IHSG Dibuka Hijau, Pasar Cermati Data Ekonomi dan Stabilitas Politik AS
Pembukaan perdagangan bursa Selasa (22/4), IHSG dibuka hijau. (Agas Putra Hartanto/Jawapos)
10:18
22 April 2025

IHSG Dibuka Hijau, Pasar Cermati Data Ekonomi dan Stabilitas Politik AS

- Pasar saham Tanah Air dibuka hijau pada perdagangan Selasa (22/4). Baru berjalan sekitar 30 menit, indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 18,99 poin atau 0,29 persen di level 6.464,96. Berbanding terbalik dengan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup melemah, Senin waktu setempat (21/4).

Indeks saham utama AS, seperti Dow Jones dan S&P 500, masing-masing terkoreksi 2,48 persen ke 38.170,4 dan 2,36 persen menjadi 5.158,20. Seiring risiko yang terus berlanjut terkait kebijakan ekonomi dan stabilitas politik AS. Yang mendorong investor untuk mengalihkan dana ke emas dan aset luar negeri.

Ditambah, kritik Presiden AS Donald kepada Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang dianggap terlalu lambat dalam memangkas suku bunga. "Presiden Trump meningkatkan tekanan terhadap Gubernur The Fed Powell setelah pejabat dari pemerintahannya menyatakan kemungkinan akan memecatnya. Ini memicu kekhawatiran atas independensi bank sentral," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro kepada Jawa Pos.

Apalagi di tengah ketegangan geopolitik dan arah kebijakan perdagangan yang belum jelas, pasar semakin sensitif terhadap sinyal politik seperti ini. Surat utang negara AS (US Treasury) juga berada di bawah tekanan. Sejalan dengan penyelidikan terkait pengenaan tarif terhadap sejumlah sektor strategis seperti semi konduktor, farmasi, tembaga, dan kayu.

"Ini bisa menambah tekanan pada ekspektasi inflasi dan memicu resesi," terang pria yang akrab disapa Asmo itu.

Di sisi lain, juga belum ada kesepakatan dagang yang akan segera dicapai antara AS dan mitra-mitranya di tengah pertemuan dengan Jepang, India, Korea Selatan, dan negara-negara anggota Uni Eropa. Pidato Powell di Chicago menambah kecemasan pasar. Dia memperingatkan bahwa kebijakan tarif dapat mengerek inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Situasi tersebut mempersulit tugas The Fed.

Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melonjak 8,57 basis poin (bps) ke level 4,41 persen. Mencerminkan tekanan jual yang terus berlanjut karena investor memilih keluar dari aset AS.

Dari pasar domestik, pada perdagangan kemarin (21/4), IHSG naik tipis 0,12 persen ke 6.445,97. Meskipun masih mencatatkan kinerja negatif sebesar 9 persen sejak awal tahun. Arus keluar investor asing tercatat sebesar Rp 686,6 miliar.

Menurut Asmo, arus modal keluar dari pasar Indonesia masih berkaitan erat dengan dinamika global. "Selama ketidakpastian kebijakan AS belum mereda, pasar negara berkembang akan terus berada di bawah tekanan," ungkapnya.

Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia juga mengalami kenaikan. Dengan tenor 10 tahun naik 1,6 bps ke 6,97 persen. Sementara itu, nilai tukar rupiah sedikit menguat 0,12 persen ke level Rp 16.805 per USD. Hanya saja secara tahunan masih mengalami depresiasi 4,37 persen.

Asmo memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 16.785 hingga Rp 16.844 per USD. Dengan volatilitas yang tetap tinggi mengikuti sentimen eksternal.

Pasar terus memperhatikan kebijakan perdagangan AS. Serta dampaknya terhadap pertumbuhan dan permintaan luar negeri terhadap US Treasury. Pekan ini, ketidakpastian terhadap arah tarif oleh AS di tengah ancaman eskalasi dan janji untuk mencapai kesepakatan dagang akan terus mendorong volatilitas di seluruh kelas aset.

"Investor juga akan mencermati laporan laba global. Di AS, data pesanan barang tahan lama dan penjualan rumah yang sudah ada akan menjadi sorotan, sementara indikator kepercayaan utama ditunggu di Jerman, Prancis, dan Inggris. Di sisi kebijakan moneter, PBoC diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman utama di Tiongkok," tandasnya.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #ihsg #dibuka #hijau #pasar #cermati #data #ekonomi #stabilitas #politik

KOMENTAR