HUT ke-52, PDIP Hadapi Tantangan Besar: Sekjen Jadi Tersangka, Jabatan Megawati Digoyang
Partai yang selama ini dikenal kuat dan tak tergoyahkan kini menghadapi sejumlah masalah serius.
Salah satunya adalah penetapan Sekjen Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus hukum yang menyentuh partai.
Ditambah lagi, ada upaya eksternal untuk menggoyang kekuasaan PDIP, termasuk desakan agar Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatannya.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga mengatakan kondisi ini sangat berbeda dengan 9 tahun lalu, saat PDIP berada di puncak kekuasaan dan tampak tak terkalahkan.
Kepercayaan diri PDIP yang luar biasa kala itu menjadikannya sulit tersentuh oleh kritik atau masalah internal
"PDIP tampak begitu digdaya, seolah tak tersentuh berbagai persoalan. PDIP terkesan begitu kuat sehingga sulit goyah, apalagi untuk digoyahkan," ujar Jamiluddin dalam keterangannya, Sabtu (11/1/2025).
Namun, sekarang, dengan tema Refleksi Sejarah Perjalanan PDIP, partai besutan Megawati ini berusaha untuk melakukan introspeksi mendalam terhadap perjalanan politiknya, terutama dalam 10 tahun terakhir.
Kesalahan besar yang dipandang PDIP adalah mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2014, yang menurut pengamat politik, menjadikan partai ini tidak stabil hingga saat ini.
PDIP bahkan merasakan beban akibat kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi yang kini berpotensi meninggalkan warisan masalah sosial, ekonomi, dan politik.
Kini, dengan Prabowo Subianto yang terpilih sebagai presiden, PDIP harus menghadapi tantangan besar untuk membersihkan ‘piring kotor’ yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya.
"Setidaknya PDIP ingin mengambil pengalaman berharga atas kesalahan partai mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2014. Kesalahan itu menjadikan PDIP saat ini menjadi partai yang tidak stabil," tuturnya.
Dua Tantangan Besar PDIP di Tahun 2025
Ia menilai PDIP harus segera menyiapkan benteng pertahanan yang kokoh untuk menghadapi serangan eksternal.
"Konsolidasi internal menjadi kunci utama agar struktur partai dari DPP hingga ranting tetap solid dan satu komando."
"Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Partai Demokrat, soliditas internal ini dapat mencegah upaya pengambilalihan atau gangguan eksternal."
Kemudian, katanya, regenerasi kepemimpinan di PDIP menjadi langkah penting untuk mengatasi stagnasi.
PDIP perlu mencari keseimbangan antara trah Soekarno dan non-trah Soekarno, dengan harapan dapat mengurangi friksi internal.
"Hal ini bisa dimulai dengan memilih ketua umum dari trah Soekarno dan sekjen dari non-trah Soekarno, serta komposisi serupa di tingkat DPP. Regenerasi yang tepat dapat membawa PDIP kembali ke jalur yang lebih stabil."
"PDIP kini berada di persimpangan jalan antara mempertahankan kekuasaannya atau berbenah demi menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Seiring dengan berjalannya waktu, keberhasilan PDIP untuk mengatasi masalah internal dan eksternal akan menentukan nasib partai dalam kontestasi politik yang semakin ketat," pungkasnya.
Puan Maharani Tepis Isu Jokowi Ingin Rebut Kursi Ketua Umum
Ketua Umum DPP PDIP Puan Maharani merespons isu yang menyatakan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akan merebut jabatan Ketua Umum PDIP dari Megawati Soekarnoputri.
Isu itu muncul menjelang Kongres DPP PDIP yang akan digelar pada tahun ini.
"Enggak ada, enggak ada," kata Puan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
Ketua DPR RI itu mengingatkan, semua pihak untuk tidak berandai-andai terkait pergantian Ketua Umum PDIP.
Dia memastikan, pihaknya akan mengikuti mekanisme internal PDIP dalam melanjutkan estafet kepemimpinan melalui kongres partai.
"Kita menghormati proses internal di suatu partai. Kita ikuti proses PDIP untuk internal ada kongres. Ikuti seperti apa dan itu masih April," ujar Puan.
Tag: #pdip #hadapi #tantangan #besar #sekjen #jadi #tersangka #jabatan #megawati #digoyang