Pentingnya Asisten Darurat: Kesiapan Pengemudi Indonesia Masih Rendah Saat Hadapi Situasi di Jalan
Kondisi darurat saat berkendara mobil, salah satunya saat mesin mengalami overheating. (Matt's Automotive Service).
16:24
27 Oktober 2025

Pentingnya Asisten Darurat: Kesiapan Pengemudi Indonesia Masih Rendah Saat Hadapi Situasi di Jalan

- Sebuah temuan terbaru mengungkapkan bahwa mayoritas pengemudi di Indonesia belum siap menghadapi situasi darurat di jalan. Mulai dari ban bocor hingga aki soak, kondisi tak terduga itu masih sering membuat pengendara kebingungan harus berbuat apa.

Menurut hasil survei Garasi.id bersama Mitra Bantuan Darurat di Jalan, lebih dari 60 persen pengemudi di Indonesia tidak memiliki akses ke layanan darurat 24 jam, sementara sekitar 58 persen lainnya mengaku tidak tahu harus menghubungi siapa saat kendaraan mereka mogok atau mengalami masalah teknis.

Masalah yang paling sering dialami pengemudi di jalan mencakup ban bocor (35 persen), aki mati (30 persen), dan kehabisan bahan bakar (25 persen).

Situasi-situasi ini, meski tampak sepele, sering kali berubah menjadi potensi bahaya, terutama jika pengemudi tidak memiliki pengetahuan dasar atau peralatan untuk menangani kondisi darurat dengan benar.

Selain itu, tidak sedikit kasus kecelakaan kecil di jalan yang bermula dari penanganan darurat yang keliru. Kendaraan mogok di posisi yang tidak aman, atau pengemudi yang mengganti ban di tengah arus lalu lintas tanpa tanda pengaman, bisa berujung fatal.

“Penanganan darurat yang tidak tepat kerap menjadi pemicu eskalasi situasi di jalan yang sebenarnya bisa dihindari,” ujar Ardyanto Alam, CEO Garasi.id di Jakarta, Senin (27/10).

Ia menegaskan, pengemudi perlu memahami bahwa kesiapsiagaan adalah bagian penting dari keselamatan berkendara. Selain memastikan kondisi kendaraan tetap prima, pengemudi juga disarankan untuk memiliki akses ke layanan asisten darurat agar tidak panik atau salah bertindak saat masalah terjadi.

Ardyanto juga membagikan beberapa langkah aman yang bisa dilakukan pengemudi sambil menunggu bantuan tiba.

“Saat kendaraan bermasalah, segera menepi ke bahu jalan atau area aman sejauh mungkin dari lalu lintas, lalu nyalakan lampu hazard. Jangan lupa menaruh segitiga pengaman sejauh minimal 3–5 meter di belakang mobil di dalam kota, dan 10–15 meter di jalan tol,” jelasnya.

Selain itu, berikut tips penting untuk menghadapi keadaan darurat di jalan yakni tetap tenang dan amankan penumpang terlebih dahulu. Kemudian gunakan lampu ponsel saat keluar kendaraan di malam hari.

Hindari memperbaiki kendaraan di jalur cepat tanpa alat pendukung atau tanda pengaman. Kalau sudah, segera hubungi layanan darurat terpercaya yang beroperasi 24 jam.

Bagi pengemudi yang cukup memahami dasar kelistrikan, Ardyanto menambahkan, aki kendaraan dapat dicek menggunakan voltmeter dengan tegangan normal di kisaran 12,4–12,7 volt.

Bila di bawah itu, dan tidak tersedia alat bantu, mobil bertransmisi manual bisa dihidupkan dengan metode dorong, namun hanya jika dilakukan di area aman.

Banyak pengemudi di Indonesia mengandalkan keberuntungan saat menghadapi masalah di jalan. Padahal, menurut para ahli keselamatan transportasi, kesiapsiagaan dan akses cepat terhadap bantuan profesional merupakan faktor penting untuk mencegah risiko kecelakaan lanjutan.

“Keselamatan tidak hanya datang dari kendaraan yang prima, tetapi juga dari sistem bantuan darurat yang dapat diandalkan kapan pun dibutuhkan,” tutup Ardyanto.

Dengan semakin padatnya lalu lintas di kota besar, memiliki akses cepat ke layanan darurat kini bukan sekadar kemewahan, melainkan kebutuhan.

Pengemudi disarankan untuk mencatat nomor kontak darurat atau menggunakan aplikasi yang menyediakan layanan bantuan 24 jam agar perjalanan tetap aman, tenang, dan terkendali.

Editor: Dony Lesmana Eko Putra

Tag:  #pentingnya #asisten #darurat #kesiapan #pengemudi #indonesia #masih #rendah #saat #hadapi #situasi #jalan

KOMENTAR