Erin Bisa Makan Lezat Tiap Hari dan Rajin Menabung, Kisah Makan Bergizi Gratis di MAN Sidoarjo
Program Makan Bergizi Gratis di MAN Sidoarjo menghadirkan kisah sederhana yang berdampak nyata bagi kehidupan siswa. Erin, siswi kelas XI 1, kini bisa makan lezat tiap hari sekaligus lebih rajin menabung sejak program tersebut berjalan di sekolahnya.
Sejak Makan Bergizi Gratis hadir, rutinitas harian Erin berubah signifikan. Ia mengaku sering tidak sempat sarapan sebelum berangkat sekolah.
“Kalau misal sarapan, kan belum sempat sarapan, jadi di mana ini ada waktu buat kita makan siang,” ujar Erin kepada JawaPos.com, Kamis (11/12/2025). Ia menilai waktu makan siang yang diberikan sekolah sangat membantu aktivitas siswa.
Menurut Erin, sekolah menyediakan waktu makan yang cukup efektif. Waktu makan siang selama satu jam membuat siswa bisa makan dengan tenang tanpa tergesa.
“Itu cukup membantu siswa-siswinya, karena dari kita jadi bisa sempat makan, dikasih waktu efektif satu jam,” katanya. Kondisi tersebut membuat siswa lebih siap mengikuti pelajaran selanjutnya.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri telah memasuki tahun pertama pelaksanaan. Sepanjang satu tahun berjalan, hampir 50 juta penerima manfaat dari berbagai kelompok usia telah merasakan dampaknya.
Dampak itu juga terasa di MAN Sidoarjo, Buduran, Jawa Timur. Para guru menilai siswa terlihat lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar sejak program tersebut berjalan.
Pada Kamis, 11 Desember 2025, suasana halaman MAN Sidoarjo tampak lebih ramai dari biasanya. Sejak pukul 10.00 WIB, ratusan siswa berseragam olahraga dan batik mengantre rapi menunggu pembagian ompreng makan.
Makanan bergizi itu disalurkan menggunakan mobil box dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Proses distribusi berlangsung tertib dan menjadi rutinitas baru di lingkungan sekolah.
Erin, siswa kelas XI 1 MAN Sidoarjo cerita manfaat Makan Bergizi Gratis di sekolahnya. (Moch. Rizky Pratama Putra/JawaPos.com)
Bagi Erin, porsi makanan yang diberikan juga sesuai kebutuhan siswa. Ia menilai kandungan gizi dan jumlahnya cukup untuk menunjang aktivitas belajar.
“Karena ini kayak zat gizinya anak-anak ya, jadi untuk porsinya itu juga cukup dari kitanya,” ucap Erin. Ia menyebut porsi makanan sudah sesuai untuk siswa seusianya.
Program ini juga melibatkan siswa dalam proses pembagian makanan di kelas. Setiap kelas memiliki sistem piket harian untuk mengambil dan mengembalikan ompreng.
“Pernah ditugaskan membagikan MBG di kelas,” kata Erin. Ia menjelaskan sistem piket sudah diatur secara bergiliran.
Dalam satu hari, empat hingga lima siswa mendapat giliran piket. Tugas mereka mencakup pengambilan dan pengembalian ompreng makanan.
“Nah, piketnya itu per harinya bisa empat sampai lima anak,” ujarnya. Sistem giliran diterapkan agar semua siswa mendapat tanggung jawab yang sama.
Soal menu, Erin menilai Makan Bergizi Gratis di MAN Sidoarjo tergolong istimewa. Ia bahkan menyebut menu yang disajikan terasa premium.
“Menurut saya kita dapat MBG itu termasuk menu yang premium-premium,” kata Erin. Ia menyebut cita rasa makanan jauh dari kesan sederhana.
Beberapa menu yang paling diingat Erin antara lain beef teriyaki dan ayam koloke. Menu tersebut disambut antusias oleh siswa.
“Ada waktu itu kalau tidak salah menunya beef teriyaki, terus ada ayam koloke,” ucapnya. Menu tersebut membuat nafsu makan siswa meningkat.
Menurut Erin, hampir semua siswa menghabiskan makanan mereka. Ia melihat jarang ada makanan yang tersisa.
“Anak-anak jadi nafsu tingkat makannya tinggi banget, jadi banyak yang makannya habis semua,” katanya. Kondisi ini jarang ia lihat sebelumnya.
Erin juga memiliki menu favorit yang masih ia ingat hingga kini. Menu tersebut menjadi salah satu yang paling berkesan baginya.
“Menu favorit saya itu waktu itu nasi kuning sama ayam bumbu kari, kayak ayam lodoh,” ujar Erin. Ia menyebut rasa bumbunya sangat meresap.
Siswa MAN Sidoarjo antusias menyambut ompreng MBG. (Moch. Rizky Pratama Putra/JawaPos.com)
Menurutnya, menu tersebut terasa istimewa meski disajikan dalam porsi sekolah. Cita rasa makanan membuat waktu makan siang terasa menyenangkan.
Jika ada siswa yang tidak masuk sekolah, makanan dibagikan kepada siswa lain. Cara ini dilakukan agar tidak ada makanan yang terbuang.
“Itu bisa dimakan bareng-bareng, dibagi-bagi biar tidak bersisa,” kata Erin. Kebiasaan tersebut memperkuat rasa kebersamaan antar siswa.
Dari sisi ekonomi, Erin merasakan manfaat langsung dari program ini. Uang saku hariannya kini lebih jarang terpakai untuk jajan.
“Uangnya jadi lebih hemat,” ujar Erin singkat. Ia mengaku mulai terbiasa menyisihkan uang saku untuk ditabung.
Banyak teman Erin merasakan hal serupa. Program ini membantu siswa mengatur keuangan tanpa mengurangi asupan makan siang.
Makan Bergizi Gratis di MAN Sidoarjo baru berjalan sekitar satu bulan. Meski singkat, manfaatnya sudah dirasakan luas oleh siswa.
“Iya, jalan sebulan,” kata Erin. Dalam waktu singkat itu, perubahan sudah terlihat jelas.
Erin berharap program ini bisa terus berlanjut. Ia menilai manfaatnya terlalu besar jika harus dihentikan.
“Pengen diperpanjang karena sangat membantu,” ujarnya. Ia berharap program bisa dinikmati hingga duduk di kelas XII.
Ke depan, Erin juga berharap variasi menu bisa terus ditingkatkan. Konsistensi rasa menjadi harapan siswa.
“Mungkin bisa ditingkatkan lagi untuk menunya, atau konsisten biar enak terus,” kata Erin. Menurutnya, menu yang enak membuat siswa selalu menantikan waktu makan.
Di mata Erin dan teman-temannya, Makan Bergizi Gratis bukan sekadar makan siang gratis. Program ini memberi rasa diperhatikan sekaligus mendukung keseharian siswa di sekolah.
Kisah Erin mencerminkan dampak nyata program tersebut di tingkat sekolah. Makan lezat, gizi terpenuhi, dan kebiasaan menabung tumbuh bersamaan di MAN Sidoarjo.
Tag: #erin #bisa #makan #lezat #tiap #hari #rajin #menabung #kisah #makan #bergizi #gratis #sidoarjo