2 Politikus PDIP Soroti Pidato Jokowi: Nilai Presiden Kurang Lugas, Tak Singgung Utang Luar Negeri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 di Gedung Nusantara DPR/MPR//DPD RI, Jakarta, pada Jumat (16/8/2024). Komentar dua politikus PDIP soal pidato kenegaraan Presiden Jokowi dalam sidang tahunan DPR, MPR, dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. 
19:55
16 Agustus 2024

2 Politikus PDIP Soroti Pidato Jokowi: Nilai Presiden Kurang Lugas, Tak Singgung Utang Luar Negeri

- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan terakhir saat sidang tahunan DPR, MPR, dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Pidato yang disampaikan Presiden Jokowi lantas dikomentari oleh dua politikus PDI Perjuangan (PDIP).

Mereka adalah Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, I Wayan Sudirta dan Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning.

Berikut respons yang disampaikan I Wayan Sudirta dan Ribka Tjiptaning mengenai pidato kenegaraan Jokowi.

I Wayan Sudirta

I Wayan Sudirta mengkritik Presiden Jokowi yang tidak lugas saat memberikan pidato kenegaraan terakhir dalam sidang tahunan DPR, MPR, dan DPD RI.

Ia menyebut, Jokowi sama sekali tak menyinggung utang luar negeri yang membengkak di era pemerintahannya.

Termasuk mengenai persoalan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA).

"Saya tangkap kesan Pak Jokowi tidak terlalu los tidak terlalu lugas. Yang kedua materi pidatonya juga terlalu irit."

"Tidak menyinggung utang luar negeri. Kurang menyinggung masalah SDM. SDA," kata I Wayan Sudirta di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

Ia berujar, mantan Wali Kota Solo itu, juga tak menyoroti masalah kontroversi revisi KUHP hingga Omnibus Law.

Kemudian, hal yang terpenting, ucapnya, Jokowi tidak menyoroti masalah politisasi hukum untuk kepentingan penguasa.

"Masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum yang disorot sebagai politisasi hukum. Masalah yang disorot adalah ketidakadilan bagi kelompok yang berdekatan dengan kuasa."

"Seolah-olah mendapat perlakuan istimewa di bidang hukum. Sementara kelompok lainnya seperti dicari-cari kesalahannya," ungkapnya.

Selain itu, I Wayan menyoroti turunnya indeks demokrasi yang juga tak disoroti Jokowi.

Padahal, fenomena kotak kosong dalam Pilkada 2024 disebut telah mengkebiri hak-hak masyarakat.

"Hak-hak rakyat tidak dikebiri dengan kotak kosong, tapi itu tidak memadai yang kita tangkap. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama, setelah pidato Pak Jokowi ini, kita beri masukan. Karena demi persatuan kita, demi kebaikan kita bersama."

"Rasanya masukan yang lebih detail walaupun dalam waktu 2-3 bulan mendatang waktunya terasa singkat. Paling tidak Presiden Jokowi dapat lebih menekankan pada persatuan, demokrasi, hak-hak rakyat dan seterusnya," ucapnya.

Ribka Tjiptaning

Diwartakan Kompas.com, Ribka Tjiptaning alias Mbak Ning mengaku, tertawa mendengar pidato kenegaraan yang disampaikan Jokowi dalam sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI.

Pasalnya, ucap Ribka, apa yang disampaikan Jokowi dalam pidato berbanding terbalik.

Khususnya, saat mantan Gubernur Jakarta itu, menyebut Indonesia bisa mengatasi gelombang atau tantangan sebagai bangsa dan negara.

"Kalau aku cuma ketawa ketika Pak Jokowi ngomong. Gitu ya kan?" ujar Ribka saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat.

"Kita mengatasi gelombang-gelombang, gitu kan, kita bisa mengatasi. Aku bilang, itu sih bukan mengatasi gelombang. Kau Pak Jokowi, menciptakan gelombang kalau beliau itu sehingga menjadi karut-marut seperti ini," imbuhnya.

Kendati demikian, Ribka tak merinci secara detail perihal karut-marut di Indonesia yang disebutnya karena Jokowi.

Ia menegaskan, politikus asal Solo itu bukan yang mengatasi gelombang, melainkan pencipta gelombang itu.

"Pak Jokowi yang menciptakan gelombang, bukan kita bisa mengatasi gelombang, dia yang menciptakan gelombang," ungkap Anggota DPR Fraksi PDI-P ini.

Ribka mengaku, dirinya mengatakan hal itu karena paham sebagai kader PDIP.

Ia lantas menegaskan, pihaknya tak perlu mengingatkan Jokowi karena bukan lagi kader PDIP.

"Enggak usah, enggak usah diingatkan. Beliau kan sudah cukup tua, cukup dewasa, cukup mengerti, apalagi kalau sebagai kader partai tahulah kiat-kiatnya apa yang harus tidak bisa atau dilarang, dilanggar."

"Ngapain diingatin. Kayak saya nih kader partai, aku tahu diri, aku enggak boleh begini, aku enggak boleh begitu," tuturnya.

(Tribunnews.com/Deni/Igman)(Kompas.com/Nicholas Ryan)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #politikus #pdip #soroti #pidato #jokowi #nilai #presiden #kurang #lugas #singgung #utang #luar #negeri

KOMENTAR