VIDEO Motif Fauzan Si Penjagal Mutilasi Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru: Sakit Hati Ucapan Korban
Tersangka Fauzan Fahmi (43) mengaku menghabisi nyawa korban SH (40) karena gelap mata tak terima ibu dan istrinya disebut sebagai pelacur oleh korban.
Fauzan juga mengaku tak sadar saat menggorok leher korban karena terlalu emosi.
Tersangka mutilasi kepala wanita di Muara Baru sangat menyesal atas perbuatannya memutilasi korban.
Hal itu diungkapkan menjelang konferensi pers kasus tersebut di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, hari ini, Senin (4/11/2024).
Fauzan mengatakan perbuatannya tidak dapat dibenarkan.
Ia lalu menuturkan tidak terima orang tuanya dihina dan dilecehkan oleh korban.
Meski begitu ia mengaku menyesali perbuatannya dan meminta maaf karena menghilangkan nyawa korban.
Sebelumnya, tersangka sakit hati dengan ucapan korban yang menyebut istri dan ibunya pelacur.
Itu disampaikan saat tersangka diinterograsi oleh penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
“Sakit hati, Pak. Korban merendahkan istri saya, ibu Saya."
"Korban ngucapin istri saya pelacur, orangtua saya pelacur,” ujar Fauzan, Sabtu (2/11/2024).
Fauzan mengungkap sempat mencekik korban terlebih dulu sebelum menebas kepala korban.
Buntutnya, tersangka memutilasi korban dengan memotong kepala.
“Saya juga enggak tahu, Pak. Saya juga waktu menggorok itu enggak melihat apa-apa saya itu, saking emosi saja kali,” katanya.
Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polai Rovan Richard Mahenu mengatakan, Fauzan menghabisi nyawa korban dengan mencekiknya dari belakang hingga tak sadarkan diri.
Usai dipastikan tewas, jasad korban dibungkus selimut, busa kasur, sampai karung menyerupai bungkusan ikan.
“Setelah korban tidak sadarkan diri, pelaku langsung meletakkan korban di gang samping rumah milik pelaku. Selanjutnya, pelaku mengambil pisau dan langsung menggorok leher korban sampai terpisah dari badannya,” ucap Rovan.
Pelaku Dikenal Angkuh
Sabtu (2/11/2024), pintu sebuah rumah permanen di Gang Masjid, RT 18 RW 17, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, tampak telah terpasang garis polisi.
Kamar ini diduga menjadi lokasi tersangka Fauzan Fahmi (43) menghabisi wanita teman dekatnya, Sinta Handiyana (40), dengan cara mencekik hingga mutilasi.
Tak ada yang berani melintasi garis kuning tersebut, kecuali pihak yang berwenang.
Suasana di depan kamar yang terletak di lantai dua bangunan rumah warisan dari mendiang Toha, ayah kandung Fauzan itu tampak sepi.
Untuk menuju ke kamar tempat tinggal Fauzan dan istrinya, Odah, Tribunnews harus melewati gang-gang sempit dan menaiki tangga kayu tanpa pegangan di sisinya.
Pantauan Tribunnews dari tangga kayu tersebut, terlihat di depan pintu kamar bercat kuning itu sebuah kompor dua tungku, sebuah tabung gas Elpiji 3 kilogram, serta beberapa ember dan kardus.
Leha, adik ipar Fauzan yang tinggal sekitar lokasi mengatakan, tempat tersebut memang sering digunakan keluarga tersangka Fauzan Fahmi untuk memasak.
Pihak keluarga dari tersangka Fauzan Fahmi tinggal bersama di rumah warisan orang tua mereka.
Namun, mereka enggan diwawancara berkaitan dengan kasus yang melibatkan Fauzan Fahmi.
Ketua RT 18 RW 17, Khusnul mengatakan, Odah, istri dari Fauzan disebut sehari-hari berwirausaha dengan membuka warung kopi di Taman Jokowi, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun, sejak Selasa (29/10/2024) atau sebelum Fauzan diamankan pihak kepolisian, istri dari Fauzan sudah tidak diketahui keberadaannya, hingga saat ini.
Menurut Khusnul, tersangka Fauzan memang orang yang angkuh dan kurang bersosialisasi dengan warga di sekitar rumahnya. Katanya, para warga lebih mengenal Fauzan dengan nama panggilan 'Omeh'.
"Sama warga (Fauzan) memang orangnya angkuh. Sama saya, RT, enggak pernah (menyapa) kalau lewat itu ada negor. Yang lain (warga) sopan-sopan. Saya (menjabat) RT dari tahun 1987," ungkap Khusnul kepada Tribunnews.
Adapun dalam beberapa momen, seperti meminta surat pengantar Ketua RT untuk mengurus sesuatu ke kelurahan dan mengambil jatah bantuan sosial (bansos) selalu dilakukan oleh istri dari Fauzan.
Khusnul kemudian menceritakan, ia tidak hadir pada detik-detik penggerebekan Fauzan, Selasa lalu sekira pukul 11.00 WIB.
Saat itu, katanya, ia tahu bahwa di depan rumah Fauzan banyak warga yang ingin menyaksikan penangkapan tersangka.
Di sisi lain, katanya, di rumah Khusnul juga tengah ada keramaian karena ada salah satu warga di lingkungannya yang kedapatan mencuri ponsel milik warga yang lain, sehingga perlu diselesaikan permasalahannya.
Namun demikian, setelahnya, Khusnul tetap berkoordinasi langsung dengan pihak kepolisian terkait penangkapan Fauzan akibat kasus dugaan pembunuhan dan mutilasi.
Sebagai pimpinan wilayah setempat, ia mengaku kecewa mengetahui ada warganya yang tega melakukan pembunuhan secara keji seperti itu.
Korban Pernah Tinggal Dekat Rumah Pelaku
Korban Sinta Handiyani diketahui telah mempunyai empat anak dan mereka tinggal di rumah kontrakan di Kampung Babakan, Kabupaten Tangerang, Banten.
Namun, fakta baru terungkap, rupanya Sinta juga pernah tinggal di Muara Baru, tidak jauh dari rumah tersangka Fauzan Fahmi.
Mani (52), tetangga Fauzan mengungkapkan, Sinta bukan orang baru di wilayah Muara Baru. Beberapa warga termasuk Mani juga mengenal sosok Sinta.
"Sinta orang sini juga. Kita kenal. Tinggal di pabrik kaleng di situ," ucap Mani.
Mani juga mengungkapkan, para warga kerap mendengar cekcok antara Fauzan dan istrinya, Odah.
Namun, mereka tak mengetahui lebih lanjut pemicu permasalahan antara tersangka dan istrinya tersebut.
Selanjutnya, Susilo (64), pedagang mie ayam di Pasar Muara Baru yang juga pernah bertetangga dengan Sinta mengatakan, dulu sinta tinggal di Muara Baru bersama suami dan mertuanya.
"Mertua Sinta orang Padang, dapat istri orang Cirebon. Mertuanya sakit dan kemudian menjual rumah di Muara Baru tersebut dan pindah ke Cirebon," ungkap Susilo.
Lanjutnya, suami Sinta bekerja di pabrik paku di daerah Muara Baru. Selanjutnya, Sinta dan suami sempat tinggal di Bekasi karena pabrik paku tersebut pindah ke Bekasi.
Setelah pabrik paku bangkrut, Sinta dan suaminya kembali ke kawasan Muara Baru dan mengontrak rumah. Katanya, Suami sinta kemudian bekerja di pelabuhan.
Suami Sinta kemudian meninggal dunia pada tahun 2020 dan setelah itu, Susilo tidak tahu lebih lanjut keberadaan Sinta.
"Waktu tinggal di Muara Baru sama suaminya, anak Sinta 3. Setelah suaminya wafat, Sinta nikah lagi dan dapat satu anak. Tapi, Sinta kemudian pisah dengan suami keduanya," tutur Susilo.
Di lingkungan, menurut Susilo, Sinta orang yang mudah bergaul dan suka bercanda.
Adik Fauzan Lebih Dulu Masuk Penjara
Fauzan merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Ayahnya, Toha, dan ibundanya disebut telah wafat kurang lebih sejak 30 tahun yang lalu.
Ketua RT setempat, Khusnul, menjelaskan kakak Fauzan bernama Qodir. Kemudian, Fauzan anak kedua. Selanjutnya, adik Fauzan bernama Ndim dan satu orang perempuan yang tidak diketahui namanya.
Khusnul menyebut adik kandung Fauzan yang bernama Ndim, saat ini masih menjalani hukuman penjara imbas terlibat kasus penggelapan ikan.
"Jadi dia (Ndim) security pabrik ikan. Ada orang dalam pabrik ngambil ikan. Seharusnya dia sebagai security ada orang bawa barang yang dilarang, ya harusnya ditangkap. Tapi dia ikut main, mengamankan, dan dapat bagian," ungkap Khusnul.
Sebelum dihukum akibat kasus yang melibatkannya, Ndim, sebelumnya tinggal di rumah yang sama dengan Fauzan Fahmi.
Namun, saat kasus tersebut tengah mencapai puncaknya. Khusnul mengatakan, Ndim digerebek di kediamannya.
Khusnul tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai berapa lama hukuman yang harus dijalani adik dari Fauzan tersebut. (*)
Tag: #video #motif #fauzan #penjagal #mutilasi #wanita #tanpa #kepala #muara #baru #sakit #hati #ucapan #korban