Penyebab Bupati Lombok Timur Usir Pemandu Wisata dan Boatman di Pantai Ekas
Pantai Ekas di Lombok Timur.(Dok. KEMENPAREKRAF)
05:07
20 Juni 2025

Penyebab Bupati Lombok Timur Usir Pemandu Wisata dan Boatman di Pantai Ekas

Insiden pengusiran pemandu wisata dan boatman (pengemudi perahu) oleh Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, di Pantai Ekas memicu kehebohan dan polemik di dunia pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB).

Video yang merekam peristiwa itu viral di media sosial, memunculkan pertanyaan besar: apa penyebab sebenarnya di balik tindakan tersebut?

Bupati Haerul Warisin menyatakan bahwa pengusiran itu merupakan bentuk respons atas keluhan masyarakat lokal.

Dalam rapat bersama pelaku wisata, warga menyampaikan keresahan mereka yang telah berlangsung bertahun-tahun, yakni usaha penginapan milik warga sepi pengunjung, padahal Pantai Ekas ramai dikunjungi peselancar.

Masalahnya, mayoritas wisatawan datang melalui operator atau pemandu dari luar daerah, yang membawa tamu langsung ke laut tanpa memanfaatkan fasilitas lokal seperti penginapan atau restoran milik warga.

Akibatnya, pelaku usaha lokal kesulitan mendapatkan manfaat ekonomi, bahkan kontribusi pajak hotel dan restoran pun menurun.

“Dulu wisatawan bisa tinggal seminggu, sekarang paling hanya satu atau dua malam,” ujar Haerul.

Dalam pernyataannya, Bupati menegaskan bahwa tindakannya bukan untuk menghalangi pihak luar mengembangkan usaha, melainkan demi menciptakan ekosistem wisata yang adil.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pendatang dan masyarakat lokal agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

"Siapa pun boleh berusaha, tapi harus saling menghargai dan tidak merugikan satu sama lain. Ini bentuk keberpihakan kami kepada masyarakat lokal yang selama ini merasa tidak mendapatkan keadilan dari geliat pariwisata," kata Haerul.

Gubernur NTB minta semua pihak tahan diri

Merespons kegaduhan tersebut, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyatakan telah mengutus Asisten II untuk bertemu langsung dengan pelaku wisata dan mencari solusi damai.

Ia berharap insiden ini tidak dibesar-besarkan dan bisa menjadi momentum untuk membenahi tata kelola pariwisata di NTB.

“Kita akan temukan jalan keluar yang paling nyaman. Semua pihak harus terlibat membangun pariwisata, bukan saling menyalahkan,” kata Iqbal, Kamis (19/6/2025).

Ia juga menegaskan bahwa ia dan Bupati Lombok Timur memiliki visi yang sama, yakni ingin memajukan pariwisata daerah, tapi dengan cara yang adil dan inklusif.

Kasus di Pantai Ekas menunjukkan tantangan klasik dalam pembangunan pariwisata, yaitu bagaimana menyeimbangkan antara investasi eksternal dan kepentingan warga lokal.

Ketika wisata berkembang, tidak semua pihak merasakan manfaat yang sama. Jika ketimpangan ini tidak dikelola, konflik sosial bisa menjadi bom waktu.

Dalam konteks ini, tindakan Bupati Lombok Timur bisa dibaca sebagai peringatan bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh hanya menguntungkan segelintir pihak.

Namun di sisi lain, kebijakan pengusiran secara langsung juga bisa menimbulkan kesan eksklusif dan mengganggu citra daerah sebagai tujuan wisata yang ramah.

Tag:  #penyebab #bupati #lombok #timur #usir #pemandu #wisata #boatman #pantai #ekas

KOMENTAR