Menanti Perang 3 Pengacara Kondang, Bambang Widjojanto, Otto Hasibuan, dan Todung Mulya Lubis dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024
Ilustrasi Pilpres 2024. (Dok. JawaPos)
15:40
24 Maret 2024

Menanti Perang 3 Pengacara Kondang, Bambang Widjojanto, Otto Hasibuan, dan Todung Mulya Lubis dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

 

- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilu 2024. Hal itu berdasarkan rekapitulasi nasional Pemilu 2024, yang disahkan KPU RI pada Rabu (20/3) malam.

Namun, penetapan itu tak mudah begitu saja diterima kubu dari pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Kedua kubu pasangan calon itu telah mendaftarkan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini mereka lakukan, karena menilai adanya kecurangan yang sistematis dilakukan kubu pemenang.

Proses gugatan sengketa Pilpres 2024 itu telah dipersiapkan masing-masing pasangan calon, tak hanya dari pihak Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang mempersiapkan, tapi juga kubu Prabowo-Gibran sebagai pihak turut tergugat.

Di tim hukum ketiga kubu itu, terdapat sejumlah nama beken yang sudah malang melintang di dunia hukum. Misalnya, dari kubu 01 terdapat mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto. Pria yang akrab disapa BW itu pada Pemilu 2019 lalau, merupakan bagian dari ketua tim hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, kini BW lebih memilih mendukung Anies-Muhaimin pada Pemilu 2024.

Karier BW di dunia hukum cukup cemerlang, BW merupakan aktivis dan advokat ternama di Indonesia. Pria kelahiran Jakarta 1959 itu pernah memimpin Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), serta bagian dari pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama aktivis HAM, Munir Said Thalib.

Di awal kariernya, BW bergabung dengan YLBHI menggantikan pengacara kondang Adnan Buyung Nasution menjadi Dewan Pengurus pada periode 1995-2000. Bambang juga pernah menjadi panitia seleksi calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi (Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor 154/2009).

Salah seorang pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW) ini juga pernah mengajar di Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Pengalaman Khusus Pencegahan dan atau Pemberantasan Korupsi, Bambang sempat menjadi anggota Gerakan Anti Korupsi (Garansi), anggota Koalisi untuk Pembentukan UU MK.

Dia juga pernah menjadi anggota Tim Gugatan Judicial Review untuk kasus Release and Discharge, dan anggota Tim Pembentukan Regulasi Panitia Pengawas Pemilu (Panwas Pemilu). Ia pun pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KPK. Serta, Ketua Bidang Hukum dan Pencegahan Korupsi pada Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto menjawab pertanyaan wartawan melakukan aksi bersama di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023). (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)

 

 

Sementara, di kubu pasangan calon 02 terdapat 36 pengacara kondang yang akan melawan gugatan dari kubu 01 dan 03. Salah satu pengacara kondang yang turut menjadi tim hukum Prabowo-Gibran, yakni Otto Hasibuan.

Pengalaman Otto sebagai advokat tidak kalah jauh dengan BW yang berada di tim kubu 01. Otto saat ini merupakan Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Ia merupakan pengacara ternama di Indonesia, kliennya banyak dari kalangan artis hingga pejabat negara.

Selain aktif berorganisasi, dan tentunya sebagai pengacara dengan mendirikan firm hukum Otto Hasibuan & Associates, Otto juga menjadi dosen di sejumlah perguruan tinggi.

Atas dedikasinya dalam dunia hukum, pada Oktober 2014, Otto mendapatkan gelar Profesor kehormatan dari Universitas Jayabaya atas jasanya dalam menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia setelah pengabdiannya selama 32 sebagai advokat.

Sebagai advokat, banyak kasus yang ditanganinya dan membetot perhatian masyarakat dan media. Ia adalah salah satu anggota Tim Kuasa Hukum Jessica Kumala yang didakwa melakukan pembunuhan terhadap Mirna yang dikenal dengan kopi beracun sianida pada 2016.

Namanya kembali menjadi perhatian publik, saat ia menjadi salah satu kuasa kasus dugaan korupsi e-KTP Ketua DPR RI Setya Novanto pada 2017. Meski mendapatkan cibiran publik, Otto sebagai pengacara tetap melakukannya secara profesional atas pekerjaannya.

Otto Hasibuan rapatkan barisan dukung Prabowo di Surabaya. (Dimas Nur/JawaPos.com)  

Terakhir, kubu pasangan calon 03 dipimpin oleh Todung Mulya Lubis. Ia menjadi Ketua Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Todung akan memimpin untuk mengungkap dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang dinilai terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

Kiprah Todung Mulya Lubis di dunia hukum sudah malang melintang. Ia merupakan salah satu aktivis HAM. Bahkan, pada 2018 ia ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Duta Besar Indonesia untuk Norwegia hingga 2023.

Todung Mulya Lubis aktif mengajar dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris. Tahun 2014, ia mengajar sebagai Honorary Professor di University of Melbourne, Australia. Todung Mulya Lubis juga aktif mengajar di Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Jogjakarta dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

Karier profesionalnya bermula dari anggota dari Ikatan Pengacara Indonesia (IKADIN), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal / HKHPM) dan International Bar Association (IBA).

Ia juga merupakan penerima dan administrator berlisensi serta Konsultan Paten Terdaftar. Saat ini, ia adalah arbiter panel di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan Kamar Dagang Internasional (ICC) Paris.

Deputi Bidang Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Todung Mulya Lubis bersama Dir Eksekutif Direktorat Informasi dan Juru Bicara TPN Ganjar Mahfud Tomi Aryanto dalam konferensi pers di Gedung High End, Jakarta, Rabu (3/12/2024). (DOK: TPN: GANJAR - MAHFUD)

Ia juga terdaftar dalam The International Who's Who of Business Lawyers sebagai pengacara terkemuka dalam penyelesaian sengketa di Indonesia. Asia Pacific Legal 500 - edisi 2006/2007 juga memilih Todung Mulya Lubis sebagai tokoh terkemuka dalam praktik penyelesaian sengketa di Indonesia.

Dengan reputasi dan pengalaman yang mumpuni dari ketiga pendekar hukum itu, tentu akan menjadi sajian menarik perdebatan dalam persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) nanti. Siapa yang akan memenangkan pertarungan nanti? Kita tunggu jalannya persidangannya di Gedung MK beberapa waktu ke depan.

Editor: Kuswandi

Tag:  #menanti #perang #pengacara #kondang #bambang #widjojanto #otto #hasibuan #todung #mulya #lubis #dalam #sidang #sengketa #pilpres #2024

KOMENTAR