Microsoft dan Meta Tetap Mau Keluar Duit Banyak Meski DeepSeek Bisa Murah
ilustrasi artificial intelligence(da-kuk)
18:06
2 Februari 2025

Microsoft dan Meta Tetap Mau Keluar Duit Banyak Meski DeepSeek Bisa Murah

- Microsoft dan induk Facebook, Meta mengonfirmasi tetap menganggarkan uang dalam jumlah besar untuk mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), meski kompetitor barunya dari China, DeepSeek bisa dibangun dengan anggaran yang jauh lebih murah.

Menurut pada eksekutif Microsoft, pengeluaran untuk AI telah menghasilkan keuntungan bisnis dan pengeluaran yang besar untuk AI diperlukan agar perusahaan tetap kompetitif dalam jangka panjang.

CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan dalam laporan keuangan perusahaan, pendapatan Microsoft dari bisnis AI-nya meningkat 175 persen dari tahun ke tahun, dengan pendapatan tahunan sebesar 13 miliar dollar AS.

Sementara pendapatan keseluruhan Microsoft naik 12 persen dari tahun sebelumnya, mencapai 69,6 miliar dollar AS.

“Ketika AI menjadi lebih efisien dan mudah diakses, kita akan melihat lebih banyak permintaan secara eksponensial,” prediksi Nadella.

Di sisi lain, Meta selaku perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, juga mengonfirmasi akan tetap menganggarkan biaya besar demi AI.

CEO Mark Zuckerberg merestui anggaran belanja hingga 65 miliar dollar AS untuk AI tahun ini, dan menyatakan bahwa “berinvestasi sangat besar” dalam infrastruktur AI “akan menjadi keuntungan strategis dari waktu ke waktu.”

“Pada titik ini, saya berani bertaruh bahwa kemampuan untuk membangun infrastruktur semacam itu akan menjadi keuntungan besar bagi kualitas layanan dan kemampuan untuk melayani skala yang kami inginkan,” kata Zuckerberg dikutip KompasTekno dari Entrepreneur.com, Sabtu (1/2/2025).

Meta sendiri dalam laporan keuangannya melaporkan mencatat pendapatan 164,5 miliar dollar AS dalam dua belas bulan yang berakhir pada 31 Desember. Jumlah ini meningkat 22 persen dari tahun 2023.

DeepSeek mampu membangun AI secara lebih murah dengan biaya pengembangan sekitar 6 juta dollar AS (sekitar Rp 97 miliar). Jumlah ini sepuluh kali lebih murah daripada biaya pengembangan ChatGPT.

Dana yang dihabiskan OpenAI untuk mengembangkan GPT-4, menurut laporan TeamGPT, adalah mencapai 63 juta dollar AS (sekitar Rp 1 triliun).

Kemampuan China dalam membangun model AI yang lebih hemat biaya disebut-sebut berasal dari pembatasan ekspor chip canggih oleh Amerika Serikat, seperti Nvidia H100.

Alih-alih menggunakan chip tersebut, DeepSeek memanfaatkan chip Nvidia H800, yang performanya lebih rendah. Kondisi ini memaksa perusahaan-perusahaan China untuk mengembangkan AI dengan metode yang lebih inovatif dan efisien.

Salah satu metode yang digunakan adalah "distillation," yakni teknik untuk melatih model AI agar lebih fokus pada tugas-tugas spesifik.

"Sederhananya, metode ini bisa melatih model AI supaya pintar mengerjakan hal-hal kecil yang spesifik, sehingga akan lebih efisien," kata Chetan Puttagunta, peneliti dari Benchmark General Partner.

Satya Nadella sebelumnya juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan China membuat model AI yang efisien namun tetap berperforma tinggi.

"Saya takjub melihat mereka membuat model AI open source yang bisa berjalan secara efisien namun tetap memiliki performa baik," ujar Nadella.

"Kita harus waspada terhadap perkembangan AI China di masa depan," pungkasnya.

Tag:  #microsoft #meta #tetap #keluar #duit #banyak #meski #deepseek #bisa #murah

KOMENTAR