Tarif Mendaki Gunung Everest Naik, Jadi Lebih dari Rp 245 Juta
Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.(Shutterstock/Vixit)
19:14
4 Februari 2025

Tarif Mendaki Gunung Everest Naik, Jadi Lebih dari Rp 245 Juta

Nepal akan menaikkan biaya perizinan mendaki Gunung Everest lebih dari 35 persen, dari yang sebelumnya 11.000 dollar Amerika Serikat (AS, atau sekitar Rp 179,7 juta) menjadi 15.000 dollar AS (sekitar Rp 245,1 juta).

Biaya perizinan dan pengeluaran lainnya dari pendaki merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja utama bagi masyarakat Nepal. 

Adapun kenaikan biaya perizinan ini terjadi hampir 10 tahun sejak biaya sebelumnya, yang sebesar 11.000 dollar AS, ditetapkan. 

"Royalti (biaya perizinan) sudah lama tidak ditinjau ulang. Kami telah memperbaruinya sekarang," kata Direktur Jenderal Departemen Pariwisata Nepal, Narayan Prasad Regmi, dilansir dari Reuters, Selasa (4/2/2025).

Tarif baru Gunung Everest tak mengurangi animo pendaki

Ilustrasi base camp Gunung Everest di Khumjung, Nepal.Dok. Unsplash/Michael Clarke Ilustrasi base camp Gunung Everest di Khumjung, Nepal.

Tarif baru mendaki gunung tertinggi di dunia ini akan berlaku mulai September 2025, termasuk untuk musim pendakian favorit dari bulan April sampai Mei di sepanjang rute South East Ridge atau South Col.

Sementara itu, tarif pendakian pada periode yang kurang populer, tepatnya pada September-November dan Desember-Februari, juga bertambah sebanyak 36 persen.

Adapun kenaikan tersebut dari yang sebelumnya 3.750 dollar AS (sekitar Rp 61,2 juta) menjadi 7.500 dollar AS (sekitar Rp 122,5 juta).

Sejumlah penyelenggara ekspedisi Gunung Everest menilai, kemungkinan besar kenaikan tarif mendaki tersebut tidak mengurangi animo para pendaki.

Setiap tahunnya, ada sekitar 300 izin yang dikeluarkan untuk pendaki Gunung Everest.

"Kami sudah menduga akan adanya kenaikan biaya perizinan ini," ujar penyelenggara ekspedisi Furtenbach Adventures dari Austria, Lukas Furtenbach.

Furtenbach menambahkan, keputusan Pemerintah Nepal tersebut termasuk langkah yang bisa dipahami.

Ilustrasi Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia.Dok. Pixabay/Simon Ilustrasi Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia.

"Saya yakin dana tambahan ini akan digunakan untuk melindungi lingkungan dan meningkatkan keselamatan di Everest," ujar Furtenbach.

Kendati demikian, Regmi tidak menyebutkan pendapatan tambahan nantinya akan digunakan untuk apa. 

Sebanyak ratusan pendaki mencoba "menaklukkan" Gunung Everest dan sejumlah puncak di Himalaya setiap tahunnya. 

Nepal pun kerap dikritisi oleh para ahli pendakian gunung karena mengizinkan terlalu banyak pendaki ke Gunung Everest, serta tidak berbuat banyak untuk menjaga kebersihan gunung dan keselamatan para pendaki.

Para pendaki yang kembali dari Gunung Everest mengatakan, atap dunia ini menjadi semakin kering dan berbatu dengan berkurangnya salju atau curah hujan lainnya, yang menurut para ahli bisa jadi disebabkan oleh pemanasan global atau perubahan lingkungan lainnya.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Tag:  #tarif #mendaki #gunung #everest #naik #jadi #lebih #dari #juta

KOMENTAR