Belajar dari Kasus Evan Dimas Cs, Jangan Ada Tur Nusantara Jilid II untuk Timnas Indonesia U-19
Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024 usai mengalahkan Thailand 1-0 di babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]
11:48
30 Juli 2024

Belajar dari Kasus Evan Dimas Cs, Jangan Ada Tur Nusantara Jilid II untuk Timnas Indonesia U-19

Timnas Indonesia U-19 berhasil menjuarai Piala AFF U-19 2024. Namun, pertanyaan besar kini muncul apakah Arkhan Kaka dan kawan-kawan bakal bernasib serupa generasi Evan Dimas dan kawan-kawan yang juga mencatat prestasi serupa 11 tahun lalu?

Garuda Nusantara keluar sebagai juara Piala AFF U-19 2024 setelah mengalahkan Thailand dengan skor 1-0 dalam laga final di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB.

Ini menjadi trofi Piala AFF U-19 kedua Timnas Indonesia sepanjang sejarah sejak kali pertama merengkuhnya pada edisi 2013 yang kebetulan juga dilatih Indra Sjafri.

Meski telah membuktikan punya kualitas di level kelompok umur, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan kini dihadapkan dengan tanda tanya besar perihal akan seperti apa masa depan mereka di level senior nanti.

Baca Juga: Indra Sjafri Jawab Kemungkinan Geser Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024

PSSI selaku federasi sepak bola Tanah Air jelas punya peran besar untuk membimbing atau setidaknya memproteksi mereka agar tidak layu sebelum berkembang.

Kasus Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas bisa menjadi cermin bahwa para pemain yang tampil apik di usia muda, belum tentu "selamat" saat menjalani transisi ke level senior.

Bek Timnas Indonesia U-19, Kadek Arel coba mempertahankan bola dari gangguan pemain Thailand dalam laga final Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]Bek Timnas Indonesia U-19, Kadek Arel coba mempertahankan bola dari gangguan pemain Thailand dalam laga final Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]

Dari banyaknya talenta yang menonjol pada Timnas Indonesia U-19 yang menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 silam, sangat sedikit yang berhasil konsisten hingga usia matang.

Evan Dimas bisa dibilang mengalami penurunan karier di mana dirinya tak lagi jadi andalan Timnas Indonesia meski usianya masih 29 tahun.

Nama-nama seperti Hansamu Yama Pranata, Putu Gede hingga Zulfiandi juga tidak terlalu mentereng di level senior. Meski masih membela klub kasta teratas Liga Indonesia, mereka tak lagi jadi bagian tim nasional.

Baca Juga: Shin Tae-yong Buka Suara Usai Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-19, Katanya Begini

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri sudah sempat menekankan bahwa terdapat kepentingan besar untuk melindungi para pemainnya. Terutama dari sorot media dan pujian berlebihan.

Hal itu disampaikan Indra Sjafri sebelum Garuda Nusantara masih berusaha mengunci tiket semifinal Piala AFF U-19 2024.

Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024 usai mengalahkan Thailand 1-0 di babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024 usai mengalahkan Thailand 1-0 di babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]

"Media harap bantu mereka supaya mereka nggak dipuji-puji," kata Indra Sjafri di sela sesi latihan Timnas Indonesia U-19 jelang menghadapi Kamboja, Jumat (19/7/2024).

"Perjalanan mereka masih panjang," tambahnya.

Pernyataan Indra Sjafri seakan menjadi isyarat bahwa dirinya belajar dari pengalaman 11 tahun lalu di mana Timnas Indonesia U-19 menjadi antiklimaks.

Saat itu, Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan mendapat banyak pujian, bahkan sampai-sampai dibuatkan tur Nusantara, bertanding melawan tim-tim U-21 dan Pra PON di berbagai kota.

Namun, eksposur yang berlebihan tersebut tidak membantu perkembangan karier mereka. Di Piala Asia U-19 2014, tim ini mengalami kekalahan beruntun dan tersingkir dari turnamen tanpa meraih satu pun poin.

Kisah ini menjadi pelajaran bagi PSSI dan semua pihak yang terlibat dalam pengembangan pemain muda di Indonesia. Proteksi terhadap pemain muda tidak hanya berarti melindungi mereka dari cedera fisik, tetapi juga dari tekanan psikologis yang bisa merusak karier mereka di masa depan.

Belakangan, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir mengisyaratkan bahwa mereka menyadari tantangan yang dihadapi para pemain Timnas Indonesia U-19 pasca menjadi juara Piala AFF U-19 2024.

Erick pun mengakui bahwa PSSI punya program jangka panjang untuk memastikan para pemain muda potensial ini tidak layu sebelum berkembang.

"Ya, tadi bagaimana PSSI memastikan bahwa semua tim ini punya program jangka menengah dan panjang. Jadi bukan program kagetan," kata Erick Thohir pasca pertandingan Timnas Indonesia U-19 vs Thailand, Senin (29/7/2024).

"Seperti kita bisa lihat misalnya di U-17 kita, ini ada training camp lagi."

"Nanti U-20 kita bahkan ada pertandingan di luar negeri lagi, dengan beberapa negara. Jadi kita terus lakukan ini," tambahnya.

Erick mengakui bahwa investasi untuk pengembangan sepak bola tidak boleh setengah-setengah. Dia pun menekankan pentingnya dukungan pemerintah di dalamnya.

"Kalau membangun sepak bola ya tidak bisa seadanya, full habis-habisan, itu pun tidak menjamin hasil yang baik," kata Erick.

"Apalagi kalau kita males. Jadi saya tetap senang dengan dukungan pemerintah."

Editor: Arief Apriadi

Tag:  #belajar #dari #kasus #evan #dimas #jangan #nusantara #jilid #untuk #timnas #indonesia

KOMENTAR