Fenomena Langit 2024, Mulai dari Hujan Meteor hingga Konjungsi antar Planet
Fenomena langit 2024 dimulai dengan puncak hujan meteor Quadrantid pada tanggal 3-4 Januari 2024.
Hujan meteor Quadrantid dapat disaksikan di Indonesia.
Selain itu, akan ada hujan meteor Lyrid pada 21-22 April 2024.
Selengkapnya, simak daftar fenomena langit tahun 2024 di bawah ini, dikutip dari NASA.
Ilustrasi bintang. (Istimewa)3-4 Januari: Puncak hujan meteor Quadrantid
Hujan meteor Quadrantid terjadi setiap tahun yang dimulai pada akhir Desember dan mencapai puncaknya pada awal Januari.
Beberapa pengamat langit menganggap hujan meteor adalah yang terbaik sepanjang tahun karena kurangnya cahaya bulan, namun puncak peristiwa tersebut hanya berlangsung beberapa jam setiap malam.
21-22 April: Hujan meteor Lyrid
Puing-puing luar angkasa dari komet C/1861 G1 Thatcherm akan terlihat pada malam tanggal 21 April dan pagi hari tanggal 22 April 2024.
NASA mengatakan komet tersebut awalnya ditemukan oleh astronom A.E. Thatcher pada tahun 1861 dan sejak itu belum menyelesaikan seluruh orbit mengelilingi Matahari.
Komet tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk menyelesaikan satu orbit penuh.
5-6 Mei: Hujan meteor Eta Aquarid
Komet Halley biasanya menghasilkan salah satu hujan meteor terbaik tahun ini untuk disaksikan.
NASA mengatakan Eta Aquarids biasanya menghasilkan sekitar 60 meteor per jam, tetapi pemandangan terbaik adalah dari Belahan Bumi Selatan.
12-13 Agustus: Hujan meteor Perseid
Salah satu hujan meteor yang paling dinanti tahun ini akan aktif pada pertengahan Juli dan berlangsung hingga pertengahan Agustus.
Puncak aktivitas diperkirakan terjadi pada malam 12 Agustus dan pagi hari 13 Agustus.
Puing-puing sisa Komet Swift-Tuttle mampu menghasilkan hingga 100 meteor per jam, menjadikan hujan meteor Perseid sebagai salah satu hujan meteor terbaik tahun ini.
Di Amerika Utara, penayangan dapat dimulai mulai pukul 10 malam dan berlangsung hingga dini hari.
8 September: Jarak terdekat Saturnus ke Bumi
Planet keenam di tata surya kita akan menjadi paling terang sepanjang tahun selama Matahari menyinari planet tersebut.
Planet yang tampak kuning ini akan terlihat tanpa bantuan teropong atau teleskop, namun jika Anda ingin melihat banyak cincinnya, Anda memerlukan bantuan.
Menurut NASA, cincin planet terbesar kedua di tata surya kita diperkirakan terdiri dari puing-puing ruang angkasa yang berbatu dan es.
Beberapa dari 83 bulan di planet ini juga dapat terlihat oleh para pengamat bintang yang menggunakan teleskop.
8 Oktober: Hujan meteor Draconid
Hujan meteor pertama dari dua hujan meteor selama bulan Oktober akan terlihat dari tanggal 6 hingga 10 tetapi diperkirakan mencapai puncaknya pada malam tanggal 8.
Hujan meteor Draconid dapat ditelusuri kembali ke puing-puing luar angkasa yang ditinggalkan oleh komet 21P/Giacobini-Zinner.
Menurut NASA, komet tersebut awalnya ditemukan pada tahun 1900 dan, akhir-akhir ini, secara umum menunjukkan kondisi yang lemah.
Komet kecil biasanya menghasilkan sekitar beberapa meteor per jam dibandingkan peristiwa yang lebih aktif yang dapat memicu 100 meteor atau lebih.
6 Desember: Jupiter paling dekat dengan Bumi
Jupiter masih berjarak lebih dari 370 juta mil dari Bumi, tetapi ia akan tampak seterang bintang-bintang di malam hari pada saat fenomena ini terjadi.
Penggunaan teleskop atau teropong seharusnya memungkinkan para pengamat langit untuk melihat beberapa dari 95 bulan di planet ini.
14 Desember: Hujan meteor Geminid
Hujan meteor Geminid yang biasanya merupakan salah satu hujan meteor terbaik tahun ini tidak akan terjadi pada tahun 2024.
Seperti yang terjadi pada beberapa peristiwa tahun ini, puncak hujan meteor terjadi menjelang bulan purnama, sehingga membatasi jarak pandang.
Meski puncaknya terjadi sekitar tanggal 14, beberapa meteor yang terkait dengan peristiwa tersebut mungkin saja terjadi pada minggu sebelum atau sesudahnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Tag: #fenomena #langit #2024 #mulai #dari #hujan #meteor #hingga #konjungsi #antar #planet