Internet Darurat Dompet Dhuafa Selamatkan Masa Depan Guru Honorer Korban Banjir Aceh
- Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menjalankan misi kemanusiaan untuk warga terdampak banjir di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, agar dapat mengakses layanan internet darurat untuk menyelesaikan proses administrasi krusial.
Kisah tersebut berawal saat tim DMC Dompet Dhuafa tengah mendistribusikan 1.000 porsi makanan bagi warga terdampak banjir dan longsor di wilayah Rantau, Senin (15/12/2025) malam.
Di tengah perjalanan yang masih berlumpur dan minim penerangan, tim bertemu dengan Timah Ros (38), warga Dusun Pajak Pagi, Kelurahan Rantau Pauh, yang tampak panik dan meminta pertolongan.
Ros merupakan guru honorer Biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Rantau yang telah mengabdi selama 10 tahun. Ia tengah berupaya menyelesaikan pendaftaran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu yang hari itu memasuki tenggat akhir.
Namun, banjir yang melanda tiga pekan lalu menyebabkan rumah Ros terendam hingga hampir menyentuh plafon. Laptop yang biasa ia gunakan pun rusak terendam air, sementara listrik padam total sehingga jaringan komunikasi di lokasi pengungsian tidak berfungsi.
Ros baru menyadari tenggat pendaftaran saat ponselnya sempat menyala beberapa jam sebelum batas waktu berakhir. Ia kemudian berupaya mencari akses internet dengan mengendarai sepeda motor bersama anaknya, meski tidak mengetahui lokasi sinyal terdekat.
Melihat kondisi Ros, salah satu personel DMC Dompet Dhuafa, Afriza Adha, memutuskan mendampinginya menuju Pos Dompet Dhuafa di Kota Langsa yang dilengkapi fasilitas WiFi darurat.
"Saat itu, saya melihat Ibu Ros benar-benar di titik antara cemas dan berharap. Kami tahu distribusi makanan itu penting, tetapi menyelamatkan masa depan seorang guru yang sudah mengabdi 10 tahun juga merupakan misi kemanusiaan," ujar Afriza dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (22/12/2025).
Ia merasa berkewajiban menemani Ros karena kondisi jalan yang gelap dan rawan, sehingga perempuan berusia 38 tahun itu tidak harus menempuh perjalanan sendirian dalam keadaan panik.
Setibanya di Pos Dompet Dhuafa, Ros menggunakan fasilitas internet gratis yang tersedia. Dengan pendampingan tim, proses pendaftaran PPPK Paruh Waktu berhasil diselesaikan sekitar pukul 22.30 WIB.
Keberhasilan tersebut sontak mengubah suasana Pos Dompet Dhuafa menjadi haru. Wajah tegang Ros berganti tangis bahagia dan lega disambut pelukan hangat dari tim perempuan Dompet Dhuafa.
Pasalnya, di tengah duka kehilangan harta benda akibat banjir, malam itu Ros berhasil menyelamatkan masa depannya sebagai guru.
Kisah Ros membuktikan bahwa layanan WiFi gratis yang disediakan Dompet Dhuafa memberikan dampak nyata.
Layanan internet tersebut tidak hanya berguna untuk berbagi kabar dengan keluarga, tetapi menjadi penyambung hidup bagi mereka yang pekerjaannya bergantung pada konektivitas digital.
Bagi Ros, pertemuan dengan tim Dompet Dhuafa malam itu bukan sekadar kebetulan, melainkan jawaban atas doa seorang guru yang tidak menyerah pada keadaan.
"Terima kasih, Pak. Kalau tidak bertemu tim Dompet Dhuafa di jalan tadi, saya tidak tahu lagi harus bagaimana," ungkap Ros.
Dompet Dhuafa tidak bekerja sendirian dalam menghadirkan bantuan kemanusiaan di Sumatera, masyarakat juga dapat berpartisipasi dan mengambil peran dalam memperkuat respons kemanusiaan bagi penyintas banjir.
Donasi publik akan dimanfaatkan untuk penyediaan bantuan pangan, obat-obatan, layanan kesehatan, serta pemulihan jangka panjang. Bagi masyarakat yang berkehendak, donasi dapat disalurkan melalui Solidaritas Bantu Sumatera Bangkit.
Tag: #internet #darurat #dompet #dhuafa #selamatkan #masa #depan #guru #honorer #korban #banjir #aceh