Kasus Bos Rental Tewas Ditembak Oknum TNI AL, Komnas HAM Gali Keterangan Keluarga Ilyas Abdurahman
Agam Muhammad Nasrudin (26) dan Rizki Agam Saputra (24) anak dari bos rental yang tewas ditembak oleh oknum TNI AL, Ilyas Abdurahman, saat mendatangi Mako Koarmada RI di Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025). 
21:35
10 Januari 2025

Kasus Bos Rental Tewas Ditembak Oknum TNI AL, Komnas HAM Gali Keterangan Keluarga Ilyas Abdurahman

- Komnas HAM RI telah menggali keterangan dari keluarga almarhum Ilyas Abdurahman, korban penembakan oknum TNI AL di KM 45 Rest Area Tol Merak-Tangerang pada Kamis 2 Januari 2025 dini hari.

Koordinator Subkomisi Pemantauan (Komisioner) Komnas HAM RI Uli Parulian Sihombing mengatakan selain itu, pihaknya juga telah meminta keterangan kepada Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI).

"Komnas HAM sudah meminta keterangan dari keluarga alm Ilyas Abdulrahman, dan ARMI (Asosiasi Rental Mobil Indonesia). Kemarin, Komnas HAM meminta keterangannya," kata Uli saat dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (10/1/2025).

Sebelumnya, Uli menyatakan Komnas HAM RI melakukan pemantauan terhadap kasus tersebut.

Dia mengatakan pihaknya juga akan meminta keterangan kepada berbagai pihak termasuk polisi dan keluarga korban.

Permintaan keterangan tersebut, kata dia, dilakukan guna mengumpulkan fakta atas peristiwa tersebut.

"Komnas HAM memantau kasus penembakan bos rental mobil di Tangerang. Komnas HAM akan melakukan permintaan keterangan kepada para pihak untuk mengumpulkan informasi dan fakta-faktanya termasuk kepolisian, keluarga korban, dan pihak-pihak lainnya," kata Uli saat dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (7/1/2025).

Pengakuan Anak Bos Rental Mobil

Anak pertama dari Ilyas Abdurahman korban tewas ditembak oknum prajurit TNI AL, Agam Muhammad Nasrudin (26), mengaku almarhum ayahnya sempat mengajak oknum TNI AL bicara baik-baik saat melakukan pengejaran pertama.

Dia mengungkapkan setelah GPS di mobil yang disewakannya terdeteksi dicopot, ia dan rombongan keluarganya langsung berangkat mengejar mobil yang diduga hendak dicuri tersebut.

Kejadian itu, kata dia, terjadi sekira satu jam sebelum ayahnya tewas ditembak oleh oknum TNI AL.

Setelah menemukan mobil miliknya tersebut di daerah Saketi Pandeglang, kata dia, oknum TNI AL yang mengendarai mobil miliknya itu justru menodongkan pistol dan mengancam.

"Jadi setelah kita berhentikan, itu, ini mobil rental, Mas. 'Minggir kamu, saya tembak kamu. Kamu saya tabrak'. Langsung kita ditodongkan. Bapak saya langsung, 'Tenang Pak tenang, ini ada warung kopi, kita ngobrol baik-baik'," kata Agam di Mako Koarmada RI pada Senin (6/1/2025).

"Tiba-tiba datanglah itu mobil Sigra, temannya dia, pengawalannya dia. Menabrakan kita dengan mundur, bukan ke mobil, tapi ke orang-orang yang berkumpul di situ," sambung dia.

Setelah itu, lanjutnya, ia dan rombongan  mendatangi Polsek Cinangka dan meminta pendampingan sambil menunjukkan bukti kepemilikan sah atas mobil tersebut dan menyatakan mereka dari rental mobil.

Hal itu, kata dia, karena ia dan rombongan telah ditodongkan pistol dan ditabrak.

"Kita telah terjatuh kan. Tiba-tiba itu kabur. Seperti itu. Jadi waktu saya konfirmasi ke anggota piket, 'kamu ke sana saja susulin mobil kamu. Nanti kalau itu penyelesaiannya di sini'," ujarnya.

Dia pun mengaku sempat ditanya oleh petugas piket di Polsek Cinangka tersebut soal ciri-ciri pistol yang dilihatnya.

Agam lalu menjelaskan bahwa ciri-cirinya berwarna hitam dan terlihat seperti airsoft gun.

"Saya kan awam dalam masalah pistol. Saya bilang itu kayak warna hitam, kayak air soft gun. Terus 'ya sudah kamu susul saja ke sana'. Terus bagaimana Pak? Dia kan bawa pistol. 'Ah paling juga itu cuma pistol bohongan', kata anggota piket saat itu," ujarnya.

"Setelah itu saya cek GPS, mobil sudah jalan kembali, saya dan ayah saya berniat melakukan hal yang sama waktu nanti kalau berhenti kembali mobil tersebut," lanjut dia.

Agam menyayangkan pernyataan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denih Hendrata yang menyebut bahwa mereka melakukan pengeroyokan terhadap oknum anggota TNI AL tersebut.

Dia pun membantah pernyataan itu.

"Aduh saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini. Karena nggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Kita tidak mengeroyok. Waktu kita di rest area waktu itu dia lah yang menodongkan pistol di Saketi," ungkapnya.

"Makanya ada di video (viral) itu, 'mana pistol kamu, mana pistol kamu. Jatuhkan'. Bapak saya sebenarnya menyelamatkann untuk menghindari pistol tersebut. Ternyata dari jauh sudah dapat pengawalan, ditembaklah ayah saya dari situ. Pak Ramli kebetulan tertembak di bagian perut," lanjut Agam.

Adik Agam, Rizki Agam Saputra, juga menyayangkan pernyataan Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto.

Menurut Rizki, pernyataan Suyudi dalam konferensi pers tidaklah lengkap karena tidak menjelaskan peristiwa di Saketi Pandeglang tersebut.

"Sangat disayangkan sekali tadi pernyataan dari Bapak Kapolda adanya pengurangan kata. Jadi awal mulanya itu tadi kita sudah ditodongkan pistol terlebih dahulu pada saat di Pandeglang," ujar Rizki di lokasi yang sama.

"Maka dari itu, ketika kita sudah ditodong pistol, maka saya ini dan keluarga meminta tolong kepada siapa kalau bukan kepada polisi? Karena kita mempercayakan keselamatan kita pada Polisi," sambung dia.

Dia juga menangis saat menceritakan kejadian saat  ayahnya tewas di Rest Area KM 45 Tol Merak - Tangerang pada Kamis (2/1/2025) dini harinlalu.

Rizki masih ingat saat dirinya harus membuka baju untuk menutupi tubuh ayahnya yang tersungkur dan mengeluarkan darah.

"Saya buka baju, untuk menutupi darah ayah saya. Bayangkan ya anak melihat kematian orang tua pada saat sakaratul maut. Itu sangat sulit dibayangkan," ungkapnya sambil tersedu-sedu.

Diketahui dalam kasus penembakan yang menewaskan Ilyas Abdurahman, tiga oknum anggota TNI AL yakni Sertu AA, Sertu RH, dan Klk BA ditetapkan sebagai tersangka oleh Pusat Polisi Militer TNI AL (Puspomal).

Terungkap, kedua tersangka berasal dari Satuan Kopaska Armada I dan satu tersangka lainnya merupakan awak KRI Bontang (907).

Danpuspomal Laskda TNI Samista menyatakan mereka bertiga saat ini telah ditahan di fasilitas penahanan Puspomal dan akan menjalani proses penahanan sementara untuk proses penyidikan selama 20 hari sejak Sabtu (4/1/2025).

Namun, Samista belum menjelaskan lebih jauh terkait pasal apa yang disangkakakan kepada ketiganya.

Hal itu disampaikanmya saat konferensi pers di Mako Koarmada RI Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025).

"Jadi anggota ini sudah ditahan di tempat kami. Dan sesuai dengan surat penahanan dari Ankum (atasan yang berhak menghukum) sudah kami terima, terhitung karena hari Sabtu yang lalu itu, anggota sebetulnya sudah kita amankan. Karena masih dalam proses lidik, kami selalu maraton lidik, masih belum kami tetapkan," ungkap dia.

"Sekarang karena sudah ada tanda-tanda dengan beberapa bukti maka yang bersangkutan sudah masuk proses penyidikan dan sudah kami tetapkan (tersangka). Bukti penahanan sementara dalam hal ini 20 hari pertama sudah ditandatangani oleh Ankum terhitung sejak Sabtu," lanjut Samista.

Samista menjelaskan berdasarkan hasil penyelidikan sementara tersangka pelaku penembakan masih punya hubungan keluarga dengan tersangka AA yang sebenarnya bertanggung jawab atas senjata api tersebut. 

Pelaku penembakan, ujar dia, adalah paman dari AA.

Akan tetapi, ia tidak menjelaskan secara gamblang siapa sosok oknum TNI AL yang melakukan penembakan tersebut.

Meski demikian, secara tersirat dia menjelaskan bukan AA yang melakukan penembakan mengingat posisi AA sebagaimana yang telah tampak dalam video beredar tengah berada dalam kepungan rombongan bos rental.

"Bahkan pelaku dengan yang dikeroyok (AA) tadi itu itu adalah saudara. Jadi pelaku ini adalah pamannya AA," ungkapnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, sambung dia, pihaknya juga belum menemukan indikasi ketiga oknum TNI AL tersebut sebagai penadah atau backing sindikat penggelapan mobil sebagaimana persepsi yang terbentuk di publik.

"Apakah ini sebagai backing dari hasil lidik sementara, itu masih belum ditemukan. Apabila nanti dalam perkembangannya ada unsur-unsur yang bisa membuktikan itu, nantikan dalam proses penyidikan, ya nanti berikan waktu pada kami lakukan itu," kata Samista.

Editor: Adi Suhendi

Tag:  #kasus #rental #tewas #ditembak #oknum #komnas #gali #keterangan #keluarga #ilyas #abdurahman

KOMENTAR