Tak Sekadar Pindah, Transmigrasi Kini Dibangun untuk Berkarya dan Sejahtera
- Pemerintah terus memperkuat transformasi program transmigrasi sebagai strategi pembangunan wilayah dan penciptaan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Hal tersebut mengemuka dalam Dialog Khusus Spesial “Transformasi Pola Baru Transmigrasi 2025 | Pindah, Berkarya, Sejahtera” yang diselenggarakan JTV bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementerian Transmigrasi (Kementrans) pada Jumat (28/11/2025).
Dialog tersebut membahas perubahan paradigma dan kebijakan baru program transmigrasi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Saat ini. transmigrasi berdiri sebagai kementerian tersendiri, terpisah dari Kementerian Desa.
Langkah tersebut menandai transformasi transmigrasi dari sekadar perpindahan penduduk menjadi instrumen pembangunan kawasan ekonomi berbasis industrialisasi dan hilirisasi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Rajumber Prihatin, menegaskan bahwa pembentukan Kementrans merupakan jawaban atas keraguan publik terhadap relevansi program transmigrasi di era saat ini.
“Saat zaman Soeharto, transmigrasi programnya puluhan ribu kepala keluarga, tetapi sekarang kok semakin ke sini semakin meredup," ujar Rajumber.
"Pada zaman pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, transmigrasi berdiri sendiri menjadi kementerian sendiri. Ini secara tidak langsung menjawab pertanyaan bahwa kementerian ini akan lebih besar kontribusinya,” tambah Rajumber dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (14/12/2025).
Rajumber menjelaskan bahwa arah baru transmigrasi difokuskan pada penciptaan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan transmigrasi.
“Transformasi transmigrasi yang semula hanya perpindahan penduduk menjadi bagaimana kawasan transmigrasi ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis industrialisasi dan hilirisasi dengan mendorong investasi dan peluang kesempatan kerja,” ujarnya.
Dalam transformasi tersebut, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada penyelesaian persoalan lahan melalui program unggulan 5T. Salah satunya Trans Tuntas dengan target tidak ada lagi pertumbuhan masalah pertanahan.
“Menteri Transmigrasi ingin permasalahan pertanahan zero growth. Itulah (menapa) muncul program unggulan 5T. Salah satunya adalah Trans Tuntas. Pemerintah harus menjamin kepastian hukum, termasuk sertifikat HPL dan sertifikat hak milik,” kata Rajumber.
Untuk mendukung kepastian hukum, Kementerian Transmigrasi juga mendorong modernisasi tata kelola data pertanahan.
“Kami akan menyediakan data pertanahan secara digitalisasi. Selama ini data pertanahan masih manual dan banyak data yang hilang,” ujarnya.
Perubahan kebijakan signifikan lainnya adalah penerapan kepemilikan lahan usaha secara komunal atau korporatisasi pertanian. Ini guna mencegah praktik jual beli lahan dan memastikan skala ekonomi yang produktif.
Lahan usaha satu dan dua akan diberikan dalam bentuk sertifikat hak milik kolektif komunal. Nanti hasilnya menjadi semacam bagi hasil antara perusahaan dan bapak sebagai pemegang sahamnya.
“Sertifikat hak milik individu hanya diberikan di lahan pekarangan,” tuturnya.
Ke depan, transmigran juga ditargetkan berasal dari generasi muda yang siap membangun kawasan transmigrasi secara berkelanjutan.
“Nanti usia transmigran itu maksimal 35 tahun. Jadi benar-benar sumber daya manusia (SDM) unggul atau anak-anak milenial yang memang siap menjadi patriot,” kata Rajumber.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans Jawa Timur, Purwanti Utami, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mendukung penuh program transmigrasi dengan mengedepankan kualitas dan kesiapan calon transmigran.
Pada tahun ini, 16 KK ini akan ditempatkan di tiga provinsi, yakni di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan; Polewali Mandar, Sulawesi Barat; dan Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Ia juga menekankan pentingnya komitmen dan kesiapan mental bagi para calon transmigran.
“Teguhkan niat karena transmigrasi bukan untuk coba-coba. Niatkan betul, ‘Saya akan kembali ke Jawa Timur kalau saya sudah sukses’,” kata Purwanti.
Luluk Qurotu Aini, transmigran sukses asal Malang yang kini menetap di Konawe, Sulawesi Tenggara, membagikan pengalamannya sekaligus membantah stigma negatif tentang transmigrasi.
“Jangan beranggapan trans adalah dibuang, tetapi tujuannya untuk meningkatkan taraf kehidupan. Saya yang hidup di kota itu mengontrak bisa mendapatkan lahan pertanian saat mengikuti transmigran,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa fasilitas dasar bagi transmigran saat ini semakin baik.
“Sekarang sudah enak. Begitu datang, kita dikasih kasur, peralatan masak sudah lengkap, serta beras jatah hidup juga jaminannya sudah ada selama 1 tahun,” kata Luluk.
Kepala Bidang Penyiapan Permukiman dan Penempatan Dinas Transmigrasi Kabupaten Konawe, Salim, yang mewakili kepala dinas mengatakan bahwa pemerintah daerah tujuan mendukung penuh program transmigran.
“Warga di sekitar kawasan trans sangat mendukung. Terbukti, saat ini, mereka bisa berasimilasi dengan warga trans. Tidak ada lagi sekat-sekat antara warga dari luar dengan dalam,” tutur Salim.
Melalui transformasi kebijakan sesuai arahan presiden, program transmigrasi 2025 diarahkan untuk membangun kawasan ekonomi industri dengan dukungan hunian yang lebih layak, sumber daya manusia unggul, serta sistem kepemilikan lahan usaha yang produktif dan berkeadilan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu mitra strategis dalam menyiapkan transmigran terpilih yang telah dibekali keterampilan guna memastikan keberhasilan transmigrasi sebagai fondasi kesejahteraan masa depan.
Tag: #sekadar #pindah #transmigrasi #kini #dibangun #untuk #berkarya #sejahtera