Adaptasi Teknologi Kunci Transformasi Digital
Ilustrasi transaksi bisnis perusahaan. (dok. Shutterstock)
12:24
20 Februari 2025

Adaptasi Teknologi Kunci Transformasi Digital

Co-Founder and Chief Operating Officer Doku Nabilah Alsagoff mengungkapkan, perusahaannya bisa terus berkembang karena terus beradaptasi dengan berbagai situasi di Indonesia.

Perjalanan startup payment gateway Doku bermula dari menghidupkan bisnis yang terkena dampak Bom Bali I hingga melewati masa Pandemi Covid-19.

“Pada awalnya kami berfokus pada business to business atau B2B. Padahal di masa itu online belum tersedia di Indonesia,” kata Nabilah dalam siaran pers Indonesia Data and Economic Conference 2025, Kamis (20/2/2025).

Doku, ujar Nabilah, pada awalnya menangani industri perhotelan dan perjalanan, sebagai fokus perusahaan dalam layanan antarbisnis. Dia mengungkapkan, pihaknya menyadari layanan itu dapat berkembang untuk menerima pembayaran secara online.

“Baru kemudian yang kami proses hanya kartu kredit karena masuk akal, seperti industri perjalanan untuk maskapai penerbangan. Jadi cara pembayarannya adalah dengan menggunakan kartu kredit,” tutur dia.

Namun, dia melihat adanya peluang pengembangan setelah menyadari tidak semua kartu kredit bisa digunakan di Indonesia. Kemudian muncul ide dari pihaknya untuk mengimplementasikan metode pembayaran lainnya.

“Dan di sinilah, kita melihat transformasi internet banking dulu,” kata Nabilah.

Doku juga beradaptasi di masa pandemi Covid-19 lalu ketika Bank Indonesia (BI) meluncurkan QRIS sebagai sistem pembayaran terbaru. Nabilah mengakui pihaknya sempat kesulitan untuk melakukan adopsi, tapi pada akhirnya perusahaan harus melancarkan berbagai siasat agar bisa bertahan dalam ekosistem.

Dompet elektronik, ketika pertama kali dimulai, berkembang secara eksponensial. Saya pikir dalam empat tahun terakhir, dompet elektronik telah bertumbuh sebesar lima kali lipat," tutur Nabilah.

Menurut dia, pertumbuhan dompet elektronik masih pesat, namun penerimaan QRIS telah tumbuh jauh lebih cepat dalam waktu singkat. Dia berpendapat, QRIS telah bertumbuh dua puluh satu kali lipat dalam jangka waktu empat tahun terakhir dan akan terus bertumbuh.

 

“Jadi kami melihat ini sebagai transformasi yang menarik. Bagi kami, portofolio merchant kami pada dasarnya berkisar dari segmen korporat hingga UKM. Menurut saya yang mengubah permainan di sini adalah penggunaan dompet elektronik dan QRIS bagi komunitas, untuk segmen tertentu,” sebutnya.

Adapun terkait transformasi digital, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengungkapkan, transformasi digital Bank Mandiri baru mulai berjalan pada 2021 silam.

Keputusan melakukan transformasi digital awalnya dikarenakan disrupsi sistem pembayaran di masa Pandemi Covid-19.

Saat itu, langkah transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri berfokus pada kebutuhan ritel sekaligus wholesale nasabah.

“Kebutuhan ritel ini diwujudkan dalam bentuk Livin’ by Mandiri, sedangkan wholesale dalam wujud Kopra’,” kata Darmawan.

Livin’ sama seperti layanan perbankan digital atau mobile banking lainnya yang berfungsi untuk memudahkan transaksi keuangan nasabah dengan cepat dan mudah. Sementara itu, Kopra diluncurkan demi kemudahan nasabah wholesale dalam mengelola transaksi secara efisien.

Keberadaan dua platform itu, kata Darmawan, membantu layanan Bank Mandiri menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia, terutama di kawasan perkotaan. Hal itu akan ditunjang dengan layanan dari jaringan Starlink yang saat ini telah digunakan oleh Bank Mandiri.

“Sasaran utamanya yaitu nasabah Bank Mandiri terlebih dulu, baru menyusul komunitas lainnya,” kata Darmawan.

Tag:  #adaptasi #teknologi #kunci #transformasi #digital

KOMENTAR