



Mendagri Ungkap Alasan Inflasi Indonesia Harus Terus Dijaga 2,5 Persen
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, inflasi Indonesia harus terus dijaga di angka 2,5 persen plus minus 1 persen.
Menurutnya, pemerintah menjaga besaran angka inflasi tersebut karena mempertimbangkan konsumen dan produsen.
"Alhamdulillah inflasi dari 5,95 persen sekarang inflasi kita terjaga di angka yang ditarget pemerintah, yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen. Adapun inflasi tahun ke tahun (yoy) September 2025 terhadap September 2024 ialah sebesar 2,65 persen," ujar Tito saat mengisi acara Peluncuran Masterplan Produktivitas Nasional di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
"Kenapa 2,5 persen plus minus 1 persen? Karena kita negara yang tidak hanya negara konsumen, tapi juga negara produsen. Jadi kalau angka 1,5 persen ke bawah, rakyat atau konsumen senang, harga-harga barang murah," tuturnya.
Akan tetapi, jika angka inflasi 1,5 persen, para produsen yang terdiri dari petani, nelayan, dan pabrik-pabrik kesulitan untuk menutup biaya operasional.
"Kemudian kalau di angka di atas 3,5 persen, ini produsen senang, nelayan, petani, pabrik senang. Tapi masyarakat konsumen akan kesulitan, terutama masyarakat kelas bawah. Oleh karenanya kita jaga di angka 2,5 persen plus minus 1 persen itu," jelas Tito.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sendiri telah diberi tugas oleh Presiden RI untuk mengawasi pergerakan inflasi nasional yang berbasis pada pertumbuhan inflasi di daerah.
Untuk merealisasikan tugas itu, Kemendagri menggelar rapat koordinasi inflasi dengan seluruh pemerintah daerah (pemda) di Indonesia secara daring setiap minggunya.
"Setiap Senin dari jam 8-11 pagi, setelah itu kita melakukan intervensi. Sehingga kita tahu daerah mana yang inflasinya tinggi, dan mana yang inflasinya rendah. Jadi kita berbasis daerah, yang inflasinya tinggi kita serang, dikeroyok ramai-ramai, tergantung isunya apa," paparnya.
Laporan ke Presiden Prabowo
Tito melanjutkan, pada Senin (6/10/2025) kemarin, ia melaporkan angka inflasi 2,65 persen kepada Presiden Prabowo Subianto.
Ia pun menjelaskan penyebab angka inflasi naik dari 2,3 persen menjadi 2,65 persen.
"Kemarin saya bertemu Bapak Presiden, saya sampaikan, 'Ini angka yang baik, masih dalam range target kita. Tapi kenapa terjadi kenaikan sedikit, itu karena harga daging ayam ras meningkat, ada kebijakan dari Mentan untuk melindungi peternak. Karena ongkos operasional mereka naik. Otomatis beliau menaikkan harga daging ayam ras dan DOC atau bibit ayam. Tapi ini masih under control'," jelas Tito menirukan laporannya kepada Presiden.
Selain itu, Tito juga menyebut inflasi dipengaruhi kenaikan harga emas akibat geopolitik dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
“Yang kedua, inflasi karena kenaikan harga emas. Kita tahu ada geopolitik, konflik, perang tarif antar negara, juga The Fed menurunkan suku bunganya, dan akibatnya kenaikan harga emas kurang lebih 40 persen, harga tertinggi. Itu akibat seluruh dunia masyarakatnya investasi ke emas, termasuk Indonesia," jelas Tito.
Tag: #mendagri #ungkap #alasan #inflasi #indonesia #harus #terus #dijaga #persen