Prabowo Bakal Ubah Skema Subsidi jadi BLT, Pengamat Nilai Skema Subsidi Listrik Sudah Tepat
Masyarakat mengecek Token Listrik di Rusun Tanah Abang, Jakarta, Kamis (18/5/2023). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi listrik per kapita di Indonesia mencapai 1.173 kilowatt hour (kWh) pada 2022. Jumlah itu meningkat 4,45% dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.123 kWh. FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS
12:18
12 Oktober 2024

Prabowo Bakal Ubah Skema Subsidi jadi BLT, Pengamat Nilai Skema Subsidi Listrik Sudah Tepat

- Presiden terpilih, Prabowo Subianto mengakui pihaknya saat ini sedang melakukan kajian untuk mengubah subsidi barang menjadi subsidi yang langsung diterima keluarga alias bantuan langsung tunai (BLT).   Janji itu disampaikan, Prabowo karena menurutnya, ada banyak kajian yang telah mengungkap bahwa banyak subsidi yang kurang dinikmati masyarakat di lapisan paling bawah.   "Salah satu usaha kita juga untuk mengurangi mitigasi kemiskinan, sekarang banyak subsidi kita setelah dikaji kurang dinikmati lapisan paling bawah, karena subsidi itu adalah diarahkan ke subsidi barang, produk," kata Prabowo dalam acara BNI Investor Daily Summit di Jakarta, Rabu (9/10).  

  Merespons hal itu, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mendukung langkah tersebut dan menilai Bantuan Langsung Tunai (BLT) cocok untuk pengalihan subsidi BBM dan LPG 3 Kg.   Sedangkan, kata Fahmy, untuk subsidi listrik yang diberikan pemerintah untuk warga kelas bawah, bisa dipertahankan.   "Untuk subsidi listrik, saya kira subsidi yang sudah berjalan sudah cukup bagus. Misalnya yang 450 watt kemudian dia mendapat subsidi," kata Fahmy saat dihubungi JawaPos.com, Jumat (11/9).   Dia juga membeberkan, realisasi penyaluran subsidi listrik masih minim dari penyelewengan. Bahkan, ia menyebut ketidaktepat sasarannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan penyaluran subsidi BBM dan LPG 3 Kg yang nilainya mencapai ratusan triliun per tahun.   Fahmy memberi contoh, salah satu penyelewengan yang mungkin terjadi dalam penyaluran subsidi listrik adalah. Sejumlah pemilik kos yang punya banyak pintu, namun masih menggunakan listrik kapasitas 450 watt.  

  Terkait itu, Fahmy menyebut, hanya perlu ketegasan saja dari pihak terkait untuk melakukan penertiban.   "Kalau kemudian ada penyelewangan di lapangan itu misalnya org punya kos dalam jumlah besar kemudian pakai 450 itu bisa ditertibkan," ujarnya.   Atas sejumlah pertimbangan itu, Fahmi meyakini bahwa untuk subsidi listrik tidak perlu diubah. Kecuali, subsidi untuk BBM dan LPG 3 Kg.   "Menurut hemat saya, untuk listrik tetap seperti sekarang. Tapi untuk BBM dan LPG 3 kg sebaikya menggunakan BLT," pungkasnya.  

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #prabowo #bakal #ubah #skema #subsidi #jadi #pengamat #nilai #skema #subsidi #listrik #sudah #tepat

KOMENTAR