Ini 10 Jilid Baru Buku Sejarah Indonesia, dari Peradaban Nusantara hingga Reformasi
Penampakan buku penulisan ulang sejarah dan yang diluncurkan di Gedung Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/12/2025).(KOMPAS.com/MELVINA TIONARDUS)
07:38
15 Desember 2025

Ini 10 Jilid Baru Buku Sejarah Indonesia, dari Peradaban Nusantara hingga Reformasi

- Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi meluncurkan buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" yang berisi 10 jilid pada Minggu (14/12/2025).

Buku tersebut disusun oleh 123 sejarawan yang berasal dari 34 perguruan tinggi yang meringkas perjalanan Indonesia dari masa prasejarah hingga Reformasi.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon berharap buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" dapat menjadi rujukan penting dalam memahami perjalanan panjang Indonesia.

"Kalau sejarah kita ditulis secara lengkap mungkin harusnya 100 jilid kalau mau ditulis secara lengkap. Jadi ini adalah highlight dari perjalanan," ungkap Fadli dalam peluncuran buku, di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu.

Buku tersebut berisi 10 jilid yang merangkum perjalanan Indonesia dari fondasi awal Nusantara hingga Reformasi. Berikut 10 jilid buku tersebut:

Akar Peradaban Nusantara

Jilid satu ini membahas fondasi awal peradaban di Nusantara, termasuk dinamika prasejarah hingga perkembangan awal masyarakat.

Dalam jilid ini juga disinggung peristiwa kembalinya fosil Java Man (Homo erectus) ke Indonesia sebagai bagian dari kedaulatan budaya dan peradaban.

Nusantara dalam Jaringan Global

Jilid kedua dan ketiga mengulas keterhubungan Nusantara dengan dunia internasional, terutama melalui interaksi dengan India, Tiongkok, dan Persia.

Hubungan tersebut membentuk jejaring perdagangan sekaligus mendorong terjadinya pertukaran budaya yang berpengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat Nusantara.

Interaksi Awal dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi

Pada jilid keempat, dibahas masuknya bangsa-bangsa Barat ke Nusantara. Buku ini merekam dinamika persaingan, perebutan pengaruh, serta berbagai bentuk kerja sama yang muncul dalam fase awal kontak dengan kekuatan Eropa.

Masyarakat Indonesia dan Terbentuknya Negara Kolonial

Jilid kelima menggambarkan perubahan mendasar dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Indonesia seiring berlangsungnya proses kolonialisasi dan pembentukan pemerintahan kolonial.

Pergerakan Kebangsaan

Dalam jilid keenam, buku sejarah ini mengulas lahirnya kesadaran nasional di kalangan masyarakat Indonesia serta tumbuhnya berbagai organisasi dan gerakan yang mengarah pada perjuangan kemerdekaan.

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (1945–1950)

Jilid ketujuh mengkaji dinamika perjuangan bangsa Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan, termasuk upaya mempertahankan kedaulatan hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Konsolidasi Negara Bangsa: Konflik, Integrasi, dan Kepemimpinan Internasional (1950–1965)

Pada jilid kedelapan, dibahas proses konsolidasi negara pasca kemerdekaan, berbagai konflik internal yang terjadi, serta peran Indonesia dalam percaturan internasional pada periode awal sebagai negara berdaulat.

Pembangunan dan Stabilitas Nasional Era Orde Baru (1967–1998)

Jilid kesembilan mengulas arah kebijakan pembangunan nasional, upaya menjaga stabilitas politik, serta dinamika sosial yang berkembang selama masa pemerintahan Orde Baru.

Reformasi dan Konsolidasi Demokrasi (1998–2024)

Jilid terakhir merekam perjalanan Indonesia sejak era Reformasi, termasuk berbagai tantangan dan capaian dalam proses konsolidasi serta penguatan demokrasi hingga periode kontemporer.

Penulisan Sejarah Tematik

Ke depan, Fadli menyampaikan bahwa pemerintah berencana melanjutkan penulisan sejumlah sejarah tematik.

Tema yang akan digarap antara lain sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada periode 1945–1950, serta sejarah kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Pajajaran.

Ia menilai, peran aktif sejarawan dalam menulis sejarah menjadi kunci agar bangsa Indonesia tidak kehilangan pemahaman menyeluruh tentang perjalanan peradabannya.

“Kalau sejarawan tidak menulis sejarah, lantas bagaimana kita merawat memori kolektif bangsa kita?" ujar Fadli.

Dalam kesempatan yang sama, Fadli juga menyinggung dihidupkannya kembali Direktorat Sejarah yang sebelumnya sempat ditiadakan. Menurutnya, langkah tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah dalam memfasilitasi penulisan sejarah nasional secara sistematis.

“Dan Direktorat Sejarah ini, sebenarnya sudah almarhum tadi (sebelumnya). Direktorat Sejarah ini sudah tidak ada lagi. Pas kebetulan setahun yang lalu, ketika Presiden Bapak Prabowo Subianto mendirikan Kementerian Kebudayaan, salah satu yang kita minta adalah adanya Direktorat Sejarah. Hidup kembali Direktorat Sejarah kita!" ungkap Fadli.

Tag:  #jilid #baru #buku #sejarah #indonesia #dari #peradaban #nusantara #hingga #reformasi

KOMENTAR