



Kemenpora Berikan Apresiasi, Pawai Budaya dan Pemilihan Duta Kreatif Tutup Semarak Kreativesia 2025
Hari terakhir Kreativesia 2025 di Palembang ditandai dengan kemeriahan Pawai Budaya sejak pagi dan rangkaian acara Pemilihan Duta Pemuda Kreatif Indonesia. Kegiatan ini menjadi klimaks dari berbagai ajang kreatif, sekaligus memperlihatkan semangat pemuda Indonesia dalam mengekspresikan budaya dan inovasi.
Pawai dimulai pukul 07.00 WIB dari halaman DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Sebanyak 17 provinsi turut ambil bagian, masing-masing menampilkan kostum karnaval kreatif yang merefleksikan identitas budaya daerah dalam balutan modern. Sebagai tuan rumah, Provinsi Sumatera Selatan mempersembahkan tema “Spirit of Sriwijaya” untuk menonjolkan kemegahan masa kerajaan dan kebanggaan kedaerahan.
Berbagai provinsi turut menghadirkan tema-tema menarik, seperti DKI Jakarta dengan Budaya Betawi, Kepulauan Bangka Belitung dengan hasil laut, budaya Tionghoa Melayu, serta tanaman kantong semar, Kalimantan Selatan dengan filosofi Burung Tongkang, Aceh dengan kekayaan kuliner Mie Aceh, serta Sulawesi Selatan dengan keindahan busana adat Pokko dari Toraja.
Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu kontingen dengan jumlah kostum terbanyak. “Kostum ini menampilkan toleransi adat dan budaya yang ada di Kepulauan Bangka Belitung,” ujar Fahrurozi, salah satu perwakilan kontingen.
Para peserta yang hadir ditemani oleh pendampingan dari provinsi masing-masing.
Salah satunya adalah Pascal Caesar, pendamping dari Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan Tenaga Ahli Otorita IKN dan figur muda di komunitas kreatif IKN Youth Forum, turut mengapresiasi semangat para peserta dalam menampilkan kekayaan budaya daerah masing-masing.
“Melihat anak-anak muda tampil dalam pawai ini dengan kostum bernuansa lokal yang kuat namun berpadu dengan sentuhan inovasi membuat saya optimis bahwa kreativitas daerah bisa bersinar. Saya berharap ke depan mereka terus memperoleh ruang dan dukungan agar kreativitas lokal tidak kehilangan akar budayanya dalam menjangkau panggung nasional,” ujar Pascal Caesar.
Salah satu peserta, Muhammad Azmi Arief dari Kalimantan Selatan, berbagi pengalaman pertamanya mengikuti ajang Pemilihan Duta Pemuda Kreatif. Azmi mengaku sempat merasa gugup, namun bersyukur seluruh proses berjalan dengan baik.
“Sebelumnya, saya lebih banyak berkarya di bidang film, musik, dan seni pertunjukan. Ajang ini menjadi tantangan baru sekaligus kesempatan untuk memberikan inspirasi bagi pemuda lainnya. Walaupun tidak terpilih menjadi duta, saya akan tetap berusaha menjadi sosok inspiratif melalui karya-karya saya,” ungkap Azmi.
Asisten Deputi Bidang Bina Kepemudaan Badan Usaha dan Swasta Kemenpora RI, Muhamad Adsan, menyampaikan bahwa rangkaian acara ini bukan sekadar tontonan, melainkan sarana pendidikan nilai, identitas, dan kepemimpinan pemuda.
“Lewat Pawai Budaya dan Pemilihan Duta Pemuda Kreatif, kita ingin meneguhkan bahwa kreativitas pemuda harus berakar pada budaya nasional, sekaligus merefleksikan karakter dan nilai kolaboratif. Duta Kreatif bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga agen perubahan yang mampu menyuarakan aspirasi pemuda di daerahnya,” ujar Asdep.
Ia menambahkan bahwa pendampingan kepada peserta juga penting agar ajang ini tidak berhenti pada penghargaan, melainkan menjelma menjadi ekosistem berkelanjutan.
“Kami berharap para pendamping dan pihak terkait tetap mendukung perjalanan para pemuda ini setelah panggung ditutup, agar semangat kreativitas, kolaborasi, dan kualitas karya terus tumbuh ke depan," katanya.
Tag: #kemenpora #berikan #apresiasi #pawai #budaya #pemilihan #duta #kreatif #tutup #semarak #kreativesia #2025