Mengenal Kisah Asnawir, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara yang Dapat Julukan Duta PMM
Asnawir, Kepala Sekolah sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara. (Dok: Kemendikbud)
08:44
6 Maret 2024

Mengenal Kisah Asnawir, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara yang Dapat Julukan Duta PMM

Pandemi Covid yang terjadi di tahun 2019 membuat adanya penurunan jumlah siswa yang mendaftar di sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara.

Kondisi tersebut membuat Asnawir, Kepala Sekolah sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kalimantan Utara berpikir keras dan mencoba mencari cara untuk meningkatkan kembali minat anak-anak untuk mendaftar ke sekolahnya hingga akhirnya dia menemukan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

PMM sendiri diluncurkan pemerintah pada awal 2022 lalu dan diharapkan menjadi pendukung dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Walaupun pada awalnya sempat kebingungan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, Asnawir tetap berani menerapkan beberapa materi-materi di PPM untuk dilakukan di sekolahnya.

“Ternyata di Platform Merdeka Mengajar ada fasilitas seperti video pembelajaran, pelatihan mandiri. Lalu adanya hal seperti fungsi perangkat, asesmen, video bukti karya dan seterusnya. Dari semua itu akhirnya kami mendapatkan banyak inspirasi untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” ujarnya.

“Saat itu teman-teman di sekolah lain belum menggunakan PMM. Kami percaya orang akan tetap memilih sekolah swasta kalau itu berkualitas. Nah, dengan adanya PMM ini, kami mencoba untuk belajar bersama. Luar biasa, dari perkembangan PMM jumlah siswa kami sudah surplus, bahkan sudah indent. Jadi kami merasa bahwa terbantu dengan PMM ini,” lanjutnya.

Asnawir sangat menyadari pastinya tidak mudah dan membutuhkan kesabaran untuk mengimplementasi Kurikulum Merdeka, ditambah melihat kondisi lapangan yang sangat berbeda pada setiap daerahnya di Indonesia. 

Atas semangat dan kerja keras Asnawir, kini SMP Muhammadiyah 2 mendapatkan status “Mandiri Berbagi” dari Kemendikbudristek RI. Asnawir pun berinisiatif ingin mengajak sekolah lain di Kalimantan Utara agar mendapatkan dampak baik dan manfaat dari aplikasi tersebut.

Terhitung semenjak Oktober 2022 hingga Oktober 2023, Asnawir sudah mengunjungi kurang lebih 490 sekolah dan jumlah sekolah tersebut akan terus bertambah karena banyak sekolah lain yang menginginkan kedatangannya dan memberikan bimbingan kepada guru – guru guna memaksimalkan PMM.

 “Pak, kami nggak tahu loh, Pak, apa manfaatnya PMM kalau bapak nggak masuk begini. Awalnya kami belum tahu manfaat PMM, tapi ternyata di PMM itu lengkap banget ya untuk Implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Asnawir menirukan kembali komentar seorang guru dari sebuah sekolah yang ia kunjungi.

Asnawir juga menekankan kepada para guru mengenai pentingnya Komunitas Belajar di mana Kemendikbudristek sangat mendorong adanya komunitas bagi para guru guna saling berbagi dan berkembang bersama dalam melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka.

“Kami buat mereka berkelompok dan kami ajari pola berkolaborasi di mana mereka kami suruh mendengarkan video-video itu sampai tuntas. Kalau sudah ditonton sampai selesai, mereka pun dapat berbagi pemahaman,” ungkap Asnawir.

Menurutnya, karakteristik dan kondisi sekolah sangat berbeda, tetapi dengan adanya video PMM ini tentunya membuat mereka menyadari ada konten penting yang dapat mereka pahami. “Lalu, mereka pun dapat mencoba mengkontekstualisasikan ke dalam kondisi lingkup sekolah mereka masing-masing dan mereka ternyata bisa begitu,” lanjutnya.

Setelah mengunjungi ratusan sekolah, bahkan hingga dijuluki sebagai “Duta PMM”, Asnawir meyakini bahwa dampak baik PMM hanya bisa dirasakan kalau kita punya keinginan untuk mendapatkan dan mempraktikkan ilmu baru. Bukan sekadar mencari centang hijau. “Lakukan dengan sabar,” tutupnya.

Perlu diketahui, Aplikasi PMM sendiri sudah di unduh oleh lebih dari 3,5 juta guru dan sudah banyak sekali guru di penjuru Indonesia yang mengakui dengan ada PMM dapat membantu dalam memperbaiki kualitas dalam pembelajaran. Tapi tidak memungkinkan juga bahwa ada beberapa pihak yang merasa aplikasi ini menimbulkan tantangan yang berbeda bagi para guru.

Editor: Fabiola Febrinastri

Tag:  #mengenal #kisah #asnawir #kepala #sekolah #muhammadiyah #kalimantan #utara #yang #dapat #julukan #duta

KOMENTAR