



Mengapa Rumah Tradisional di Malaysia Cuma Punya Satu Kamar?
Rumah masyarakat Melayu pada zaman dahulu umumnya berbentuk rumah panggung.
Didesain sedemikian rupa supaya tidak hanya nyaman ditempati, melainkan juga menyimpan makna kehidupan sehari-hari.
Di Kuala Lumpur, Malaysia, kamu bisa melihat bentuk rumah tradisional masyarakat zaman dahulu dengan cara mengunjungi Rumah Penghulu Abu Seman atau kerap disebut Rumah Hitam.
"Rumah ini adalah gambaran rumah tradisional di Malaysia. Rumah ini dibangun secara bertahap antara tahun 1910 dan awal 1930-an," kata pemandu di Rumah Penghulu Abu Seman bernama Dhia kepada Kompas.com, Selasa (30/9/2025).
Berdasarkan tata ruang, desain, hingga ornamen, konstruksi rumah tradisional di Malaysia ini menyimpan makna dan filosofi.
Salah satu yang yang menarik perhatian yaitu fakta bahwa rumah tradisional yang ada di Malaysia pada zaman dahulu cuma punya satu kamar. Mengapa demikian?
Alasan rumah tradisional Malaysia cuma punya 1 kamar
Ilustrasi kamar di rumah tradisional Malaysia, Rumah Penghulu Abu Seman, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan penjelasan dari Dhia, setiap rumah tradisional masyarakat Malaysia pada zaman dahulu hanya punya satu kamar.
Kamar tersebut ditempati oleh orang tua, sementara anak-anak yang ada di rumah tersebut akan tidur di ruang tengah secara beramai-ramai.
"Umumnya, rumah tradisional masyarakat Malaysia hanya punya satu kamar. Tapi kalau orang yang punya status sosial lebih tinggi atau mereka yang lebih kaya, biasanya mereka membangun lebih dari satu kamar," katanya.
Ia menambahkan, jika ada salah satu anak yang menikah, maka ia hanya akan tinggal di rumah orang tua dan punya kamar pengantin selama satu hari. Setelah itu, sang anak akan pindah ke rumah baru bersama pasangannya.
Sekilas tentang rumah hitam
Sebagai informasi, Rumah Hitam atau Rumah Penghulu Abu Seman saat ini memang menjadi spot wisata sejarah bagi turis yang ingin tahu seputar rumah tradisional orang Malaysia.
Disebut "Rumah Hitam" karena rumah kayu tersebut dicat berwarna hitam dan rutin diminyaki supaya tetap kokoh.
Berdasarkan penjelasan Dhia, rumah tersebut dulunya dimiliki oleh seorang kepala suku setempat Mukim Bagan Samak, Bandar Baharu Kedah, bernama Abu Seman.
Setelah itu, rumah tersebut diwariskan kepada anak laki-lakinya bernama Ibrahim bin Abu Seman.
Di dalam tradisi Melayu, pada saat itu rumah diwariskan kepada anak laki-laki, sementara Ibrahim bin Abu Seman tidak punya anak laki-laki.
Alhasil, rumah tersebut berujung tidak berpenghuni, setelah itu dipugar, direlokasi, dan diselamatkan oleh Badan Warisan Malaysia.
"Semua yang ada di sini adalah replika,teteapi dihadirkan semirip mungkin untuk memperlihatkan bagaimana bentuk aslinya pada masa," kata Dhia.
Ilustrasi rumah tradisional Malaysia, Rumah Penghulu Abu Seman, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (30/9/2025). Bagi wisatawan yang hendak melihat seluk beluk rumah tradisional Malaysia pada masa lalu, bisa berkunjung ke Rumah Penghulu Abu Seman.
Rumah Penghulu Abu Seman berlokasi di kawasan Badan Warisan Malaysia, 2, Jalan Stonor, Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia.
Rumah ini dapat dikunjungi oleh wisatawan setiap Selasa sampai Sabtu, mulai pukul 11.00 sampai pukul 15.00.
Khusus untuk turis asing, harga tiket masuk Rumah Penghulu Abu Seman dibanderol mulai dari 10 ringgit malaysia (untuk siswa 7-16 tahun), dan mulai dari 20 ringgit malaysia untuk 17 tahun ke atas.
Sementara untuk warga Malaysia, harga tiket masuknya dibanderol mulai dari 5 ringgit malaysia (untuk siswa 7-16 tahun), dan mulai dari 10 ringgit malaysia untuk 17 tahun ke atas.
Untuk anak usia di bawah 7 tahun, baik dari turis maupun warga lokal, tidak dikenakan biaya masuk.
Tag: #mengapa #rumah #tradisional #malaysia #cuma #punya #satu #kamar