Jika The Fed Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Bagaimana Strategi Aman buat Investor?
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell (GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP/DREW ANGERER )
06:04
2 Juli 2025

Jika The Fed Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Bagaimana Strategi Aman buat Investor?

– Pasar keuangan global kembali bergairah. Indeks saham Amerika Serikat (AS) mencetak rekor tertinggi baru pada akhir Juni 2025, disusul penguatan harga aset kripto. Pemicunya adalah ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, bahkan mungkin mulai Juli 2025.

Jika langkah tersebut benar-benar diambil, pelaku pasar memperkirakan gelombang reli lanjutan di saham dan kripto bisa terjadi. Namun, kondisi ini juga menuntut kewaspadaan tinggi dari investor.

"Jika suku bunga diturunkan lebih cepat, seperti misalnya pada Juli, ini bisa jadi kejutan yang mendorong pasar saham dan kripto kembali mencetak level tertinggi baru," ujar Fahmi Almuttaqin, analis dari platform investasi Reku, dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Rabu, (2/7/2025).

Sepanjang kuartal II 2025, indeks S&P 500 naik sekitar 10,6 persen dan Nasdaq melonjak 17,8 persen. Keduanya mencatat kinerja terbaik dalam beberapa kuartal terakhir, terutama didorong oleh saham teknologi.

Fahmi menjelaskan, penguatan ini tak lepas dari keputusan pemerintah Kanada mencabut pajak digital bagi perusahaan teknologi, serta ekspektasi bahwa The Fed akan bersikap lebih longgar dalam kebijakan moneternya.

"Investor melihat peluang pertumbuhan dari saham-saham teknologi seiring dengan menurunnya tekanan suku bunga," katanya.

Namun, bukan berarti pasar bebas dari risiko. Ketidakpastian politik di AS, khususnya terkait masa depan pimpinan The Fed, bisa menjadi sumber volatilitas.

Presiden Donald Trump dikabarkan telah menyiapkan daftar calon pengganti Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, meskipun masa jabatannya masih berlangsung. Nama-nama yang disebut seperti Kevin Warsh, Scott Bessent, hingga David Malpass dikenal mendukung suku bunga rendah.

“Trump bahkan dikabarkan menulis catatan langsung ke Powell, mendesaknya menurunkan suku bunga hingga 1 persen. Ini bisa menimbulkan dinamika kebijakan yang tinggi,” kata Fahmi.

Skenario penunjukan “shadow chair” atau calon pemimpin The Fed sebelum masa jabatan Powell berakhir juga berisiko menimbulkan ketidakpastian di pasar obligasi, valuta asing, maupun kripto.

 

Bitcoin Tembus 108.000 Dollar AS

Sentimen positif ini juga tercermin di pasar kripto. Harga Bitcoin tercatat berada di kisaran 108.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,782 miliar. Ini menunjukkan bahwa investor kripto mulai merespons potensi pelonggaran moneter.

“Pemangkasan suku bunga akan meningkatkan likuiditas, dan dana segar cenderung masuk ke aset berisiko seperti kripto. Tapi koreksi tetap mungkin terjadi jika data ekonomi tak sesuai harapan atau terjadi perubahan arah kebijakan,” ujar Fahmi.

Lalu, Strategi Apa untuk Investor?

Dalam kondisi seperti ini, investor disarankan mengedepankan strategi bertahap dan disiplin. Salah satunya adalah metode dollar-cost averaging (DCA), yaitu membeli aset secara rutin dalam jumlah tetap di periode tertentu.

“Dengan menabung secara berkala, misalnya sebulan sekali, investor bisa mengurangi risiko fluktuasi harga. Strategi ini cocok di tengah volatilitas tinggi seperti sekarang,” jelas Fahmi.

Ia mengingatkan, meskipun peluang cuan dari saham dan kripto sedang terbuka lebar, risiko tetap ada. Karena itu, diversifikasi dan pemantauan kebijakan moneter harus menjadi bagian dari strategi.

"Kondisi pasar saat ini sangat dinamis. Investor perlu cermat membaca arah kebijakan dan tetap bijak dalam mengambil keputusan investasi," pungkasnya.

Tag:  #jika #turunkan #suku #bunga #lebih #cepat #bagaimana #strategi #aman #buat #investor

KOMENTAR