



Ironi Karier Playoff NBA James Harden: Kutukan Game 7, Empat Tim, Empat Kekalahan
James Harden kembali menambah daftar panjang catatan kekalahannya di Game 7 PlayOff NBA. Kali ini, ia harus mengakhiri musim bersama Los Angeles Clippers usai dibungkam Denver Nuggets 120-101 pada Sabtu (3/5) malam di Ball Arena, Denver, Colorado.
Menariknya, ini adalah kali keempat Harden kalah di Game 7 bersama tim yang berbeda. Sebelumnya, ia pernah mengalami nasib serupa dengan Houston Rockets (2018), Brooklyn Nets (2021), dan Philadelphia 76ers (2023).
Salah satu pemain yang paling berperan dalam menghambat Harden adalah Christian Braun. Pemain muda Denver Nuggets itu menjalankan strategi bertahan dengan sangat efektif, berkat masukan dari Russell Westbrook, mantan rekan Harden, yang kini menjadi sixth man di Denver Nuggets.
"James itu pemain yang sulit dijaga, Christian Braun melakukan pekerjaan bagus membuat pertandingan jadi sulit untuknya. Menurut saya dia tampil luar biasa dan sudah melakukan itu sepanjang tahun," kata Russell Westbrook, dikutip dari Associated Press.
Sepanjang pertandingan, Harden hanya mencetak 7 poin dari 2 dari 8 tembakan. Tak ada ruang baginya untuk bebas, karena Braun menempel ketat sepanjang malam.
Christian Braun sendiri enggan mengambil semua pujian. Menurutnya, pertahanan rapat itu takkan terjadi tanpa dukungan rekan satu tim.
"Saya tidak bisa menekannya sepanjang pertandingan kalau tidak ada rekan-rekan di belakang saya yang terus bergerak aktif," ujar Christian Braun.
Christian Braun benar-benar menyerap informasi dari Westbrook. Ia belajar tentang kecenderungan pergerakan Harden, kemana ia akan bergerak, dan momen tepat untuk menekannya.
"Dia pernah bermain melawan James. Dia juga pernah bermain bersama James, jadi dia cukup tahu permainannya," ujar Christian Braun.
"Dia memberitahu saya kapan harus memberikan tekanan, kapan memberi ruang, kapan memaksanya ke kanan, dan apa yang dia lakukan saat ke kanan. Saya mempelajari itu selama seri ini. Saya makin membaik dan para pelatih serta rekan-rekan mempercayai saya malam ini. Kami tidak ingin melakukan switching, jadi saya terus dijaga tetap mengawalnya sepanjang malam," tambahnya.
Christian Braun tak hanya tangguh di lini pertahanan. Ia juga menyumbang 21 poin, termasuk tiga tembakan tiga angka yang krusial.
"Dia melakukan apa yang biasa dia lakukan," kata pelatih sementara Nuggets, David Adelman.
"Kami coba sedikit lebih konservatif saat dia melewati setengah lapangan dalam skema bertahan. Tapi sisanya tergantung Christian Braun untuk melewati screen dan kembali berada di depannya, menjaga bentuk pertahanan kami," lanjut Adelman.
Sementara itu, hari ulang tahun ke-48 pelatih Clippers, Tyronn Lue, berubah jadi malam yang kelabu. Timnya sudah tertinggal dua digit di babak pertama dan makin tenggelam hingga defisit 35 poin.
"Kekalahan yang berat. Kami tidak bermain maksimal di pertandingan sepenting ini, banyak emosi. Saya bilang ke anak-anak, ayo berkumpul, satu pelukan terakhir," ujar Lue.
Satu hal yang bisa sedikit melegakan, kondisi Kawhi Leonard jauh lebih bugar dibanding musim-musim sebelumnya. Meski ia baru tampil di awal Januari, Kahwi langsung memberi dampak.
Harden sempat mengisi kekosongan sebelum Kawhi kembali. Lue pun tak lupa memberi kredit untuk itu.
"Keduanya bersama selama satu musim penuh, saya rasa akan jadi kombinasi luar biasa," katanya.
Clippers sempat jadi tim terpanas dengan rekor 18 kemenangan dari 21 laga jelang playoff. Namun waktu terus berjalan. Harden akan berusia 36 tahun Agustus nanti, dan Kawhi menyusul ke usia 34 bulan depan. Apakah masih ada harapan membangun tim di sekitar mereka?
"Saya rasa kami masih bermain di level tinggi, dalam beberapa aspek. Sulit untuk menjawab pertanyaan itu sekarang," ucap Kawhi.
Untuk saat ini, Harden hanya bisa menatap musim panas dengan catatan empat kekalahan Game 7 bersama empat tim berbeda. Sebuah ironi dari karirnya yang bersinar, tapi belum juga menemukan mahkotanya. (*)
Tag: #ironi #karier #playoff #james #harden #kutukan #game #empat #empat #kekalahan