GMFI Cetak Laporan Mentereng, Rights Issue Jadi Momentum Bangkit?
PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia Tbk.
11:20
25 Oktober 2025

GMFI Cetak Laporan Mentereng, Rights Issue Jadi Momentum Bangkit?

Baca 10 detik
  • GMFI terima lahan Rp5,66 T dari Angkasa Pura.

  • Inbreng ini ubah ekuitas minus jadi positif.

  • Memperkuat modal untuk ekspansi bisnis MRO global.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) telah menuntaskan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan keputusan strategis yang menjadi babak baru bagi perusahaan.

Dalam rapat tersebut, para pemegang saham memberikan persetujuan untuk pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) serta perubahan pada Anggaran Dasar Perseroan.

Keputusan krusial dari RUPSLB adalah persetujuan atas penyetoran modal non-tunai atau inbreng yang berasal dari PT Angkasa Pura Indonesia (API).

Aset yang disetorkan berupa lahan seluas 972.123 meter persegi yang berlokasi di kawasan vital Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, mengonfirmasi bahwa nilai strategis lahan tersebut sangat besar.

“Lahan itu mencakup area operasional utama GMFI dari Hanggar 1 hingga Hanggar 4, dengan nilai mencapai Rp5,66 triliun,” ungkap Andi dalam keterangan pers, Jumat (24/10/2025).

Langkah korporasi ini merupakan bagian integral dari upaya restrukturisasi besar-besaran di tubuh Garuda Indonesia Group.

Dengan adanya inbreng ini, posisi ekuitas GMFI diprediksi mengalami perubahan drastis, dari sebelumnya tercatat minus US$248,99 juta menjadi positif US$102,87 juta.

Andi Fahrurrozi menekankan bahwa aksi ini bukan sekadar pemulihan neraca.

“Aksi korporasi ini bukan sekadar langkah finansial, tetapi pondasi strategis agar GMFI dapat bergerak lebih lincah dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan memiliki aset strategis sendiri dan struktur permodalan yang jauh lebih kuat, GMFI kini memiliki landasan untuk memperluas kapasitas bisnisnya, meningkatkan kemandirian operasional, dan memantapkan posisinya sebagai penyedia jasa Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) terintegrasi yang diakui secara global.

Dana yang diperoleh dari PMHMETD ini direncanakan akan digunakan untuk memperkuat modal kerja, menjamin standar keselamatan dan kualitas layanan tetap terjaga, serta pada akhirnya, meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Selain memperkuat permodalan, sinergi dengan Angkasa Pura (API) dinilai GMFI membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dalam ekosistem aviasi nasional.

“GMFI siap melangkah ke fase baru transformasi korporasi yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang,” tambah Andi.

Komitmen ini didukung oleh kinerja yang solid. Hingga akhir September 2025, GMFI telah melampaui target pendapatan, mencapai sekitar US$307,13 juta (sekitar Rp5,09 triliun), yang merupakan lebih dari 100% target di bulan tersebut.

Laba bersih perusahaan juga mencatatkan angka impresif, mencapai US$20 juta (Rp332,08 miliar), hampir menyentuh target laba akhir tahun 2025 sebesar US$27 juta.

RUPSLB yang menyetujui keputusan besar ini dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 92,64 persen dari total saham yang telah dikeluarkan, memastikan kuorum telah terpenuhi. Saat ini, harga saham GMFI terpantau berada pada level 103,00.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #gmfi #cetak #laporan #mentereng #rights #issue #jadi #momentum #bangkit

KOMENTAR