.
Ketiga penguasaan teknologi industri. Menperin menilai Indonesia harus segera keluar dari jebakan penggunaan teknologi yang bersifat pasif dan bergantung pada pihak luar. Digitalisasi, kecerdasan buatan (AI), hingga teknologi strategis seperti carbon capture harus dikuasai dan diterapkan dalam proses produksi.
“Penguasaan teknologi bukan hanya untuk efisiensi, tetapi juga untuk menciptakan nilai tambah baru yang lebih tinggi,” beber Agus.
Keempat, menekankan pentingnya pembangunan industri yang berkelanjutan. Industrialisasi tidak boleh mengorbankan lingkungan maupun budaya bangsa. Ia menegaskan pentingnya penerapan industri hijau dan ekonomi sirkular agar pertumbuhan industri dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan ekonomi dan sosial.
“Kita harus membangun industri hijau, ekonomi sirkular dan memastikan bahwa pertumbuhan industri bisa selaras dengan berkelanjutan ekonomi, selaras dengan berkelanjutan ekonomi,” katanya.
Tag: #keseringan #ekspor #barang #murah #menperin #harus #ubah #jadi #produk #bernilai #tinggi