Hadirkan Kabinet yang Siap Hadapi Krisis dan Situasi Darurat, Retreat Pejabat di Akmil Dinilai Bukan Formalitas Belaka

Pemerhati isu-isu militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi yakin kegiatan yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan jajaran Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah bukan formalitas belaka. 

Menurut Fahmi, kegiatan itu tidak bukan seremonial. Dia menyatakan bahwa retreat bisa menjadi wadah untuk memperdalam karakter dan meningkatkan kemampuan para pejabat dalam menghadapi tantangan. ”Bagi saya, hal ini mencerminkan pendekatan proaktif Prabowo dalam mempersiapkan para pembantunya untuk siap menghadapi berbagai situasi krisis dan keadaan darurat,” kata dia Sabtu (26/10).

Dengan retreat, seluruh jajaran Kabinet Merah Putih akan mendapat pengalaman langsung. Bukan sekedar teori yang diperoleh dari dalam ruangan. Fahmi percaya, Prabowo tidak melakukan militerisasi dalam pemerintahan sipil. Sebaliknya, dia melihat bahwa Prabowo tidak berniat membawa doktrin militerisme ke dalam birokrasi. 

”Melainkan mengadopsi aspek-aspek positif dari kepemimpinan militer yang dapat diterapkan dalam konteks sipil. Disiplin, ketangguhan, kerja sama tim, serta kemampuan dan keberanian mengambil keputusan di bawah tekanan, dalam keadaan darurat, atau bahkan ketika ada keterbatasan informasi dan komunikasi,” beber dia.

Fahmi menilai semua itu relevan dengan kebutuhan pemerintahan masa kini. Sebab, mereka dituntut responsif dan adaptif. ”Dalam pandangan saya, retreat ini justru mempertegas komitmen untuk memperkuat pemerintahan sipil dengan bekal wawasan dan keterampilan yang lebih luas. Pengalaman di lingkungan militer,” imbuhnya. 

Tag:  #hadirkan #kabinet #yang #siap #hadapi #krisis #situasi #darurat #retreat #pejabat #akmil #dinilai #bukan #formalitas #belaka