Pengamat Sebut Mundurnya Sumardji Sudah Tepat, BTN dan Manajer Timnas Perlu Pemisahan
- Perubahan kembali terjadi di tubuh Tim Nasional Indonesia usai hasil mengecewakan di SEA Games 2025.
Setelah PSSI mengakhiri kerja sama dengan pelatih Timnas U22 Indonesia Indra Sjafri, Sumardji juga mengambil keputusan besar dengan mundur dari jabatan Manajer Timnas Indonesia.
Langkah tersebut menandai fase evaluasi menyeluruh yang tengah dilakukan PSSI, bukan hanya di level kepelatihan, tetapi juga pada struktur manajemen timnas Indonesia.
Pengamat sepak bola nasional Kesit B. Handoyo menilai keputusan Sumardji sebagai langkah yang tepat dan bertanggung jawab.
“Menurut saya keputusan Pak Mardji mundur sebagai manajer Timnas keputusan tepat. Pertama, tugasnya memang sudah selesai baik di timnas senior maupun tim kelompok, menyusul kegagalan keduanya di Pra Piala Dunia 2026 dan SEA Games,” ujar pengamat yang biasa disapa Kesit itu kepada Kompas.com.
Menurutnya, keputusan tersebut merupakan konsekuensi logis dari capaian yang tidak sesuai target, sekaligus bentuk tanggung jawab moral dalam pengelolaan tim nasional.
“Sebagai bentuk tanggung jawab, Pak Mardji memang sudah sejatinya membuat keputusan mundur,” imbuhnya.
Sorotan pada Struktur Manajemen
Lebih jauh, ia tidak hanya berbicara soal individu, melainkan menyoroti sistem yang selama ini berjalan di tubuh Timnas Indonesia.
Ia menilai rangkap jabatan antara Ketua Badan Tim Nasional (BTN) dan manajer Timnas berpotensi menimbulkan persoalan serius dalam tata kelola.
“Terlepas dari keputusan tersebut, saya kira, ke depan seorang Ketua BTN sebaiknya Jangan merangkap sbg manajer Timnas. Walaupun tidak ada larangan, rangkap jabatan seperti itu efektif dan akan tumpang tindih dalam urusan tanggung jawab,” tuturnya.
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dan Ketua BTN, Sumardji, bergurau saat menghadiri acara drawing atau undian ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di AFC House, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (17/7/2025).
Apalagi, posisi Ketua BTN memiliki peran strategis yang lebih luas dibandingkan manajer tim. BTN seharusnya berdiri sebagai lembaga perencana dan pengendali program tim nasional secara menyeluruh.
“BTN seyogyanya adalah Badan yang mengatur dan membuat program yang berkaitan dengan Timnas,” kata Kesit B Handoyo.
Ketika dua fungsi tersebut berada di tangan orang sama, ia menilai batas evaluasi menjadi kabur.
“Kalau Ketua BTN menjabat juga sbg manajer timnas, lalu Ketika terjadi kegagalan seperti saat ini jadi rancu siapa menegur siapa, siapa mengevaluasi siapa, siapa memberhentikan siapa, karena orangnya itu-itu juga, alias sama,” sambungnya.
Bagi jurnalis olahraga senior itu, persoalan tersebut bukan semata soal hasil pertandingan, melainkan tentang tata kelola yang sehat.
Ia menilai struktur yang tumpang tindih berpotensi menghambat proses evaluasi yang objektif dan transparan.
“Ini tidak bagus dalam pengelolaan manajemen sepakbola, khususnya timnas,” pungkasnya.
Tag: #pengamat #sebut #mundurnya #sumardji #sudah #tepat #manajer #timnas #perlu #pemisahan