Wamenkeu: Deflasi Mei 2025 Tak Menandakan Daya Beli Melemah
Deflasi Mei 2025 tercatat 0,37 persen. Namun, Wamenkeu Suahasil Nazara menegaskan, ini bukan tanda daya beli melemah. Apa penyebab utamanya?(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)
18:56
13 Juni 2025

Wamenkeu: Deflasi Mei 2025 Tak Menandakan Daya Beli Melemah

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menegaskan bahwa deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) yang terjadi pada Mei 2025 tidak mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat.

Menurut Suahasil, indikator utama daya beli tercermin dari inflasi inti, bukan dari angka deflasi bulanan.

“Kalau inflasinya sedang rendah, itu bukan berarti daya belinya melemah. Indikasi kita mengenai daya beli masyarakat ada di inflasi inti,” ujar Suahasil dalam diskusi Global & Economic Outlook kuartal I-2025 yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta, Kamis (12/6/2025), seperti dikutip dari Antara.

Inflasi inti Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar 2,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Menurut Suahasil, angka ini menunjukkan interaksi yang sehat antara permintaan agregat (aggregate demand) dan penawaran agregat (aggregate supply).

Harga Pangan dan Administered Prices Turun

Secara keseluruhan, inflasi tahunan pada Mei 2025 tercatat sebesar 1,60 persen (yoy).

Suahasil menjelaskan, rendahnya inflasi lebih disebabkan oleh penurunan harga pangan bergejolak (volatile food) dan barang-barang dengan harga yang diatur pemerintah (administered prices), seperti tiket pesawat dan bahan bakar minyak (BBM).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi bulanan sebesar 0,37 persen pada Mei 2025. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang deflasi terbesar, dengan andil 0,41 persen, terutama dari penurunan harga cabai merah dan cabai rawit.

Suahasil menambahkan, deflasi pada kelompok pangan terjadi seiring musim panen raya sejumlah komoditas, termasuk beras dan jagung.

Sementara deflasi pada kelompok administered prices terjadi karena kebijakan pemerintah yang memang diarahkan untuk menurunkan harga-harga tertentu.

“Beras panennya bagus, sekarang jagung juga ternyata sedang mulai panen,” ujarnya.

Fondasi Ekonomi Dinilai Masih Kuat

Dengan tren inflasi yang terkendali dan aktivitas produksi yang tetap berjalan baik, Suahasil menilai fondasi ekonomi nasional masih terjaga.

“Ekonomi kita masih menunjukkan kekuatan. Pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan inflasi juga dalam kondisi yang baik,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada Mei 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia berada di level 108,07.

Inflasi tahunan tertinggi tercatat di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,75 persen (yoy) dengan IHK 115,26, sedangkan inflasi terendah terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,28 persen (yoy) dengan IHK 107,32.

Adapun deflasi tahunan tercatat di Provinsi Papua Barat sebesar 1,51 persen (yoy) dengan IHK 106,60.

Di tingkat kabupaten/kota, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jayawijaya sebesar 5,75 persen (yoy), sementara inflasi terendah tercatat di Kota Pontianak sebesar 0,01 persen (yoy) dengan IHK 106,56.

 

Tag:  #wamenkeu #deflasi #2025 #menandakan #daya #beli #melemah

KOMENTAR