Riset Akamai: Mikrosegmentasi Redam Dampak Serangan Ransomware
Ilustrasi.(Akamai)
17:18
13 Oktober 2025

Riset Akamai: Mikrosegmentasi Redam Dampak Serangan Ransomware

– Perusahaan keamanan siber Akamai Technologies merilis laporan terbaru yang menunjukkan bahwa mikrosegmentasi jaringan berperan besar dalam mempercepat respons terhadap serangan ransomware sekaligus menurunkan premi asuransi cyber bagi organisasi.

Dalam laporan bertajuk The Segmentation Impact Study: Why microsegmentation now defines enterprise cybersecurity, risk, and resilience, Akamai mensurvei 1.200 pemimpin keamanan dan teknologi di seluruh dunia.

Hasilnya, organisasi yang sudah menerapkan mikrosegmentasi terbukti lebih tangguh dalam merespons insiden dan lebih efisien secara finansial.

“Organisasi yang menerapkan mikrosegmentasi merespons ancaman siber lebih cepat dan membayar premi asuransi yang lebih rendah,” kata Ofer Wolf, Senior Vice President dan General Manager Enterprise Security di Akamai, dalam keterangan pers yang diterima KompasTekno, Senin (13/10/2025).

Wolf juga mengatakan bahwa segmentasi jaringan dan pembatasan pembobolan menjadi lapisan pertahanan penting di era serangan berbasis AI.

Menurut laporan itu, 90 persen organisasi global telah menerapkan segmentasi jaringan dalam berbagai bentuk. Namun, hanya 35 persen yang sudah mencapai tahap mikrosegmentasi penuh di seluruh lingkungan jaringan mereka.

Kesenjangan ini dinilai berisiko tinggi, sebab tanpa segmentasi mendalam, pelaku siber dapat melakukan gerakan lateral di dalam sistem dan memperluas serangan dengan cepat.

Kabar baiknya, setengah dari organisasi yang belum menerapkan berencana mengadopsi mikrosegmentasi dalam dua tahun ke depan. Sementara itu, 68 persen organisasi yang sudah menerapkan menyatakan akan meningkatkan investasinya.

Organisasi yang ikut survei mengidentifikasi beberapa motivasi utama untuk mengadopsi mikrosegmentasi, di antaranya:

  • Membatasi serangan ransomware: 63 persen responden menilai mikrosegmentasi efektif mencegah penyebaran serangan ke seluruh jaringan.
  • Merespons insiden lebih cepat: 56 persen menggunakan segmentasi untuk mempercepat waktu tanggap terhadap pelanggaran keamanan.
  • Melindungi aset penting: 74 persen menerapkannya untuk mengamankan data dan sistem bernilai tinggi.
  • Mencegah ancaman internal: 57 persen menyebut mikrosegmentasi membantu membatasi akses bagi pengguna internal yang berisiko.
  • Memenuhi regulasi: 57 persen lainnya menjalankan segmentasi untuk memenuhi kepatuhan standar industri dan menghindari sanksi.

Secara rata-rata, organisasi dengan pendapatan lebih dari 1 miliar dollar AS yang telah menerapkan mikrosegmentasi melaporkan penurunan waktu pembatasan ransomware hingga 33 persen.

Premi asuransi cyber

Akamai juga menyoroti korelasi langsung antara segmentasi dan kebijakan asuransi cyber. Dalam lanskap ancaman saat ini, asuransi siber menjadi elemen penting untuk membantu organisasi pulih dari serangan dan menilai postur keamanan mereka secara objektif.

Sebanyak 75 persen organisasi yang disurvei menyatakan bahwa penyedia asuransi kini menilai kesiapan segmentasi dalam proses analisis risiko sebelum memberikan penawaran premi.

Hasilnya, perusahaan dengan strategi segmentasi matang menikmati keuntungan yang nyata:

  • Pelaporan audit lebih sederhana: 85 persen mengatakan segmentasi mempermudah proses audit, dan 33 persen mengalami penurunan biaya sertifikasi.
  • Premi asuransi lebih rendah: 60 persen organisasi melaporkan potongan premi karena memiliki segmentasi yang kuat.
  • Hasil klaim lebih baik: 74 persen mengaku segmentasi yang efektif meningkatkan peluang klaim asuransi diterima.

Meski kesadaran meningkat, banyak organisasi masih tertahan di fase awal penerapan. Mayoritas masih mengandalkan model segmentasi tradisional yang hanya membatasi lalu lintas keluar-masuk (north-south segmentation), bukan antar-sistem internal (east-west segmentation) yang lebih kritis.

Sebanyak 44 persen responden menyebut kompleksitas jaringan sebagai tantangan utama, disusul oleh celah visibilitas (39 persen) dan penolakan operasional (32 persen).

Namun, perusahaan yang berhasil mengimplementasikan mikrosegmentasi mencatat manfaat signifikan: lebih sedikit sistem yang disusupi, biaya pemulihan lebih rendah, dan kelangsungan bisnis yang lebih stabil.

Riset ini dilaksanakan oleh Phronesis Partners untuk Akamai pada tahun 2025, mencakup berbagai industri dan wilayah.

Studi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang evolusi segmentasi jaringan, dari strategi tradisional menuju kematangan mikrosegmentasi, serta perannya dalam membentuk resiliensi digital organisasi di era AI.

Tag:  #riset #akamai #mikrosegmentasi #redam #dampak #serangan #ransomware

KOMENTAR