Microsoft Gaming Merumahkan 1.900 Karyawan Setelah Akuisisi Activision Blizzard
Logo Microsoft terlihat di Issy-les-Moulineaux, di luar Paris, Prancis 12/4/2016). Microsoft memberhentikan sekitar 1.900 karyawan./(sumber: Foto AP/Michel Euler, File)
08:28
26 Januari 2024

Microsoft Gaming Merumahkan 1.900 Karyawan Setelah Akuisisi Activision Blizzard

- Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja sekitar 1.900 anggota tim di divisi game-nya melalui memo internal perusahaan.

Keputusan ini terjadi hanya tiga bulan setelah penyelesaian akuisisi Activision Blizzard senilai $69 miliar. Dalam memo tersebut disebutkan bahwa pemutusan tersebut akan mengurangi 8% dari total tenaga kerja gaming Microsoft, yang mencapai 22.000 orang.

Dilansir dari Abc News, Jumat (26/1), para karyawan yang terkena dampak bekerja di tim Activision Blizzard, Xbox, dan ZeniMax yang juga dimiliki oleh Microsoft.

CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer menegaskan komitmen untuk menyelaraskan strategi dan rencana eksekusi dengan struktur biaya yang berkelanjutan demi mendukung pertumbuhan bisnis keseluruhan.

"Seiring dengan kemajuan kami di tahun 2024, pimpinan Microsoft Gaming dan Activision Blizzard berkomitmen untuk menyelaraskan strategi dan rencana eksekusi dengan struktur biaya berkelanjutan yang akan mendukung keseluruhan pertumbuhan bisnis kami," demikian isi memo tersebut.

Tidak ada tanggapan segera dari Microsoft terkait permintaan komentar yang diajukan oleh The Associated Press.

Pada hari yang sama, Kamis (25/1), Presiden Blizzard, Mike Ybarra mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan perusahaan melalui unggahan di platform X.

Pengumuman ini tampaknya mengakui dampak dari pemutusan hubungan kerja yang terjadi, yang juga dibahas pada hari Kamis.

Ybarra menuliskan, "Ini adalah hari yang sangat sulit, dan saya akan fokus pada memberikan dukungan kepada semua individu luar biasa yang terdampak. Ini tidak mencerminkan prestasi luar biasa Anda."

Dia menambahkan bahwa memimpin di Blizzard merupakan suatu kehormatan.

Pada bulan Oktober, Microsoft menyelesaikan kesepakatan senilai $69 miliar dengan Activision Blizzard setelah mengatasi tantangan dari regulator anti monopoli di Inggris dan Uni Eropa.

FTC AS kalah dalam upaya untuk memblokir akuisisi tersebut, tetapi mereka masih berusaha membatalkan kesepakatan, menggambarkannya sebagai ancaman terhadap persaingan dalam industri game.

Kesepakatan ini memungkinkan Microsoft untuk menguatkan layanan berlangganan Xbox Game Pass dan bisnis streaming game on-demand.

Microsoft baru-baru ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), menyusul serangkaian pemutusan serupa dalam sektor teknologi selama beberapa minggu terakhir, termasuk perusahaan seperti Google, Riot Games, TikTok, eBay, dan Amazon.

PHK tersebut tidak hanya mempengaruhi sektor teknologi, tetapi juga sektor lain seperti ritel, perhotelan, dan media.

Setahun sebelumnya, Microsoft telah melakukan pengurangan peran yang signifikan. Pada Januari 2023, perusahaan ini mengumumkan rencana untuk memangkas 10.000 pekerja yang setara dengan hampir 5% dari total tenaga kerjanya.

PHK terbaru oleh Microsoft menyoroti pentingnya memiliki suara serikat pekerja dalam dunia kerja, menurut Communications Workers of America.

Serikat ini telah aktif dalam upaya mengorganisir pekerja di industri game, termasuk mereka yang bekerja di divisi game Microsoft.

Meskipun pemutusan hubungan kerja terjadi, Microsoft menonjolkan komitmennya untuk tetap netral jika pekerja Activision Blizzard di AS dan Kanada memilih untuk membentuk serikat pekerja.

Kesepakatan serikat pekerja ini merupakan bagian dari perjanjian tahun 2022 dengan Communications Workers of America yang membantu meredakan kekhawatiran politik AS terkait dampak merger.

Namun, sejauh ini, hanya sejumlah kecil divisi Activision Blizzard yang telah melibatkan diri dalam membentuk serikat pekerja.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #microsoft #gaming #merumahkan #1900 #karyawan #setelah #akuisisi #activision #blizzard

KOMENTAR