Pelatih Timnas Afrika Selatan Minta Maaf Usai Komentarnya Dilabeli Rasis
Pemain timnas Afrika Selatan, Nkosinathi Emmanuel Sibisi (kiri), merayakan kemenangan timnya atas Republik Demokratik Kongo pada laga perebutan peringkat tiga Piala Afrika 2023 yang digelar di Stadion Felix Houphouët-Boigny, Abidjan, pada Minggu (11/2/2024) dini hari WIB. (Foto oleh Sia KAMBOU / AFP)(AFP/SIA KAMBOU)
09:54
17 Desember 2025

Pelatih Timnas Afrika Selatan Minta Maaf Usai Komentarnya Dilabeli Rasis

Pelatih Timnas Afrika Selatan, Hugo Broos, menyampaikan permintaan maaf setelah pernyataannya dalam konferensi pers menuai kecaman dan dilabeli bernuansa rasis serta seksis oleh salah satu partai politik di negaranya.

Polemik tersebut muncul di tengah persiapan Timnas Afrika Selatan menghadapi agenda internasional penting pada akhir tahun ini.

Kontroversi bermula dari komentar Broos yang disampaikan kepada media usai insiden keterlambatan bek Bafana Bafana, Mbekezeli Mbokazi, yang tertinggal pesawat menuju pemusatan latihan tim nasional.

Ucapan Hugo Broos yang kemudian dianggap bermasalah adalah pernyataannya berikut:

"Saya akan berbicara dengannya (Mbokazi) setelah latihan. Saya bisa memastikan dia adalah pria kulit hitam, tapi dia akan keluar dari ruangan saya sebagai pria kulit putih," katanya dikutip dari The Athletic.

Sehari setelahnya, SAHRC memastikan tengah mengkaji laporan yang masuk sembari menegaskan bahwa ujaran kebencian tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun.

UDM Dorong Penyelidikan oleh Komisi HAM

Partai United Democratic Movement (UDM) bereaksi keras terhadap pernyataan pelatih berusia 73 tahun tersebut.

Dalam siaran radio lokal, UDM mendesak Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan (SAHRC) untuk membuka penyelidikan pada Jumat (12/12).

Desakan itu muncul setelah pernyataan Broos dianggap mengandung unsur rasis dan seksis, sehingga dinilai melanggar nilai-nilai kesetaraan yang dijunjung di Afrika Selatan.

Permintaan Maaf Hugo Broos

Menanggapi polemik yang berkembang, pelatih Timnas Afrika Selatan, Hugo Broos, mengakui kekeliruan dalam pemilihan kata dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Ia menegaskan tidak pernah berniat menyampaikan komentar bernuansa diskriminatif.

Pemain timnas Afrika Selatan Siphiwe Tshabalala mencetak gol ke gawang Meksiko pada laga pembuka Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, 11 Juni 2010.AFP/ROBERTO SCHMIDT Pemain timnas Afrika Selatan Siphiwe Tshabalala mencetak gol ke gawang Meksiko pada laga pembuka Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, 11 Juni 2010.

Pelatih asal Belgia itu juga mengungkapkan bahwa tudingan rasis tersebut berdampak besar secara personal karena menyeret keluarganya.

"Bagian terburuknya adalah keluarga saya, istri, anak-anak, dan cucu-cucu saya, ikut menderita," ungkap Broos.

Tegaskan Rekam Jejak Bersama Pemain Berkulit Berwarna

Hugo Broos menekankan bahwa sepanjang kariernya di dunia sepak bola, ia telah bekerja dan berinteraksi dengan banyak pemain berkulit berwarna.

Pengalaman itu ia dapatkan sejak masih bermain, hingga berkiprah sebagai pelatih di berbagai negara.

"Saya pernah bermain bersama orang-orang berkulit berwarna, melatih dan bekerja dengan mereka di Nigeria dan Kamerun, dan sekarang selama empat tahun di Afrika Selatan," lanjutnya.

Menurut Broos, siapa pun yang pernah bekerja dengannya dapat memberikan penilaian objektif tentang karakternya.

"Anda bisa bertanya kepada siapa pun di antara mereka seperti apa diri saya," tegas Hugo Broos.

"Mungkin ada yang bilang saya pelatih buruk, mungkin yang lain bilang saya pelatih bagus, dan mungkin mereka akan menyebut saya keras kepala, tapi tidak ada yang akan menyebut saya rasis," tambah Broos.

Latar Belakang Komentar soal Mbokazi

Broos menjelaskan bahwa pernyataan kontroversial itu muncul karena emosinya sebagai figur kebapakan terhadap Mbekeseli Mbokazi.

Bek muda yang kini membela Chicago Fire tersebut tercatat telah lima kali memperkuat timnas senior Afrika Selatan.

"Kartu merah melawan Zimbabwe (pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 Oktober), adalah salah satu keputusan buruknya yang membuat saya mencurigai bahwa bimbingan yang ia terima tidak cukup," terang Hugo Broos.

"(Bahkan) lebih buruk lagi, ia dilindungi dari potensi sanksi. Ketika Mbokazi tiba satu hari terlambat di kamp Bafana Bafana sebagai persiapan untuk turnamen terpenting di benua ini, Piala Afrika, saya sangat marah kepadanya."

"Lebih marah lagi ketika beberapa orang mengirimkan kepada saya cerita aneh yang membenarkan kesalahan profesional besar tersebut," pungkasnya.

Tag:  #pelatih #timnas #afrika #selatan #minta #maaf #usai #komentarnya #dilabeli #rasis

KOMENTAR