Nekat ke Kawasan Terlarang Merapi, 4 Pendaki Minta Maaf di Kantor Taman Nasional
Spot di Gunung Merapi yang dilarang dikunjungi.(Tangkapan layar Tiktok @meilano554_)
16:35
23 Desember 2025

Nekat ke Kawasan Terlarang Merapi, 4 Pendaki Minta Maaf di Kantor Taman Nasional

Aksi empat orang pendaki yang nekat memasuki Bukit Kukusan (zona terlarang Gunung Merapi) pada Minggu, 21 Desember 2025, sempat viral di media sosial dan menuai perhatian publik.

Mereka merekam aktivitas pendakian ilegal dari Bukit Klangon menuju Bukit Kukusan, lalu mengunggahnya seolah menjadi petualangan yang patut dicoba.

Padahal kawasan tersebut berada tepat di bawah kubah lava aktif dan termasuk zona bahaya ekstrem.

Namun viral bukan berarti bebas dari konsekuensi. Setelah menuai sorotan , keempat pendaki ini akhirnya mendatangi Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) pada Senin, 22 Desember 2025.

"Teman-teman muda ini datang sendiri ke kantor dengan didampingi rekan dari Aliansi Sleman Utara. Kemarin sudah dilakukan pembinaan di kantor," ujar Kepala BTNGM Muhammad Wahyudi kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Selasa (23/12/2025).

Ia melanjutkan, mereka menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan siap menerima sanksi.

Aksi nekat yang mengundang risiko besar

Dilansir dari Kompas.com (15/10/2025), Bukit Kukusan, atau Bukit Kendil, berlokasi hanya sekitar dua kilometer dari puncak Merapi yang masih aktif.

Posisinya tepat di bawah kubah lava aktif (Geger Boyo), sehingga segala aktivitas di area tersebut sangat berbahaya, mulai dari guguran batu, awan panas, longsor, hingga perubahan cuaca mendadak.

Pendakian ke kawasan ini bukan sekadar pelanggaran administratif. Otoritas menegaskan bahwa tindakan tersebut mempertaruhkan nyawa.

Bahkan bukan hanya nyawa pelaku, tetapi juga relawan dan petugas SAR yang harus turun tangan jika terjadi insiden.

Mereka selamat karena beruntung

Meski kembali dengan selamat, pihak BTNGM menegaskan bahwa keselamatan mereka bukan bukti bahwa spot tersebut aman, melainkan murni keberuntungan.

Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa pada waktu yang bersamaan, seorang pendaki ilegal di kawasan lain (Sapuangin) sempat hilang sebelum akhirnya berhasil ditemukan pada Selasa (22/12/2025).

Keberhasilan pulang tanpa cedera sering kali disalahartikan sebagai izin untuk membenarkan aktivitas berbahaya. Inilah yang ingin diluruskan oleh pihak taman nasional.

Merapi bukan panggung konten

Muhammad Wahyudi menjelaskan bahwa lokasi Bukit Kukusan sangat dekat dengan puncak dan berada di bibir sungai yang rawan terdampak awan panas dan longsor.

Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Puncak Gunung Merapi Dilihat dari Wisata Kali Talang, Klaten.

“Kami sudah antisipasi semuanya, termasuk hal demikian yang sebenarnya justru membahayakan mereka sendiri,” ujarnya.

Otoritas mengingatkan bahwa Merapi bukan panggung konten media sosial atau arena pembuktian ego.

Satu unggahan yang memamerkan aktivitas ilegal bisa memicu banyak orang meniru, dan satu peniruan dapat berakhir hilangnya nyawa.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa batas-batas kawasan Merapi bukan dibuat tanpa alasan. Zona bahaya ekstrem seperti Bukit Kukusan ditetapkan melalui analisis geologi, vulkanologi, dan keselamatan.

Keempat pendaki tersebut memang sudah meminta maaf, tetapi lebih penting lagi adalah memastikan tidak ada orang lain yang mengulangi aksi serupa.

Tag:  #nekat #kawasan #terlarang #merapi #pendaki #minta #maaf #kantor #taman #nasional

KOMENTAR