Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar, Ridwan Kamil Nilai itu Dinamika Kepartaian yang Lazim
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). | Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil menilai mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar sebagai hal yang lazim dalam dinamika kepartaian. 
15:01
12 Agustus 2024

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar, Ridwan Kamil Nilai itu Dinamika Kepartaian yang Lazim

- Eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil buka suara terkait pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum (Ketum) Golkar.

Ridwan Kamil menegaskan, pengunduran diri Airlangga Hartarto ini bukan karena tekanan dari luar.

Diketahui ada isu soal tekanan dari luar Golkar yang membuat Airlangga akhirnya memutuskan untuk mundur sebagai Ketum.

"Enggak ada. Saya juga menyimak seperti yang media simak," kata Ridwan Kamil dilansir Tribun Jabar, Senin (12/8/2024).

Lebih lanjut Ridwan Kamil menyebut, mundurnya Airlangga ini adalah suatu hal yang lazim.

Terlebih dalam dinamika politik di Indonesia.

Terkait penyebab pasti mundurnya Airlangga, Ridwan Kamil tak mau berkomentar banyak.

Eks Gubernur Jabar itu pun meminta publik mempercayai apa yang dikatakan Airlangga saja dalam pernyataan pengunduran dirinya.

"Jadi seperti yang disampaikan pak Airlangga aja dan itu kan dalam dinamika kepartaian hal yang lazim dan rutin," ungkap Ridwan Kamil.

Diketahui sebelumnya, Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak 10 Agustus 2024.

Dalam video yang diterima Tribunnews.com, Airlangga Hartarto mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Maruf Amin, Presiden terpilih Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming.

"Secara khusus, saya ingin berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres Kiai Haji Maruf Amin."

"Demikian pula, terima kasih saya sampaikan kepada Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Mas Gibran Rakabuming Raka," kata Airlangga dalam Video yang diterima, Minggu (11/8/2024).

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan terima kasih kepada para senior Golkar di antaranya Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Luhut Binsar Pandjaitan, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Muhamad Hatta, dan lainnya.

Airlangga berterima kasih atas kerja sama dan dukungan yang diberikan sejumlah pihak kepadanya selama ini.

"Kepada jajaran pengurus DPP Partai Golkar, serta kepada seluruh pimpinan partai kita di tingkat provinsi, kota dan kabupaten, saya percaya dapat terus menjaga soliditas dan kesinambungan Partai Golkar ini," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan kebanggaannya atas dukungan dan persahabatan yang tulus dari para kader dan simpatisan Partai Golkar.

Airlangga mengimbau kepada para kader untuk terus merawat partai dengan penuh semangat dan optimisme.

Ia yakin, Partai Golkar akan terus melangkah ke depan dan memberi kontribusi positif bagi Tanah Air.

"Kepada seluruh Rakyat Indonesia, terima kasih atas dukungan dan kepercayaan selama ini kepada Partai Golkar sebagai pembawa harapan bagi Kemajuan Bersama," katanya.

Airlangga pun mengungkap pertimbangannya mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar.

Ia ingin menjaga keutuhan partai dan dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.

"Untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat," katanya.

Pengamat Nilai Airlangga Tak Mungkin Kalau Tidak Ada Tekanan

Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, berpendapat mengenai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum (ketum) Partai Golkar secara mendadak.

Ujang mengatakan, di internal Partai Golkar, nama Airlangga sebenarnya masih dikehendaki untuk memimpin Partai Golkar. Sehingga, pengunduran dirinya secara tiba-tiba diduga dikarenakan adanya tekanan dari pihak eksternal.

Ia menyebut, ada upaya dari pihak tertentu, serta dugaan keterlibatan kekuasaan dalam hal ini.

"Ya ada tekanan. Kan itu menjadi persoalan. Oleh karena itu, ini karena tekanan dari luar," kata Ujang, saat dihubungi Tribunnews.com, pada Senin (12/8/2024).

"Yang kita tahu di internal sih Airlangga leading untuk menjadi ketum lagi. Tapi dapat tekanan dari eksternal, dari kekuasaan ya jadinya Airlangga selesai juga karir politiknya di Golkar," tambahnya.

Ujang menduga, pengunduran diri Airlangga dilakukan untuk memberikan jalan kepada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kursi pimpinan partai beringin itu.

"Jadi saya melihatnya, tidak mungkin Airlangga mundur kalau tidak ada tekanan. Bisa jadi tekanan itu dilakukan agar Airlangga mundur dan memberi ruang untuk Gibran atau Jokowi untuk bisa jadi ketum Golkar, walaupun harus menabrak aturan dan sebagainya," jelas Ujang.

Lebih lanjut, menurutnya, kemungkinan pergantian pimpinan tidak akan berdampak banyak bagi Partai Golkar. Ia menilai, partai kuning ini telah terbiasa berganti-ganti kepemimpinan sebelumnya.

"Golkar tidak akan terdampak secara umum karena Golkar itu sudah terbiasa selalu ada pergantian ketum, baik Munas maupun Munaslub," ujar Ujang.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ridwan Kamil Sebut Mundurnya Airlangga Hartarto Hal yang Lazim, Bantah Ada Tekanan dari Luar Partai.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Ibriza Fasti Ifhami/Taufik Ismail)(Tribun Jabar/Ravianto)

Baca berita lainnya terkait Partai Golkar dan Dinamikanya.

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #airlangga #hartarto #mundur #dari #ketum #golkar #ridwan #kamil #nilai #dinamika #kepartaian #yang #lazim

KOMENTAR