Perang Dagang China-AS Mereda, Investigasi Nvidia dan Qualcomm Disetop
Bendera Amerika Serikat dan bendera China saat berkibar di Genting Snow Park jelang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Zhangjiakou, China, 2 Februari 2022.(AP PHOTO/KIICHIRO SATO)
08:00
3 November 2025

Perang Dagang China-AS Mereda, Investigasi Nvidia dan Qualcomm Disetop

- Pemerintah China menghentikan penyelidikan antimonopoli terhadap dua raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat (AS), yakni Qualcomm dan Nvidia, pada Sabtu (1/11/2025) waktu setempat AS. 

Hal ini merupakan hasil dari kesepakatan "gencatan senjata" perang dagang antara China dan AS yang memanas sejak awal tahun. 

Kesepakatan ini diteken Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam suatu pertemuan di Korea Selatan pada Sabtu kemarin. 

Dalam pernyataan resmi Gedung Putih yang dirilis akhir pekan lalu, disebutkan bahwa China akan mengakhiri seluruh investigasi antimonopoli dan antidumping terhadap perusahaan-perusahaan AS di rantai pasok semikonduktor, termasuk Qualcomm dan Nvidia.

Antimonopoli dan antidumping adalah kebijakan untuk menjaga persaingan usaha yang sehat di pasar. Keduanya sejatinya dirancang agar pasar tetap kompetitif, konsumen terlindungi, dan tidak terjadi distorsi akibat kekuatan ekonomi yang berlebihan dari satu pihak.

Aturan antimonopoli bertujuan mencegah satu atau sekelompok perusahaan mendominasi pasar hingga menghambat kompetitor, misalnya lewat kartel harga, penggabungan usaha yang terlalu besar, atau praktik eksklusif yang menutup peluang pemain lain.

Sementara itu, antidumping berfungsi melindungi industri dalam negeri dari produk impor yang dijual di bawah harga pasar normal (dumping) oleh produsen asing untuk merebut pangsa pasar.

Sebelumnya, sekitar awal Oktober lalu, China, melalui State Administration for Market Regulation (SAMR), membuka penyelidikan terhadap Qualcomm karena tidak melaporkan akuisisi mereka terhadap Autotalks, perusahaan chip otomotif asal Israel.

Sementara itu, Nvidia ikutan diperiksa atas hal serupa, namun untuk akuisisi terhadap Mellanox Technologies, perusaaan yang memasok berbagai produk jaringan macam adaptor, switch, hingga produk berbasis silikon.

Selain menghentikan investigasi perusahaan AS, China juga menyepakati beberapa hal berikut:

  • Mencabut pembatasan ekspor mineral penting seperti rare earth, galium, germanium, antimon, dan grafit yang sempat diberlakukan pada 2022 dan 2025.
  • Mengawasi ketat ekspor bahan kimia fentanyl ke AS.
  • Menangguhkan tarif balasan terhadap produk pertanian AS seperti kedelai, daging, jagung, buah, dan susu.
  • Membuka kembali pasar untuk chip dan komponen buatan AS, termasuk dari pabrikan seperti Nexperia. Langkah ini dianggap penting untuk pasokan chip di industri otomotif global.
  • Menghentikan langkah non-tarif seperti pencantuman perusahaan AS dalam daftar entitas yang diblokir China.
  • China juga berjanji membeli 12 juta metrik ton kedelai AS hingga akhir 2025 dan 25 juta ton per tahun selama 2026–2028.

Sebagai balasan atas melunaknya China, AS akan menurunkan tarif impor terhadap produk China sebesar 10 poin persentase mulai 10 November 2025.

AS juga akan memperpanjang masa berlaku pengecualian tarif berdasarkan Pasal 301 hingga November 2026, serta menangguhkan sementara sejumlah pembatasan ekspor dan sanksi terhadap sektor maritim China selama masa negosiasi.

Gedung Putih menyebut kesepakatan ini sebagai langkah strategis untuk “menyeimbangkan kembali hubungan dagang dengan China”, sekaligus melindungi kepentingan ekonomi AS.

Hubungan AS-China sempat memanas

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berbicara kepada Presiden China Xi Jinping (kanan) di dekat Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025), setelah bertemu untuk kali pertama dalam enam tahun.AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berbicara kepada Presiden China Xi Jinping (kanan) di dekat Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025), setelah bertemu untuk kali pertama dalam enam tahun.

Sebelum kesepakatan ini dicapai, hubungan AS–China sempat memanas akibat langkah China yang membuka investigasi terhadap perusahaan AS, dua di antaranya Qualcomm dan Nvidia, seperti disebutkan sebelumnya.

Langkah ini dianggap sebagai balasan langsung terhadap pembatasan ekspor chip canggih dari AS ke China yang diberlakukan sejak 2022.

Pada saat itu, AS melarang pengiriman chip kecerdasan buatan (AI) dan peralatan pembuat chip ke China. Hal ini untuk mencegah negara tersebut mengembangkan teknologi militer dan AI yang bisa menyaingi AS.

Selain menyeret dua perusahaan chip besar, China juga mengenakan biaya tambahan untuk kapal berbendera AS, serta memperketat izin ekspor bahan baku semikonduktor dan baterai litium.

Dengan dicabutnya investigasi dan kebijakan pembalasan tersebut, kesepakatan baru ini dinilai sebagai titik balik penting dalam hubungan dagang kedua negara.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BBC, pertemuan Xi Jinping dan Trump di Korea Selatan akhir pekan ini menjadi yang pertama sejak Trump menjabat untuk masa keduanya di Gedung Putih.

Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk menurunkan eskalasi perang dagang yang telah memicu ketidakpastian global sepanjang tahun ini, termasuk penyelidikan terhadap perusahaan AS di atas.

Kesepakatan ini juga mengakhiri babak terbaru perang tarif antara AS-China, setelah Trump memberlakukan tarif tambahan pada awal masa jabatan keduanya sejak Januari lalu, yang kemudian dibalas oleh China.

Meski demikian, "drama" persaingan dan perang dagang antara AS dan China diprediksi tak akan berakhir di sini saja. Sebab, persaingan teknologi, keamanan, dan industri strategis antara AS dan China kemungkinan besar masih akan terus berlangsung.

Tag:  #perang #dagang #china #mereda #investigasi #nvidia #qualcomm #disetop

KOMENTAR