PSN Gandeng Perusahaan Turki Kejar Ketertinggalan Indonesia di Industri Satelit
Penandatanganan MoU antara PSN dengan CTech untuk pengembangan satelit. (Istimewa).
20:18
26 Juni 2025

PSN Gandeng Perusahaan Turki Kejar Ketertinggalan Indonesia di Industri Satelit

- Di tengah pesatnya perkembangan teknologi luar angkasa di banyak negara, posisi Indonesia dalam industri satelit masih jauh tertinggal. 

Saat negara-negara lain telah meluncurkan satelit komunikasi canggih dan mengembangkan teknologi satellite-on-the-move untuk kebutuhan militer, maritim, hingga penerbangan sipil, Indonesia baru mengambil langkah awal menuju arah tersebut. 

Hal ini tergambar dari kerja sama terbaru antara perusahaan satelit swasta Indonesia, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dengan perusahaan pertahanan asal Turki, CTech. Kerja sama ini dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) beberapa waktu lalu.

Kolaborasi ini diklaim bertujuan untuk mengembangkan sistem komunikasi satelit bergerak atau Satellite Communications on the Move (Satcom on the Move), sebuah teknologi yang memungkinkan koneksi internet tetap berjalan meski pengguna berpindah lokasi. 

Teknologi ini sangat dibutuhkan oleh sektor pertahanan, pelayaran, hingga penerbangan, dan sayangnya, belum berkembang luas di Indonesia.

CTech, yang berada di bawah naungan Turkish Aerospace Industries (TAI), dinilai PSN sebagai mitra strategis karena memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam teknologi komunikasi Beyond Line of Sight (BLOS). 

Sementara TAI sendiri merupakan perusahaan pertahanan dan antariksa terbesar di Turki yang telah bekerja sama dengan banyak negara dalam proyek militer dan luar angkasa.

“Dengan kerja sama ini, kami berharap bisa menghadirkan sistem komunikasi bergerak yang mumpuni dan sesuai dengan tantangan geografis Indonesia. Ini langkah kecil menuju transformasi digital di sektor-sektor vital seperti transportasi, maritim, dan pertahanan nasional,” ujar Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara, Adi Rahman Adiwoso di Jakarta.

Fakta bahwa Indonesia harus menggandeng perusahaan luar negeri untuk mengembangkan teknologi komunikasi satelit menunjukkan bahwa industri luar angkasa di Tanah Air masih menjadi konsumen, bukan produsen. Negara seperti Turki yang beberapa dekade lalu berada dalam posisi serupa kini justru menjadi penyedia teknologi.

Padahal, potensi Indonesia untuk mengembangkan sistem komunikasi berbasis satelit sangat besar, terutama karena kondisi geografisnya yang terdiri dari ribuan pulau dan sulit dijangkau jaringan terestrial. Namun hingga kini, infrastruktur dan investasi dalam bidang ini masih sangat terbatas.

Menurut Adi, sistem yang dikembangkan bersama CTech nantinya akan menggunakan jaringan satelit PSN dan dapat beroperasi di berbagai kendaraan, baik darat, laut, maupun udara. Fokusnya adalah untuk menciptakan sistem yang fleksibel, dapat diintegrasikan ke berbagai perangkat, dan memberikan konektivitas tanpa putus.

Dari sisi teknologi, CTech memiliki rekam jejak yang solid. Perusahaan ini mengembangkan sistem komunikasi untuk kebutuhan militer, ruang angkasa, dan sipil. Mereka telah mendukung berbagai proyek nasional Turki dan memiliki standar internasional dalam pengembangan perangkat satelit dan komunikasi line-of-sight.

CTech menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan sistem komunikasi bergerak di Indonesia. “Kami melihat Indonesia sebagai pasar dengan potensi besar. "Kolaborasi ini adalah bentuk investasi kami untuk masa depan konektivitas di Asia Tenggara,” ujar Ejder Veli Arslan dari CTech dalam kesempatan tersebut.

Meskipun kerja sama ini menjadi langkah positif, perlu ada dorongan lebih besar dari pemerintah untuk mempercepat kemandirian industri satelit nasional. Selama ketergantungan pada teknologi luar negeri masih tinggi, Indonesia akan sulit mengejar ketertinggalannya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #gandeng #perusahaan #turki #kejar #ketertinggalan #indonesia #industri #satelit

KOMENTAR