Efek Penebangan Ilegal dan Alih Fungsi Lahan, Hutan Mangrove di Indonesia Hadapi Tekanan
ILUSTRASI Alih fungsi lahan mengkhawatirkan.
19:18
23 September 2024

Efek Penebangan Ilegal dan Alih Fungsi Lahan, Hutan Mangrove di Indonesia Hadapi Tekanan

 

 - Dalam beberapa dekade terakhir, ekosistem mangrove menghadapi tekanan yang semakin besar. Diantaranya disebabkan aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan, penebangan ilegal, dan pencemaran. 

Degradasi lahan mangrove itu, tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati. Tetapi juga mengurangi kemampuan wilayah pesisir untuk menahan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan badai tropis.

Di sisi lain ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, khususnya di wilayah pesisir. Lahan mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi pantai. Kemudian jadi tempat pemijahan bagi berbagai jenis ikan, dan penyerap karbon yang signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Di Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, mangrove menjadi komponen vital dalam perlindungan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Sayangnya kondisi hutan mangrove di Indonesia juga perlu mendapatkan perawatan. Diantaranya lewat program konservasi berupa penanaman pohon di lahan mangrove. 

Bertepatan dengan Hari Maritim Nasional yang diperingati setiap 23 September, FishLog bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan UNDP Indonesia melaksanakan penanaman 5.000 Pohon Mangrove untuk Perlindungan dan Kesehatan Ekosistem Pesisir di Muara Gembong, Kab. Bekasi pada Senin (23/9).

Agenda yang termasuk dalam rangkaian Catalytic Fund Program 2024. Yaitu upaya strategis dalam membangun kesadaran yang lebih luas. Untuk menjadi ajakan konkret bagi industri perikanan lainnya untuk turut serta dalam menjaga ekosistem laut.

"Kenapa kami memilih Muara Gembong, karena kami melihat potensi yang cukup besar, bahwa program ini dapat dilaksanakan secara keberlanjutan," ujar COO FishLog Abdul Halim.

Dia menjelaskan, FishLog sendiri telah melaksanakan 4 program dalam upaya menciptakan ekosistem berkelanjutan bagi nelayan. Yaitu Program Literasi Keuangan yang ditujukan kepada para istri nelayan, Pendidikan Karakter bagi anak-anak nelayan, Manajemen limbah dan yang terakhir yakni menjaga ekosistem salah satunya melalui penanaman mangrove ini.

Langkah tersebut bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan kolektif di sektor perikanan. Dengan cara menempatkan semangat keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sebagai prioritas. "Supaya bisa memastikan masa depan yang lebih baik bagi industri dan ekosistem laut," tutur Abdul Halim.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #efek #penebangan #ilegal #alih #fungsi #lahan #hutan #mangrove #indonesia #hadapi #tekanan

KOMENTAR