



Di Tengah Krisis Energi Dunia, Otomasi Jadi Tameng Baru Ketahanan Listrik Global
-
Otomasi jaringan penting jaga stabilitas energi hadapi tantangan global.
-
Hitachi Energy dominasi pasar otomasi jaringan global berkat portofolio lengkap.
-
Teknologi Hitachi Energy ubah sistem konvensional menjadi smart grid tangguh.
Ketahanan energi global kini menghadapi tantangan besar di tengah perubahan iklim ekstrem dan ketegangan geopolitik yang mengganggu pasokan listrik di banyak negara.
Di saat banyak utilitas listrik berjuang menjaga stabilitas jaringan, teknologi otomasi muncul sebagai solusi penting untuk memastikan sistem kelistrikan tetap tangguh, efisien, dan berkelanjutan.
Perusahaan teknologi energi global Hitachi Energy menegaskan dominasinya di pasar otomasi jaringan dunia, berdasarkan laporan terbaru “Grid Automation Global Market Study 2024–2029” yang dirilis oleh lembaga riset independen ARC Advisory Group.
![Ilustrasi listrik. [Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/07/27359-ilustrasi-listrik.jpg)
Dalam laporan tersebut, Hitachi Energy dinilai unggul berkat portofolio lengkap yang mampu membantu perusahaan listrik di berbagai negara memodernisasi jaringan mereka mengubah sistem konvensional menjadi jaringan pintar (smart grid) yang lebih tahan terhadap gangguan dan krisis energi.
"Otomasi jaringan kini menjadi elemen vital dalam mengoperasikan dan memelihara sistem kelistrikan modern," ujar Direktur Konsultasi di ARC Advisory sekaligus peneliti utama untuk otomasi jaringan, Richard Rys seperti dikutip, Senin (13/10/2025).
"Analisis pangsa pasar kami yang luas terhadap pemasok di ranah yang sangat kompetitif ini menempatkan Hitachi Energy di puncak daftar. Kami percaya warisan mendalam perusahaan di sektor energi, keahlian domain yang luas, ragam dan kedalaman solusi terintegrasi mereka, serta fokus kuat pada digitalisasi dan kemampuan AI/ML akan terus mendorong kepemimpinan mereka di industri," sambungnya.
Teknologi otomasi jaringan milik Hitachi Energy mencakup sistem kontrol dan manajemen jaringan, outage management, hingga perangkat berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi gangguan lebih cepat serta memulihkan jaringan secara otomatis.
Solusi ini diperkuat dengan infrastruktur komunikasi nirkabel dan kabel serta remote terminal unit (RTU) yang terintegrasi, memungkinkan respons cepat di lapangan ketika terjadi gangguan daya.
Managing Director Business Unit Grid Automation di Hitachi Energy, Massimo Danieli menyebut pasar otomasi kini berada di titik penting, di mana kebutuhan akan keandalan energi meningkat seiring pesatnya elektrifikasi global dan tekanan transisi menuju energi bersih.
"Kami bangga bekerja sama dengan pelanggan dan pelaku industri untuk menghadirkan solusi canggih yang memodernisasi infrastruktur jaringan, meningkatkan ketahanan, dan mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih bersih," jelas Danieli.
Danieli menambahkan, teknologi otomasi jaringan Hitachi Energy dirancang untuk mendukung setiap tahap siklus hidup energi mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pemantauan waktu nyata, kontrol, proteksi, serta operasi dan pemeliharaan.
"Semua itu memastikan kinerja jaringan yang lebih aman, andal, dan berkelanjutan," katanya.
Laporan ARC Advisory juga mencatat, pertumbuhan otomasi jaringan listrik paling pesat terjadi di kawasan yang tengah membangun atau memulihkan infrastruktur pasca-bencana dan konflik.
Langkah modernisasi ini tak hanya menjaga suplai listrik tetap stabil, tetapi juga menjadi fondasi penting untuk memperkuat ketahanan energi di masa depan.
Tag: #tengah #krisis #energi #dunia #otomasi #jadi #tameng #baru #ketahanan #listrik #global