Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu Jadi Favorit Pendaki Selama Masa Libur Panjang, Ini Alasannya!
Kondisi jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu yang berkabut saat momen libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek pada hari Kamis (8/2). (Aji Putra/Radar Magetan)
13:07
11 Februari 2024

Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu Jadi Favorit Pendaki Selama Masa Libur Panjang, Ini Alasannya!

Jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu kembali dibuka pada musim libur panjang Isra Miraj dan Imlek tahun 2024 ini. Setelah sebelumnya sempat ditutup, kini banyak pendaki yang memanfaatkan momen dibukanya jalur pendakian tersebut.

Bertepatan juga dengan momen libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek sehingga jumlah pendaki yang datang ke jalur pendakian tersebut bisa dikatakan membludak. Jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu ini memang sudah lama menjadi favorit para pendaki.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Lawu Selatan, Windu Prasitama pada hari Kamis (8/2) kemarin bahwa setiap masa libur panjang pendaki yang datang via Cemoro Sewu selalu meningkat.

“Kami prediksi bisa sekitar seribu sampai dua ribu pendaki yang datang selama masa liburan panjang kali ini,” ujarnya seperti dilansir dari Radar Madiun (JawaPos Group).

Ia menyampaikan bahwa ketika hari biasa, jumlah pendaki yang datang hanya sekitar puluhan orang saja. Tetapi saat libur panjang, Gerbang Cemoro Sewu yang dibuka selama 24 jam itu dapat dilintasi oleh ratusan orang per harinya.

“Meningkat signifikan, bisa sampai ratusan orang per hari. Bahkan sejak awal libur panjang ini sudah ada lebih dari 300 orang pendaki,” kata Windu.

Jalur pendakian Gunung Lawu di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan tersebut sebelumnya sempat ditutup akibat cuaca buruk. Namun, belakangan ini jalur pendakian kembali dibuka dengan sejumlah syarat. Yakni pendaki dilarang melakukan solo hiking dan harus membawa perlengkapan yang memadai.

“Selalu utamakan keselamatan,” sambungnya.

Sementara itu ratusan pendaki baik yang hanya tektok atau pulang-pergi dan yang melakukan camping atau disebut campers di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu sudah melakukan pemeriksaan kesehatan di pos utama jalur pendakian.

Salah seorang pendaki bernama Teguh Waluyo yang berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah mengatakan bahwa dirinya datang untuk mendaki secara tektok. Dirinya tak menemukan kendala yang berarti selama mendaki mulai dari naik hingga ke puncak Lawu lalu turun kembali ke pos.

“Meskipun jalan sepanjang pendakian cukup ekstrem karena penuh bebatuan tetapi tidak ada kendala. Semua berjalan lancar mulai naik ke puncak hingga kembali turun,” kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa memang perlu waktu untuk mengatur waktu pendakian. Seperti berangkat pada dini hari, lalu turun pada waktu menjelang siang hari dengan membawa perlengkapan yang memadai tentunya. Menikmati keindahan puncak Gunung Lawu sambil berfoto dan bersantai di warung Mbok Yem menjadi alasan kuatnya mendaki.

“Butuh waktu sekitar empat hingga lima jam untuk sampai ke puncak Lawu. Di puncak biasanya hanya foto-foto dan nongkrong di warungnya Mbok Yem. Lalu siang hari turun dan sampai basecamp sore hari,” ungkapnya.

Pendaki lain bernama Hayu Julia asal Klaten mengaku sangat menikmati pendakian ke puncak Gunung Lawu di tengah suasana jalur pendakian yang berkabut. Meskipun harus melewati jalur berbatu dan berkabut, ia tetap menikmati perjalanan tersebut.

“Secara keseluruhan tidak ada masalah di jalur pendakian, semua aman dan lancar,” pungkasnya.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #pendakian #gunung #lawu #cemoro #sewu #jadi #favorit #pendaki #selama #masa #libur #panjang #alasannya

KOMENTAR