



Harga Minyak Turun ke Level Terendah Dua Pekan Setelah Israel Setuju Gencatan Senjata dengan Iran
Harga minyak dunia Selasa (24/6/2025), jatuh ke level terendah dalam dua minggu, setelah Israel menyetujui proposal Presiden AS Donald Trump untuk gencatan senjata dengan Iran. Hal ini meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah, sebagai wilayah penghasil minyak utama dunia.
Minyak mentah jenis Brent anjlok 3,82 dollar AS atau 5,3 persen menjadi 67,66 dollar AS per barrel pada pukul 13.45 WIB.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 3,75 dollar AS (5,5 persen) menjadi 64,76 dollar AS per barrel.
Dilansir Reuters, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang dipublikasikan kantornya hari ini, menyatakan bahwa pihaknya telah menyetujui proposal Trump untuk gencatan senjata dengan Iran .
Trump mengumumkan pada Senin waktu setempat bahwa Israel dan Iran telah sepenuhnya menyetujui gencatan senjata, dengan Iran akan memulai gencatan senjata segera, dan Israel menyusul 12 jam kemudian. Jika kedua pihak mematuhi perjanjian damai ini, maka perang akan resmi berakhir dalam waktu 24 jam, menutup konflik selama 12 hari.
“Jika gencatan senjata benar-benar dijalankan sebagaimana diumumkan, investor bisa berharap situasi kembali normal di pasar minyak,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
“Ke depan, sejauh mana Israel dan Iran mematuhi ketentuan gencatan senjata yang baru diumumkan akan sangat menentukan arah harga minyak,” lanjutnya.
Trump menyatakan bahwa gencatan senjata total dan menyeluruh akan diberlakukan untuk mengakhiri konflik antara kedua negara.
“Dengan adanya berita gencatan senjata, kita kini melihat premi risiko yang sempat mendorong harga minyak minggu lalu mulai menghilang,” ujar Tony Sycamore, analis dari IG.
Iran adalah produsen minyak mentah terbesar ketiga di OPEC. Dengan meredanya ketegangan ini membuka peluang bagi Iran untuk mengekspor lebih banyak minyak dan mencegah gangguan pasokan, faktor utama lonjakan harga minyak dalam beberapa hari terakhir.
Kedua kontrak minyak tersebut sebelumnya ditutup turun lebih dari 7 persen pada sesi sebelumnya, setelah sempat melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu, yang memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik antara Israel dan Iran.
Keterlibatan langsung AS dalam perang juga memusatkan perhatian investor pada Selat Hormuz, jalur sempit dan krusial di antara Iran dan Oman di Teluk Persia yang menjadi rute sekitar 18 hingga 19 juta barrel minyak mentah dan bahan bakar per hari, hampir seperlima dari konsumsi dunia.
Kekhawatiran muncul bahwa gangguan terhadap aktivitas pelayaran di selat tersebut dapat mendorong harga minyak naik tajam hingga menembus angka tiga digit.
Namun untuk saat ini, para pedagang sedang mengambil jeda setelah lonjakan harga minyak baru-baru ini.
“Secara teknikal, aksi jual semalam memperkuat lapisan resistensi antara sekitar 78,40 dollar AS (tertinggi Oktober 2024 dan Juni 2025) hingga 80,77 dollar AS (tertinggi sepanjang tahun ini), dan tampaknya hanya kejadian yang benar-benar tak terduga serta sangat mengganggu pasokan yang bisa mendorong harga menembus lapisan resistensi tersebut,” tambah Sycamore.
Tag: #harga #minyak #turun #level #terendah #pekan #setelah #israel #setuju #gencatan #senjata #dengan #iran