Peristiwa Kudatuli Masih Membekas, Hasto-Ribka Tjiptaning Mewek saat Tabur Bunga di DPP PDIP
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengajak seluruh elite PDIP hingga masyarakat yang menjadi saksi sejarah kelam itu untuk mendoakan mereka yang telah menjadi korban atas peristiwa Kudatuli. (Suara.com/Bagaskara)
12:56
27 Juli 2024

Peristiwa Kudatuli Masih Membekas, Hasto-Ribka Tjiptaning Mewek saat Tabur Bunga di DPP PDIP

PDI Perjuangan (PDIP) menggelar prosesi tabur bunga dalam rangka memperingati 28 tahun peristiwa serangan kantor DPP partai pada 27 Juli (Kudatuli). Prosesi ini diwarnai isak tangis haru dari para peserta tak terkecuali elite PDIP.

Tabur bunga dilaksanakan di Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024).

Sebelum melakukan prosesi tabur bunga, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto di akhir pidatonya mengajak seluruh elite PDIP hingga masyarakat yang menjadi saksi sejarah kelam itu untuk mendoakan mereka yang telah menjadi korban atas peristiwa tersebut.

"Mari kita bersama-sama mempersiapkan jiwa raga kita untuk prosesi doa. Kita akan bersama-sama berdoa untuk mereka yang telah berjuang untuk tegaknya demokrasi dan bagi kemerdekaan Republik ini," kata Hasto.

Baca Juga: Peringati Tragedi Kudatuli, Massa PDIP Geruduk Komnas HAM

Setelah memanjatkan doa, Hasto mengajak seluruh elite PDIP yang hadir untuk ikut prosesi tabur bunga. Adapun, sejumlah Ketua DPP yang ikut dalam prosesi ini diantaranya Ribka Tjiptaning, Ganjar Pranowo, Djarot Saiful Hidayat, Eriko Sotarduga, Yasona Laoly, Wiryanti Sukamdani, serta Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Adhie.

Hasto dan elite PDIP terlihat memulai menabur bunga di pintu gerbang depan kantor DPP, yang terus dilanjutkan menuju halaman hingga area parkir kantor partai.

Diiringi lagu Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki, prosesi tabur bunga ini menjadi sangat khidmat dan penuh rasa haru.

Bahkan, Hasto hingga Ribka Tjiptaning kemudian menitihkan air matanya seraya mengenang peristiwa tersebut.

Untuk informasi, saat itu massa pendukung PDI kubu Soerjadi bersama sejumlah orang yang diduga aparat, menyerang kantor DPP PDI yang diisi oleh massa pendukung PDI kubu Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Politisi PDIP Dikabarkan Jadi Target, KPK: Semuanya Berbasis Alat Bukti

Upaya penyerangan itu didukung oleh pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati dari kantor pusat PDI.

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat.

PDIP memperingati 28 tahun peristiwa serangan kantor DPP Partai pada 27 Juli 1996, pada Sabtu (27/7/2024) pagi.  (Suara.com/Bagaskara))PDIP memperingati 28 tahun peristiwa serangan kantor DPP Partai pada 27 Juli 1996, pada Sabtu (27/7/2024) pagi. (Suara.com/Bagaskara))

Dari hasil penyidikan Komnas HAM, sebanyak 5 orang massa pendukung Megawati tewas, 149 orang terluka dan 23 orang hilang.

Pemerintah saat itu menuduh aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara.

Peristiwa itu pun dikenal sebagai penyerangan 27 Juli atau Kudatuli atau Sabtu Kelabu.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, peringatan 28 tahun peristiwa Kudatuli turut menampilkan kesenian musik yang dibawakan oleh putra aktivis Widji Thukul, Fajar Merah serta Sastrawan Amien Kamil.

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #peristiwa #kudatuli #masih #membekas #hasto #ribka #tjiptaning #mewek #saat #tabur #bunga #pdip

KOMENTAR