Mundurnya Airlangga Disebut Membuka Jalan bagi Bahlil Ambil Alih Tampuk Kepemimpinan Partai Golkar
Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong (kanan) menyatakan bahwa pengunduran diri Airlangga membuka jalan bagi Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan Partai Golkar. 
15:37
12 Agustus 2024

Mundurnya Airlangga Disebut Membuka Jalan bagi Bahlil Ambil Alih Tampuk Kepemimpinan Partai Golkar

Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum DPP Partai Golkar membuat situasi internal partai berlambang pohon beringin menjadi tak menentu menjelang Musyawarah Nasional (Munas) yang dijadwalkan berlangsung pada Desember 2024.

Keputusan Airlangga ini memicu spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya dalam memimpin salah satu partai politik terbesar di Indonesia.

Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong, menyatakan bahwa pengunduran diri Airlangga membuka jalan bagi Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan Partai Golkar.

"Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar membuka peluang bagi Bahlil Lahadalia untuk menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Anthony.

Anthony menilai Bahlil sebagai sosok yang cocok untuk meneruskan kepemimpinan Airlangga di DPP Golkar.

"Bahlil Lahadalia memenuhi syarat sebagai Ketua Umum DPP Golkar karena segudang pengalamannya di organisasi dan Golkar. Secara AD/ART juga memenuhi syarat, ditambah lagi Bahlil termasuk golongan politisi muda. Jadi, sudah waktunya Bahlil Lahadalia memimpin Partai Golkar," jelas Anthony.

Lebih lanjut, Anthony menambahkan bahwa salah satu syarat dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar untuk menjadi Ketua Umum adalah harus memiliki pengalaman aktif di dalam partai serta memegang posisi pimpinan selama minimal lima tahun.

"Bahlil telah menjadi anggota Partai Golkar sejak tahun 2001 dan bahkan hingga 2014 berada di struktural Partai Golkar, jadi ia memenuhi syarat untuk menjadi Calon Ketua Umum Golkar," tegasnya.

Anthony juga menyinggung sejumlah jabatan yang pernah diemban Bahlil di Partai "Pohon Beringin" tersebut.

Pertama yang Bahlil emban adalah Wakil Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Papua, yang di mana saat itu AMPG pertama kali dibentuk di bawah kepemimpinan Ketum DPP Golkar Akbar Tandjung.

Sedangkan Ketua Umum AMPG Pusat saat itu Rambe Kamarul Zaman, dan Ketua AMPG Papua Marthen R Marey.

Kemudian, sambungnya, Bahlil pernah menjabat Bendahara Golkar Papua saat Alm Habel Melkias Suwae menjadi Ketua DPD Golkar Papua.

"Pada 2012, Bahlil dan tim sukses almarhum Habel Melkias Suwae berkampanye di pegunungan di Papua. Namun, mereka dikepung oleh massa dan terancam dibunuh oleh massa yang sudah emosional dan beringas dari kubu lain. Disana Bahlil hampir terbunuh demi Partai Golkar di Papua. Beruntung, ia diselamatkan Kapolda Papua Tito Karnavian," katanya.

Ia menambahkan, Bahlil merupakan figur yang dapat diterima baik oleh Presiden Joko Widodo maupun oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang dianggap penting untuk keberlanjutan pemerintahan baru ke depan.

Profil Bahlil

Bahlil Lahadalia menjabat Menteri Investasi sejak 2021 dan merangkap sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 2019.

Bahlil lahir pada 7 Agustus 1976, di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Ia bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Kolaka Timur dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kolaka.

Bahlil kemudian pindah ke Fakfak dan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) YAPIS Fakfak.

Dari SMA, Bahlil memutuskan belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura.

Namun, ia lulus sangat terlambat di usia 26 tahun karena pendidikannya terhenti akibat keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998.

Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, ia memiliki catatan profesional yang panjang.

Dilansir bkpm.go.id, nama Bahlil tercatat dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat pada 2003.

Bahlil kini memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah naungan PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.

Ia juga pernah menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019 dan memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018.

Sopir Angkot hingga Dekat Jokowi

Mengutip Kompas.com, Bahlil meniti kariernya dari nol.

Sebelum namanya besar di dunia bisnis, ia berjuang hidup dengan berdagang kue hingga menjadi sopir angkutan umum.

Ayah Bahlil dahulu berprofesi sebagai kuli bangunan. Sementara, sang ibu ikut bekerja membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang cuci.

Sejak sekolah dasar Bahlil turut membantu perekonomian keluarga.

Ia menjual kue di sekolah.

Hal ini dilakukan demi membeli sepatu dan membiayai sekolah.

Saat masih bersekolah di tingkat menengah pertama, Bahlil sempat menjadi kondektur.

Di tingkat menengah atas, ia pernah jadi sopir angkot.

Perjuangan Bahlil pun membuahkan hasil.

Lepas sekolah, ia melanjutkan pendidikan tinggi dengan berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Papua.

Semasa kuliah Bahlil aktif dalam keorganisasian mahasiswa.

Ia pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Selesai kuliah, Bahlil sempat menjadi pegawai kontrak di perusahaan Sucofindo.

Seiring berjalannya waktu, Bahlil dan teman-teman mendirikan kantor konsultan keuangan dan IT.

Pada usia 25 tahun, Bahlil menjadi direktur wilayah konsultan tersebut di Papua dan memimpin 70 orang karyawan.

Sebelum menjabat Kepala BKPM, Bahlil sudah dikenal dekat dengan Jokowi.

Jokowi kerap memanggil Bahlil dengan sebutan "adinda".

Hal itu terjadi salah satunya ketika Bahlil dan Jokowi bertemu di Musyawarah Nasional Hipmi XVI di Jakarta, Senin (16/9/2019) lalu.

Saat Pilpres 2019 lalu Bahlil menyatakan dukungannya ke Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Bahkan, Bahlil juga bergabung dengan tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf sebagai Direktur Penggalangan Pemilih Muda.

Tag:  #mundurnya #airlangga #disebut #membuka #jalan #bagi #bahlil #ambil #alih #tampuk #kepemimpinan #partai #golkar

KOMENTAR