Transformasi Lahan Tambang di Kaltim Jadi Studi Delegasi Internasional
Ilustrasi tambang. (SHUTTERSTOCK/PARILOV)
22:44
20 Oktober 2025

Transformasi Lahan Tambang di Kaltim Jadi Studi Delegasi Internasional

Lahan bekas tambang batu bara di Desa Jonggon Jaya, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menjadi lokasi studi lapangan penerapan ekonomi sirkular dalam kunjungan delegasi internasional International Climate Initiative – Just Energy Transition (IKI–JET).

Kawasan pascatambang yang dikelola oleh PT Multi Harapan Utama (MHU), bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), dikunjungi oleh lebih dari 40 peserta dari sembilan negara, termasuk Chile, Kolombia, Mongolia, dan Afrika Selatan.

“Transisi energi yang adil bukan hanya tentang beralih dari energi fosil ke energi baru, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat. Keberhasilan transisi diukur dari seberapa banyak kehidupan yang bisa dibangun kembali dalam prosesnya,” kata Aris Subagyo, Kepala Teknik Tambang MHU dalam siaran pers, Selasa (20/10/2025).

Ilustrasi tambang.Freepik/wirestock Ilustrasi tambang.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Capacity Development Program for Coal Regions in Transition yang diinisiasi oleh GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit).

Fokus utama kunjungan adalah melihat langsung bagaimana lahan bekas tambang direklamasi dan dimanfaatkan kembali sebagai area produksi dan pelatihan berbasis prinsip ekonomi sirkular.

Salah satu praktik ekonomi sirkular yang ditunjukkan adalah produksi pupuk organik “Biomasta” dari limbah kotoran sapi yang dikembangkan di Jayatama Miniranch.

Pupuk ini kemudian digunakan untuk budidaya sereh wangi di lahan bekas tambang yang sebelumnya tidak produktif.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara MHU, PT Bramasta Sakti, dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani).

Kajian dampak terhadap produktivitas tanah masih berlangsung, tetapi inisiatif ini menjadi contoh penerapan rantai pasok tertutup di kawasan pascatambang.

Ilustrasi tambang. Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth.PIXABAY/MARTINA JANOCHOVA Ilustrasi tambang. Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth.

Selain aspek lingkungan, pemanfaatan kembali lahan juga diarahkan pada diversifikasi ekonomi masyarakat pascatambang.

BUMDes Sungai Payang, misalnya, berkembang menjadi entitas bisnis di sektor logistik, katering, dan konstruksi dengan omzet Rp 19 miliar pada 2024.

BUMDes ini juga menjalankan program CSR mandiri sejak 2020 dan mempekerjakan lebih dari 200 orang.

Sementara di Desa Lung Anai, kelompok perempuan adat Dayak Kenyah memproduksi cokelat olahan dari biji kakao lokal melalui unit usaha Rumah Cokelat Lung Anai.

Produksi dilakukan secara mandiri dan menyasar pasar konsumen dalam dan luar daerah.

Menurut GIZ, pendekatan ini menjadi salah satu studi kasus penting untuk negara-negara penghasil batu bara yang tengah menghadapi tantangan transisi energi.

“Program pascatambang MHU memberikan gambaran bagaimana pendekatan ekonomi sirkular bisa diterapkan dalam konteks rehabilitasi tambang, dengan melibatkan masyarakat lokal dan memanfaatkan sumber daya yang ada,” kata Ade Cahyat, perwakilan GIZ Indonesia/ASEAN.

Tag:  #transformasi #lahan #tambang #kaltim #jadi #studi #delegasi #internasional

KOMENTAR