Bos-bos Teknologi ''Nyawer'' Trump, Siapa Paling Banyak?
Donald Trump mengatakan dirinya senang dengan TikTok, dalam acara rapat umum di Capital One Arena pada Minggu malam (19/1/2025) menjelang pelantikannya. (Washington Post)
10:36
22 Januari 2025

Bos-bos Teknologi ''Nyawer'' Trump, Siapa Paling Banyak?

- Sejumlah Chief Executive Officer (CEO) teknologi raksasa dilaporkan menyumbang jutaan dollar Amerika Serikat (AS) untuk pemerintahan Donald Trump.

Sebagian sumbangan itu telah diberikan kepada komite pelantikan Presiden AS Donald Trump, atau yang secara resmi dikenal sebagai Trump-Vence Inaugural Committee, Inc.

Sumbangan paling banyak digelontorkan Elon Musk, CEO Tesla, sekaligus platform microblogging X (dulu Twitter).

Musk, orang terkaya di dunia versi Forbes, dilaporkan telah menghabiskan 260 juta dollar AS (sekitar Rp 4,2 triliun, asumsi 1 dollar = Rp 16.334) untuk mendukung Trump, dirangkum dari CNN.

Dana itu mulai disetorkan sejak masa kampanye Donald Trump, sebelum pemilihan presiden (pilpres) AS November 2024.

Hal itu cukup wajar mengingat Musk merupakan salah satu tim sukses Donald Trump. Dari 260 juta dollar AS, sebanyak 238 juta dollar AS (sekitar Rp 3,8 triliun) direalisasikan untuk mendirikan America Political Action Committee (PAC), organisasi yang didirikan Musk dengan beberapa pebisnis AS untuk kampanye Trump.

Selain Musk, CEO OpenAI, induk ChatGPT, Sam Altman, serta CEO Amazon Jeff Bezos, dan CEO Meta Mark Zuckerberg juga ikut "menyawer" Trump. Para petinggi itu menyumbang 1 juta dollar AS (Rp 16 miliar) masing-masing.

CEO perusahaan teknologi yang hadiri pelantikan Donald Trump, Senin (21/1/2025).FOX News CEO perusahaan teknologi yang hadiri pelantikan Donald Trump, Senin (21/1/2025).

Akan tetapi, Altman dilaporkan menyumbang dari harta pribadinya. Altman mengatakan, sumbangan ini merupakan bentuk dukungannya atas visi Trump membawa AS menuju era kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).

"Presiden Trump akan memimpin negara kita menuju era AI, dan saya ingin mendukung upayanya untuk memastikan Amerika tetap unggul," kata Altman dalam sebuah pernyataan.

Berbeda dari Altman, Zuckerberg dan Bezos mendonasikan dana untuk Trump lewat perusahaannya masing-masing. Layanan streaming milik Amazon, yakni Prime, juga menyiarkan upacara pelantikan Presiden ke-47 AS itu.

Menurut sumber yang mengetahui hal ini, penayangan itu setara dengan tambahan 1 juta dollar AS sebagai sumbangan non-moneter.

Selain itu, Google dan Microsoft dengan nilai yang sama dengan Meta dan Amazon. CEO Apple Tim Cook dan CEO Uber Dara Khosrowshahi juga dikabarkan menyetorkan 1 juta dollar AS untuk mendukung pemerintahan Trump.

Hadiri pelantikan dan duduk di bangku spesial

Founder Amazon Heff Bezos dan tunangannya Lauren Sanchez, pada pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump di Washington DC, AS, Senin (20/1/2025).POOL/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP Founder Amazon Heff Bezos dan tunangannya Lauren Sanchez, pada pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump di Washington DC, AS, Senin (20/1/2025).

Para CEO yang "nyawer" Trump tadi hadir ke acara pelantikan Presiden AS, Donald Trump, yang dihelat di Rotunda Gedung Capitol, gedung Kongres AS di Washington DC, Senin (20/1/2025) siang atau Selasa (21/1/2025) dini hari WIB.

Para petinggi perusahaan teknologi itu pun duduk di bangku spesial. Bukan cuma hadir, posisi duduk mereka pun terkesan spesial.

Mereka duduk di kursi baris kedua di belakang deretan kursi yang ditempati keluarga inti Donald Trump.

Selain CEO perusahaan yang disebutkan di atas, ada pula CEO TikTok, Shou Zi Chew, yang sedang menjadi sorotan di tengah pemblokiran singkat TikTok, Minggu (19/1/2025).

Shou Zi Chew, yang pada minggu lalu berterima kasih kepada Trump atas upayanya agar jejaring sosial itu tetap beroperasi di AS, juga hadir dalam pelantikan Donald Trump. Namun, Shou tidak duduk sebaris dengan Zuckerberg, Jeff Bezos, dkk tadi.

Ada pesan tersirat

CEO Google Sundar Pichai (kiri) bersama CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk pada pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat di US Capitol, Washington DC, AS, Senin (20/1/2025).POOL/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP CEO Google Sundar Pichai (kiri) bersama CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk pada pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat di US Capitol, Washington DC, AS, Senin (20/1/2025).

Kehadiran bos-bos perusahaan teknologi raksasa itu menimbulkan banyak spekulasi. Apalagi posisi duduk mereka yang terkesan spesial.

Menurut para analis hukum di AS, Trump ingin memberikan pesan tersirat kepada tamu undangan yang hadir. Kemungkinan, ia ingin menyampaikan bahwa pemerintahannya kali ini akan berbeda dengan sebelumnya (2017-2021).

Para ahli menduga, perbedaannya mungkin akan berpengaruh pada kebijakan-kebijakan seputar teknologi.

Lantas, apa alasan para bos teknologi hadir di pelantikan Trump? Salah satu Senator AS, Elizabeth Warren, mengatakan, kehadiran bos-bos teknologi di baris kedua ini memperlihatkan bahwa mereka ingin mencari perhatian dan dukungan Trump, sejak awal pemerintahannya.

"Kehadiran mereka di pelantikan Trump juga terkesan memiliki tujuan lain, yaitu supaya perusahaannya terhindar dari pengawasan, regulasi, dan aturan ketat lainnya yang mungkin diterapkan di pemerintahan Trump," kata Elizabeth dalam sebuah surat beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, beberapa perusahaan teknologi ini bisa dibilang cukup sering tersandung kasus dengan Pemerintah AS. Google dan Amazon, misalnya, beberapa kali terkena kasus terkait dugaan monopoli dalam produk dan layanan mereka.

Kabarnya, Trump kemungkinan akan membatalkan beberapa kebijakan anti-monopoli yang diterapkan di masa pemerintahan Presiden Joe Biden. Nah, hal inilah yang mungkin diincar perusahaan-perusahaan teknologi di AS, seperti Google, Amazon, Meta, dkk.

Selain "melunakkan" hati Pemerintah AS, kehadiran Elon Musk, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, dkk juga dianggap sebagai upaya mereka untuk mencari simpati dan membangun relasi langsung dari presiden baru AS.

"Kehadiran bos perusahaan teknologi di barisan kursi khusus menggambarkan bahwa mereka ingin membangun relasi khusus kepada Presiden AS Donald Trump untuk kepentingan perusahaan," kata founder koalisi perusahaan teknologi Chamber of Progress, Adam Kovacevich, dalam sebuah pernyataan.

Apa pun alasan mereka, kehadiran bos-bos besar di dunia teknologi ini tentunya merupakan upaya perusahaan masing-masing untuk mendukung pemerintahan Trump, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheHill.com, Rabu (22/1/2025).

Ini juga merupakan pemandangan baru pada momen pelantikan Presiden AS di Washington DC. Sebab, para bos teknologi biasanya tak disediakan kursi khusus di bagian depan yang dekat dengan keluarga presiden.

Tag:  #teknologi #nyawer #trump #siapa #paling #banyak

KOMENTAR