Dari Hijau ke Coklat, Citra Satelit Ungkap Perubahan Pulau Gag akibat Tambang Nikel Raja Ampat
Dari hijau ke coklat, citra satelit Google Earth ungkap perubahan Pulau Gag Raja Ampat yang jadi lokasi tambang nikel.(Google Earth)
14:06
9 Juni 2025

Dari Hijau ke Coklat, Citra Satelit Ungkap Perubahan Pulau Gag akibat Tambang Nikel Raja Ampat

- Media sosial belakangan ramai membicarakan kondisi Pulau Gag di Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang terlihat rusak akibat aktivitas tambang nikel.

Sejumlah foto dan video memperlihatkan bagian pulau yang sebelumnya hijau, kini berubah menjadi tanah terbuka berwarna coklat. Perubahan itu terlihat mencolok, bahkan dari citra satelit.

Kita sebenarnya bisa menilik perubahan kondisi Pulau Gag lewat layanan Google Earth. Google menyediakan fitur bernama "historical imagery", yang memungkinkan pengguna melihat rekaman citra satelit dari waktu ke waktu. Ini termasuk perubahan tutupan lahan di Pulau Gag selama beberapa dekade terakhir.

Google Earth juga punya fitur timelapse untuk melihat perubahan kondisi Pulau Gag selama kurang lebih 40 tahun terakhir dalam waktu beberapa detik. Fitur ini sangat membantu untuk menelusuri perubahan lingkungan akibat pembangunan atau aktivitas industri seperti tambang.

Jejak perubahan Pulau Gag dari citra satelit

Citra satelit Pulau Gag tahun 1984.Google Earth Citra satelit Pulau Gag tahun 1984.Pantauan KompasTekno di Google Earth, Pulau Gag memiliki rekaman citra satelit sejak tahun 1984 hingga 2020. Artinya, kita bisa melihat riwayat lingkungan pulau itu dalam rentang waktu sekitar 36 tahun terakhir.

Dalam mode timelaps, Google menyediakan riwayat citra satelit mulai 1984 hingga 2022.

Secara umum, Pulau Gag tampak hijau pada rentang 1980-an hingga awal 2010-an. Namun perubahan mulai terlihat pada 2017. Muncul area-area terbuka berwarna coklat yang kontras dengan tutupan hijau di sekitarnya. Area tersebut diduga sebagai lokasi awal aktivitas pertambangan nikel.

Citra tahun 2018 memperlihatkan lubang terbuka yang lebih luas. Perubahan ini terus berlangsung setiap tahun. Perbandingan antara citra tahun 2018, 2019, 2020, dan yang terbaru tahun 2025, memperlihatkan area terbuka makin membesar.

Lubang-lubang coklat tersebut menunjukkan wilayah yang telah kehilangan tutupan hutan, berganti menjadi tanah terbuka. Ini merupakan tanda khas dari wilayah tambang terbuka.

Untuk melihat langsung perubahan Pulau Gag dari citra satelit, pengguna bisa membuka situs Google Earth Web. Kemudian ketik kata kunci "Pulau Gag" di kolom pencarian.

Setelah lokasi terbuka, klik ikon bola dunia di dekat kolo pencarian. Kemudian, pengguna tinggal geser garis waktu untuk melihat perbedaan visual Pulau Gag dari tahun ke tahun.

Pengguna bisa klik ikon jam untuk beralih ke mode timelapse. Dengan mode ini, pengguna bisa menyaksikan langsung bagaimana lokasi pertambangan nikel di sana makin meluas, khususnya setelah tahun 2017.

Citra satelit Pulau Gag 2017.Google Earth Citra satelit Pulau Gag 2017.

Citra satelit Pulau Gag tahun 2018.Google Earth Citra satelit Pulau Gag tahun 2018.

Citra satelit Pulau Gag Raja Ampat tahun 2019.Google Earth Citra satelit Pulau Gag Raja Ampat tahun 2019.

Cita satelit Pulau Gag pada 2020, terlihat area terbuka makin lebar.Google Earth Cita satelit Pulau Gag pada 2020, terlihat area terbuka makin lebar.

Citra satelit Pulau Gag pada 2025 ini.Google Earth Citra satelit Pulau Gag pada 2025 ini.

Di mana letak Pulau Gag?

Raja Ampat selama ini dikenal dunia karena keindahan alamnya yang luar biasa. Gugusan pulau-pulau kecil dengan bukit hijau menjulang di atas laut biru jernih menjadi ciri khas wilayah ini. Tak heran jika Raja Ampat menjadi destinasi impian para pecinta alam, fotografer, hingga penyelam kelas dunia.

Karena itu, ketika beredar gambar satu pulau yang terlihat rusak, penuh lubang, dan tak lagi hijau, publik pun mempertanyakan keberadaan dan kondisi sebenarnya dari Pulau Gag. Banyak yang tak menyangka bahwa di tengah kawasan yang dilindungi ini, ada aktivitas pertambangan yang aktif.

Secara administratif, Pulau Gag ada di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Kawasan Raja Ampat ada di kepulauan sebelah utara “Kepala Burung” pulau Papua yang luas.

Raja Ampat.Dok. Kemenpar Raja Ampat.Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Pulau Gag terpisah dari objek wisata terkemuka Raja Ampat yakni Pulau Piaynemo. Jaraknya kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km.

Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi UGM dalam situs webnya menuliskan luas wilayah Pulau Gag ini adalah 6.500 hektare atau 65 kilometer persegi.

Dalam tulisan yang diunggah pada 12 Maret 2010 itu, Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi UGM mengatakan Pulau Gag punya topografi sebagin besar berbukit dan bergunung dengan puncak tertinggi yakni Gunung Susu berketinggian 350 meter dari permukaan laut, terletak di bagian selatan.

Pulau Gag disebut memiliki potensi sumber daya yang tinggi, meliputi sumber daya mineral, perikanan, ekosistem mangrove, terumbu karang, rumput laut, dan biota laut lainnya.

Terumbu karang di Pulau Gag tersebar luas di hampir seluruh kepulauan. Di sini banyak ditemukan ikan karang, juga ikan ekor kuning, pisang-pisangan, napoleon, kakatua, kerapu, kakap, dan baronang. Untuk Crustacea, ada jenis Penidae dan kepiting bakau (Scylla).

Disebutkan Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi UGM, Pulau Gag terletak pada 160 km arah barat laut Kota Sorong. Sistem Informasi Pulau di situs Badan Informasi Geospasial (BIG) menuliskan bahwa Pulau Gag ini tidak berpenduduk.

Foto terkait kondisi tambang di Kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya periode 26-31 Mei 2025 yang ditunjukkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Minggu (8/6/2025).KOMPAS.com/Haryanti Puspa Sari Foto terkait kondisi tambang di Kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya periode 26-31 Mei 2025 yang ditunjukkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Minggu (8/6/2025).Pemerintah menegaskan, aktivitas tambang nikel yang dilakukan PT Gag Nikel (PT GN) di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, telah berjalan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Meski legal, publik tetap menyoroti dampak lingkungan dari tambang terbuka di wilayah Raja Ampat yang selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi laut dan daratan paling kaya di dunia.

      View this post on Instagram      

A post shared by Tekno Kompas.com (@teknokompas)

Tag:  #dari #hijau #coklat #citra #satelit #ungkap #perubahan #pulau #akibat #tambang #nikel #raja #ampat

KOMENTAR