



Target 82,9 Juta Penerima MBG Molor, Zulhas: Terealisasi Maret 2025
- Pemerintah memperkirakan target 82,9 juta penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) belum bisa terealisasi di akhir 2025, sejak program sosial itu diluncurkan Januari tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan alias Zulhas, mengatakan realisasi penuh 82,9 juta penerima MBG baru bisa terimplementasikan hingga Maret 2026. Saat ini penerima MBG baru mencapai 36 juta orang.
“Karena itu tahun ini target 82,9 juta dengan 33.000 SPPG atau dapur. Sekarang tadi Bapak Presiden sudah menyampaikan baru 36 juta lebih dengan SPPG-nya 12.000 sekian,” ujar Zulhas di KompasTV terkait satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025).
Skala program yang sangat besar membuat pelaksanaannya tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Artinya pemerintah memerlukan tambahan waktu agar bisa menyasar 82,8 juta penerima.
“Kemungkinan untuk mencapai 82,9 itu tentu perlu waktu tambahan. Saya perkirakan sampai Maret tahun depan,” paparnya.
Pemerintah sendiri telah menyiapkan tambahan anggaran besar untuk mempercepat realisasi MBG. Untuk 2026, total dana yang dikucurkan mencapai Rp 335 triliun.
Oleh karena itu, tahun depan Rp 335 triliun anggarannya, tahun ini dari Rp 71 triliun, ditambah lagi Rp 100 triliun sekian, tapi yang Rp 71 triliun diperkirakan tidak akan mampu dibelanjakan karena tadi itu suatu yang luar biasa,” beber Zulhas.
Menururnya, kendala utama bukan terletak pada niat atau kemampuan fiskal, melainkan pada kesiapan sistem dan organisasi di lapangan.
“Tadi saya di pengantar sudah menyampaikan ini suatu yang mendasar, besar, berdampak luas, tentu tidak mudah. Kan harus ada reformasi di bidangnya, kemudian mesti banyak agen-agen perubahannya, organisasinya mesti ditata, tentu perlu waktu,” lanjutnya.
Lebih jauh, Menko Pangan menjelaskan bahwa seluruh langkah pelaksanaan MBG telah melalui proses kajian panjang, sebelum akhirnya diputuskan pemerintah. Keputusan yang diambil bukan bersifat spontan, melainkan hasil dari berbagai pertimbangan yang telah dilakukan lebih dari satu tahun.
Pemerintah juga telah menimbang berbagai opsi dan memilih cara yang dinilai paling tepat, serta realistis untuk diterapkan.
Ia juga menyoroti kondisi daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terpencil yang memiliki karakteristik berbeda. Di wilayah seperti itu, jumlah penerima di setiap dapur atau SPPG tidak bisa diseragamkan menjadi 3.000 orang per dapur, melainkan bisa lebih sedikit, sekitar 2.000, 1.500, bahkan 500 penerima.
Hal tersebut, kata Zulhas, akan terus dievaluasi agar program tetap berjalan efektif tanpa mengorbankan akses masyarakat di wilayah sulit.
Selain itu, Zulhas menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan MBG, terutama untuk menjamin keamanan pangan bagi anak-anak. Presiden Prabowo dalam pidatonya menegaskan bahwa keberhasilan program bukan soal angka semata, melainkan soal keselamatan penerima manfaat.
Untuk itu, pemerintah akan memperkuat sistem pengawasan dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), hingga pemerintah daerah (Pemda). Pengawasan akan dijalankan oleh tenaga kesehatan di lapangan bersama aparat daerah, termasuk gubernur, bupati/wali kota, hingga perangkat desa.
Jika muncul kasus seperti keracunan, penanganannya akan langsung melibatkan Dinas Kesehatan dan pusat pemantauan masyarakat.
Zulhas juga mengakui bahwa tata kelola program masih perlu disempurnakan. Karena lembaga pelaksana MBG tergolong baru, dibutuhkan reformasi organisasi dan pembentukan agen-agen perubahan yang memiliki visi dan semangat yang sama.
Ia menegaskan dirinya akan memimpin proses koordinasi bersama Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet untuk merumuskan tata kelola baru yang lebih tertib, transparan, dan efektif, dengan belajar dari pengalaman pelaksanaan program selama ini.
Tag: #target #juta #penerima #molor #zulhas #terealisasi #maret #2025