



Untung Rugi Danantara Masuk ke GOTO di Tengah Kabar Merger dengan Grab
- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan investasi di tengah potensi bergabungnya PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan Grab Holdings.
Analis pasar modal sekaligus founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan, rencana masuknya Danantara Indonesia ke dalam skema akuisisi minoritas saham GOTO bersama Grab merupakan langkah strategis yang secara prinsip mencerminkan upaya pemerintah menjaga kedaulatan atas aset teknologi digital nasional.
Dalam konteks potensi merger Grab dan GOTO, di mana Grab berasal dari Singapura, kehadiran Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi milik negara berfungsi sebagai penyeimbang untuk menghindari dominasi asing atas salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.
Kantor Danantara.Ia menilai, rencana ini merupakan langkah yang tepat karena GOTO bukan hanya penyedia layanan transportasi daring, tetapi juga ekosistem digital yang mencakup e-commerce, layanan keuangan, hingga pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), seperti Sahabat-AI yang kini mulai menjadi aset strategis digital lokal.
"Keputusan ini juga mencerminkan sensitivitas pemerintah terhadap isu kedaulatan digital, monopoli, dan arah perkembangan ekonomi digital Indonesia ke depan," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2025).
Dari sisi keuntungan, ia menambahkan, keterlibatan Danantara memberikan beberapa nilai tambah, antara lain memastikan adanya pengaruh nasional dalam arah strategis perusahaan, membuka peluang sinergi antara GOTO dengan BUMN atau ekosistem UMKM Indonesia, serta berpotensi meraih capital gain jika transformasi GOTO menuju profitabilitas berhasil.
Namun demikian, ia menilai risiko tetap ada, terutama mengingat kondisi keuangan GOTO yang masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 5,4 triliun pada 2024.
Ilustrasi ojek online.
Dengan sebagian besar modal Danantara berasal dari dividen BUMN, keputusan investasi ini menjadi sensitif.
Dalam jangka pendek, Hendra menyebut, langkah ini dapat dinilai berisiko tinggi, tetapi dalam jangka menengah hingga panjang bisa menjadi keputusan yang tepat jika didukung dengan tata kelola yang kuat, mitigasi risiko yang matang, dan strategi keluar yang jelas.
Risiko lainnya termasuk potensi intervensi politik dalam pengambilan keputusan bisnis dan ketergantungan terhadap arah strategis Grab.
Ini mengingat perusahaan asal Singapura itu diperkirakan akan menjadi pemegang saham dominan dalam skema merger ini.
Sementara itu, bagi GOTO sendiri, masuknya Danantara sebagai investor minoritas bersama Grab membawa manfaat besar.
Selain mendapat suntikan dana yang dapat memperkuat struktur permodalan dan mempercepat roadmap menuju profitabilitas, kehadiran Danantara juga memperkuat legitimasi nasional perusahaan, mengurangi kekhawatiran publik dan regulator tentang dominasi asing, serta mempermudah hubungan dengan pemerintah.
Namun demikian, Hendra menjelaskan, terlalu banyak pemangku kepentingan baru juga bisa memperumit pengambilan keputusan dan menghambat kelincahan operasional GOTO yang sebelumnya menjadi kekuatan utama di sektor teknologi.
Sedangkan sari sisi prospek, apabila integrasi antara Grab dan GOTO berhasil dilakukan dengan efisien dan didukung oleh kekuatan teknologi seperti Sahabat-AI, maka gabungan dua ekosistem ini berpotensi menciptakan kekuatan pasar yang sangat besar, baik di sektor logistik, layanan pesan-antar, keuangan digital, maupun kecerdasan buatan berbasis lokal.
"Apalagi, dengan fokus GOTO pada pengembangan AI lokal yang relevan dengan konteks bahasa dan budaya Indonesia, maka potensi bisnis ke depan semakin menjanjikan," terang dia.
Ilustrasi logo GoTo.
Hendra menuturkan, dampaknya terhadap saham GOTO pun bisa signifikan. Masuknya investor strategis seperti Grab dan Danantara dapat membangkitkan kembali kepercayaan investor yang sempat meredup sejak melantai di bursa atau IPO.
Ketika restrukturisasi dan efisiensi operasional terus berlanjut, serta model bisnis GOTO mulai mencatatkan EBITDA positif, maka valuasi saham berpotensi meningkat.
Namun demikian, risiko tetap mengintai, terutama jika terjadi dilusi akibat penerbitan saham baru dalam proses akuisisi, atau jika ekspektasi terhadap hasil merger tidak tercapai.
Selain itu, kondisi pasar yang masih menantang dan persaingan ketat dengan pemain seperti Shopee, TikTok Shop, dan dompet digital lain akan terus menjadi ujian bagi GOTO.
Dalam skenario jika rumor merger Grab dan GOTO ini benar-benar terealisasi dengan struktur yang akomodatif terhadap pemegang saham publik, bukan tidak mungkin saham GOTO akan kembali diperdagangkan di area psikologis Rp 100-an.
Faktor-faktor penentu mencakup sentimen positif pasar terhadap masuknya Grab dan Danantara, sinyal pemulihan menuju profitabilitas, serta struktur transaksi yang tidak menimbulkan dilusi berlebihan.
Jika skema dilakukan melalui valuasi premium atau disertai tender offer, maka tekanan jual akan terbatas dan potensi rally harga terbuka lebar. Sebaliknya, jika struktur transaksi tidak menguntungkan publik atau memicu kekhawatiran pasar, maka reli harga bisa tertahan.
Oleh karena itu, keputusan investasi Danantara dalam GOTO melalui skema bersama Grab bisa menjadi langkah strategis dengan dampak besar bagi industri digital Indonesia.
"Namun, tetap harus dilakukan dengan kehati-hatian, akuntabilitas tinggi, serta pengawasan publik yang memadai agar tidak menimbulkan risiko fiskal dan reputasi di masa mendatang," tutup dia.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (8/6/2025), Danantara disebut sudah memulai diskusi awal dengan GoTo untuk bisa mengakuisisi saham minoritas jika nantinya GoTo dan Grab jadi bergabung.
Sumber-sumber yang mengetahui persoalan tersebut menyampaikan, rencana investasi Danantara diharapkan bisa meredakan kekhawatiran pemerintah Indonesia terhadap dampak dari potensi merger GoTo dengan Grab.
Pasalnya pemerintah Indonesia berpeluang memiliki sebagian saham dari perusahaan teknologi terbesar di Asia. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Danantara perihal kabar penjajakan investasi itu.
Tag: #untung #rugi #danantara #masuk #goto #tengah #kabar #merger #dengan #grab