Siap-siap, 7 Pekerjaan Ini Terancam Digantikan AI
Ilustrasi teknologi AI (Artificial Intelligence) gantikan peran manusia dalam sektor pekerjaan. (Shutterstock)
06:27
30 April 2025

Siap-siap, 7 Pekerjaan Ini Terancam Digantikan AI

- Teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) pada dasarnya dirancang dan dikembangkan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia. 

Berbagai pekerjaan tertentu seperti menulis, menganalisis data, hingga membuat gambar, pun kini hampir sepenuhnya dapat dilakukan oleh AI.

Cukup dengan memberikan prompt atau perintah tertentu, pekerja bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang mereka mau dalam kurun waktu cepat.

Namun, di balik kecanggihan AI sekarang, turut muncul sebuah kekhawatiran besar. Salah satunya yaitu potensi digantikannya peran tenaga kerja manusia oleh mesin AI.

Menurut laporan dari PwC, McKinsey, dan World Economic Forum, pada tahun 2050, struktur pasar tenaga kerja global diperkirakan akan berubah sepenuhnya karena AI.

Dalam hal ini, sekitar 60 persen pekerjaan yang ada sekarang, disebut akan membutuhkan adaptasi secara besar-besaran karena di masa depan, teknologi AI dan sistem otomatisasi diprediksi akan masuk menjadi bagian integral dalam dunia kerja.

Laporan McKinsey memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, sekitar 30 persen pekerjaan di Amerika Serikat (AS) saat ini, dapat diotomotisasi alias digantikan sepenuhnya oleh teknologi AI.

Dalam laporan yang sama, McKinsey juga memperkirakan bahwa sekitar 60 persen jenis pekerjaan lainnya, disebut akan mengalami perubahan signifikan akibat penerapan sistem AI di masa depan.

Sementara itu, perusahaan investasi dan sekuritas kenamaan global Goldman Sachs memproyeksikan bahwa pada tahun 2045, sekitar 50 persen dari total pekerjaan yang ada sekarang dapat sepenuhnya diotomatisasi.

Kondisi ini dapat terjadi karena majunya perkembangan AI dan perangkat robot generatif di dunia kerja.

Sebelumnya, Goldman juga memperkirakan bahwa sebanyak 300 juta jenis pekerjaan akan berpotensi hilang akibat otomatisasi tersebut. Termasuk 25 persen di dalamnya merupakan  tenaga kerja global yang telah diotomatisasi oleh AI.

Kendati demikian, tidak semua jenis pekerjaan akan bisa digantikan oleh AI. Beberapa pekerjaan yang melibatkan keterampilan fisik dan tenaga manusia diperkirakan akan bertahan lebih lama.

Adapun pekerjaan-pekerjaan seperti konstruksi, pemeliharaan, instalasi dan perbaikan (maintenance), dinilai lebih sulit untuk digantikan oleh mesin atau teknologi berbasis AI.

Hal ini dikarenakan pekerjaan tersebut membutuhkan keterampilan dan pengamatan langsung dari manusia.

Sementara itu, pekerjaan yang bersifat administratif atau yang membutuhkan proses data berulang, dinilai akan sangat rentan tergantikan oleh AI.

Berikut ini adalah daftar pekerjaan yang diprediksi akan musnah atau dapat digantikan oleh AI, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari laman resmi Forbes, Selasa (29/4/2025).

ilustrasi AI menggantikan pekerjaan manusia.canva.com ilustrasi AI menggantikan pekerjaan manusia.

Prediksi pekerjaan yang diganti oleh AI

1. Data Entry dan customer service

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institute for Public Policy Research pada 2024, ditemukan bahwa sekitar 60 persen pekerjaan atau tugas yang bersifat administratif dapat diotomatisasi oleh AI. 

Adapun tugas-tugas seperti data entry, penjadwalan, dan layanan pelanggan (customer service), diperkirakan akan menjadi pekerjaan pertama yang sangat mungkin digantikan oleh teknologi AI.

Kondisi ini ditunjukkan oleh CEO Black Rock, Larry Fink. Ia menyebut bahwa saat ini perusahaannya bahkan sudah mulai menggunakan AI untuk menyederhanakan fungsi-fungsi back-office.

Menurutnya, dibandingkan menggunakan tenaga kerja manusia, memanfaatkan teknologi AI untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut dinilai lebih efisien karena dapat memangkas budget perusahaan secara signifikan.

2. Pembukuan dan analis data keuangan

Pekerjaan seperti pembukuan (bookkeeping), financial modeling, dan analisis data dasar juga diprediksi akan sangat rentan digantikan oleh teknologi AI.

Platform AI seperti Bloomberg Terminal disebut telah meningkatkan kemampuan mengolah data mereka dan menghasilkan laporan dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan tenaga kerja manusia.

Bloomberg Terminal adalah software data dan analisis yang banyak digunakan di sektor keuangan dan investasi global.

Software ini menyediakan akses keuangan secara real-time, berita, serta analisis finansial secara cepat dan mendalam.

Alat ini diciptakan oleh Michael Bloomberg dengan tujuan memberikan data keuangan real-time kepada para profesional di Wall Street.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon melaporkan bahwa banknya saat ini tengah mengotomatisasikan berbagai tugas perbankan rutin.

Dalam hal ini, sekitar 20 persen pekerja yang berada di posisi analis di perusahaan tersebut diperkirakan terancam kehilangan pekerjaan tersebut pada tahun 2030.

3. Pekerja di bidang hukum

Pekerja di bidang paralegal, penyusunan kontrak, dan riset hukum turut diprediksi akan menjadi bidang pekerjaan yang bisa digantikan oleh AI.

Menurut investor makro dan pendiri hedge fund Bridgewater Associates, Ray Dalio, pekerjaan yang banyak berfokus pada pengolahan data besar dan penelitian, seperti yang ada di sektor akademis dan konsultasi, sangat terancam dan berpotensi digantikan sepenuhnya oleh teknologi AI.

Adapun pekerjaan seperti paralegal, yang melibatkan analisis dokumen dan riset hukum, menjadi contoh yang sangat rentan terhadap otomatisasi karena kemampuan AI dalam memroses dan menganalisis dokumen dalam skala yang lebih besar.

Apalagi, berdasarkan studi yang dilakukan Standford pada 2025, alat AI seperti Harvey dan CoCounsel disebut dapat menganalisis dokumen dengan tingkat akurasi mencapai 90 persen.

Namun, Dalio juga mencatat bahwa peran-peran yang lebih strategis dalam bidang hukum, seperti posisi senior legal strategy dan courtoom advocacy, diperkirakan akan tetap bertahan karena masih membutuhkan penilaian manusia.

4. Desain grafis dan copywriter

Di sektor kreativitas, pekerja seperti desainer grafis, copywriter, atau yang bekerja dalam bidang jurnalistik, juga diperkirakan akan terancam diganti akibat kemajuan teknologi AI. 

Dengan adanya alat seperti DALL-E dan chatbot AI seperti ChatGPT, produksi konten disebut bisa dikerjakan dengan mudah dan cepat.

Menurut laporan Pew Research Center 2024, sekitar 30 persen pekerjaan di industri media akan bisa digantikan oleh AI mulai tahun 2035. 

Meski demikian, pendiri Pershing Square, Bill Ackman, mengungkapkan bahwa walau konten iklan yang dihasilkan oleh AI semakin mendominasi, kreativitas manusia dalam bidang seni seperti storytelling, diperkirakan akan tetap bertahan lama.

5. Software development, engineering, data science

Meskipun AI dihasilkan karena perkembangan teknologi, sektor ini juga diperkirakan akan terancam punah di masa depan. Bidang pekerjaan seperti software development, engineering, dan data science menjadi beberapa contohnya.

Berdasarkan laporan dari World Economic Forum 2025, sekitar 40 persen pekerjaan berbasis pemrograman, seperti coding atau analisis data, diprediksi akan digantikan sepenuhnya oleh AI pada tahun 2040.

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, mengungkapkan bahwa sektor ini sebenarnya masih bisa mengalami pertumbuhan di beberapa bidang, seperti keamanan siber atau cybersecurity.

Namun, pekerjaan berbasis STEM (Science, Tecnology, Engineering, dan Mathematichs) berpotensi terdampak otomatisasi ini, sementara profesi yang membutuhkan kreativitas, inovasi, serta riset, disebut masih akan tetap dikerjakan oleh manusia.

6. Tenaga kerja medis

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh The Lancet pada 2023, diperkirakan sekitar 25 persen tugas administratif di bidang medis (kedokteran) akan hilang akibat otomatisasi oleh AI mulai tahun 2035.

Namun, beberapa pekerjaan yang sifatnya berhadapan langsung dengan pasien seperti perawatan, disebut akan tetap bertahan dan tidak bisa digantikan oleh AI.

Hal ini dikarenakan, tugas seperti perawatan hanya bisa dilakukan oleh tenaga kerja manusia sebab pekerjaan ini membutuhkan empati tinggi dan kepercayaan yang tidak dapat direplikasi oleh teknologi AI.

Dalam hal ini, meskipun teknologi AI dalam bidang medis seperti AI diagnostik dan robot bedah terus dilatih dan dikembangkan, keduanya dinilai tetap tidak akan bisa menggantikan peran manusia dalam merawat pasien.

7. Tenaga kerja pendidik

Menurut laporan OECD 2024, sekitar 10 persen pekerja yang berasal dari sektor pendidik, diperkirakan akan digantikan oleh teknologi AI pada tahun 2040.

Otomatisasi oleh AI ini diprediksi akan mengambil alih sebagian besar tugas-tugas rutin yang biasa dikerjakan oleh tenaga kerja pendidik, seperti administrasi, penilaian otomatis, dan penyampaian materi pelajaran dasar.

Meski begitu, ada sejumlah bidang pembelajaran yang diperkirakan tidak akan bisa digantikan oleh AI alias tetap membutuhkan keterlibatan peran manusia secara langsung.

OCED menyebutkan, bidang-bidang seperti pengajaran filsafat atau pendidikan anak usia dini, dinilai sulit digantikan oleh teknologi AI.

Menurut Jamie Dimon dan Bill Ackman, tenaga pendidik yang bertugas di bidang tersebut memiliki keterampilan khusus, seperti kecerdasan emosional yang tidak dapat ditiru oleh sistem kecerdasan buatan.

Adapun kemampuan tersebut antara lain meliputi kepemimpinan strategis, menangani situasi kompleks, serta keahlian untuk menginspirasi dan membimbing peserta didik.

Nah, karena kecerdasan emosional hanya dimiliki oleh manusia, bidang-bidang tersebut dinilai tidak akan bisa direplikasi oleh sistem AI sehingga masih akan bertahan dari otomatisasi AI di masa depan.

Itulah beberapa bidang pekerjaan yang diprediksi akan digantikan oleh teknologi AI di masa depan. Kendati masih berupa prediksi, kemajuan AI di masa sekarang tetap tidak bisa kita abaikan begitu saja.

Melatih keterampilan baru di berbagai bidang, bisa menjadi salah satu cara untuk bisa bertahan di tengah ramainya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat digantikannya tenaga kerja manusia oleh teknologi AI.

Tag:  #siap #siap #pekerjaan #terancam #digantikan

KOMENTAR