Kominfo Gandeng Indosat dan Mastercard Cetak 1 Juta Ahli Keamanan Siber di Indonesia
Konferensi pers terkair kerja sama Kominfo, Indosat, dan Mastercard soal talenta digital di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/9/2024). [Suara.com/Dicky Prastya]
20:00
12 September 2024

Kominfo Gandeng Indosat dan Mastercard Cetak 1 Juta Ahli Keamanan Siber di Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Mastercard Indonesia untuk mencetak 200 ribu talenta digital per tahun.

Menkominfo Budi Arie Setiadi menjelaskan, kerja sama Pemerintah dan swasta ini dilakukan selama lima tahun ke depan.

"200 ribu per tahun (talenta digital), hingga lima tahun," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Budi Arie menyebut kalau kebutuhan akan talenta yang terampil dalam bidang keamanan siber makin signifikan. Meskipun tenaga kerja keamanan siber tumbuh 12,6 persen di tahun 2022 dan 2023, terdapat kekurangan hampir 4 juta profesional keamanan siber di seluruh dunia.

Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Bongkar Biang Kerok Pencuri Data Pribadi Kartu SIM, Operator Indosat?

"Jumlah talenta keamanan siber di Asia-Pasifik pada tahun 2023 mengalami pertumbuhan 11,8 persen, atau lebih dari 960 ribu pekerja. Namun, talenta di Asia-Pasifik secara umum masih mengalami kekurangan sebesar 2,5 juta pekerja,” papar dia.

Berdasarkan kajian Pemerintah, Budi Arie mengakui kalau rata-rata kebutuhan talenta digital Indonesia menyentuh angka 458.043 orang per tahun. Makanya, percepatan talenta digital nasional mutlak dilakukan.

“Kerja sama dalam program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber hadir sebagai upaya untuk mencetak 1 juta talenta digital yang mumpuni dalam lima tahun ke depan,” imbuhnya.

Adapun nota kesepahaman (MoU) antara BPSDM Kemkominfo dan Indosat telah ditandatangani pada Mei 2024 lalu. Perjanjian itu terdapat target 200 ribu talenta digital per tahun.

Modul di tingkat dasar pelatihan itu berisi tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjangkau lebih banyak segmen masyarakat.

Baca Juga: Indodax Diretas, Ratusan Miliar Aset Rentan Dibobol

Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kominfo, akademi daring ini akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil, memastikan mereka lebih siap melindungi diri di dunia yang semakin terdigitalisasi.

Pada saat yang sama, inisiatif ini juga akan mendorong dan mengasah kemampuan keamanan siber Indonesia baik bagi para profesional yang sudah ada maupun talenta baru. Hal ini diharapkan dapat menambah jumlah spesialis dalam bidang keamanan siber.

Beberapa modul tersebut di antaranya ‘How To Inventory Your Device’, ‘Apps & Accounts’, ‘Understanding Cyber Risk’, dan ‘Cybersecurity For Small Business’.

Peserta program DTS nantinya akan memperoleh keterampilan penting yang dibutuhkan dalam ekonomi digital saat ini, seperti cara menginventarisasi perangkat, apps dan accounts; menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan daring; melindungi diri dari serangan phishing dan malware; serta mengamankan data bisnis dengan backups.

Inisiatif ini diharapkan dapat memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam keamanan digital, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di tingkat global.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menilai kalau pihaknya percaya bahwa talenta digital adalah kunci masa depan Indonesia.

"Kami merasa terhormat dipercaya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung terobosan ini. Bersama dengan Mastercard, kami berkomitmen untuk mempercepat perjalanan Indonesia menuju negara yang maju dan aman secara digital, serta siap bersaing di kancah global," katanya.

Sementara itu Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia, Aileen Goh mengatakan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, frekuensi dan cakupan serangan siber juga meningkat. Ia menilai Kejahatan siber diproyeksikan akan merugikan dunia sekitar 13,8 triliun Dolar AS pada tahun 2028.

Selain meningkatnya kerentanan, survei global terbaru mengungkapkan bahwa 72 persen serangan siber di Asia disebabkan oleh kekurangan spesialis terampil di bidang ini.

"Oleh karena itu, pengembangan kapasitas dan pembinaan talenta keamanan siber adalah kunci untuk memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital yang aman. Mastercard senang dapat berkontribusi pada inisiatif penting ini bersama Indosat dan Kementerian Komunikasi dan Informatika," tegasnya.

Editor: Dicky Prastya

Tag:  #kominfo #gandeng #indosat #mastercard #cetak #juta #ahli #keamanan #siber #indonesia

KOMENTAR